ROSE 57

3.1K 284 17
                                    

Rose POV

Jam di dinding kamarku sudah menunjukkan pukul 10 malam, waktu istirahat. Itu yang aku pikirkan  sekarang. Tidur dan bermimpi indah.

Namun berita yang mengabarkan rujuknya Edward dan Monica mengganggu pikiranku.
Entahlah, tapi rasanya ada sebagian dari hati ku merasa sedikit kecewa.

Lupakan saja Rose, Edward tidak akan memandangmu lebih dari apapun.
Kau jangan terlalu berharap padanya, apalagi mengharapkan yang lebih.

Dia hanya mengatakan bahwa kau miliknya, tapi tidak pernah mengatakan bahwa ia mencintaimu.
Lagi pula itu baik untukmu. Setelah mereka kembali bersama, Edward akan melepaskanmu. Sisanya tinggal kau pikirkan bagaimana cara membayar hutangmu pada Edward yang jumlahnya lebih besar dari hutangmu pada Liam.

"Semua pria sama saja. Membingungkan dan menyebalkan!!  Mereka bertingkah semau mereka. Dan para wanita seperti diriku inilah yang akan menjadi korban mereka. Baik Liam, maupun Edward mereka sama saja. Sama-sama brengsek! Dasar pria,  apa yang mereka pikirkan hanya selangkangan saja?  Mereka pikir dengan  membantu keadaan sulit seseorang dengan uang, mereka bisa seenaknya menikmati selangkangan orang tersebut. Setelah puas mereka tinggalkan dan lebih parah lagi, mereka akan menagih kembali uang yang mereka pinjamkan itu. Huh..  Sungguh mengesalkan mengenal kedua orang itu!!! " aku mengomel sendiri,  menyesali semua yang terjadi padaku karena ulah Liam juga Edward.

Aku menarik selimut dengan perasaan kesal.
Memaksa untuk memejamkan mata, namun bayangan Edward memenuhi kepalaku dan membuatnya sakit.

Sering ponsel menambah kekesalanku.
Siapa lagi yang menelepon selarut ini? 
Apa mungkin Daddy?
Sudah lama dia tidak pulang, aku mulai merindukannya.

Dengan sigap aku meraih ponsel dari atas meja dan melihat layarnya.

Edward...

Dia lagi...  Dia lagi..
Apa dia tidak bisa berhenti menggangguku?
Mengacaukan ku?

"Hallo... " Aku menyapa dengan malas.

"Hallo Nona...  Aku Maria dari PLz club. " Suara seorang wanita.

Mengapa suara wanita yang menelpon, dimana Edward?

"Ya Maria ada apa?  Di mana pemilik ponsel ini? " Tanyaku sedikit khawatir.

"Maaf Nona, tapi aku harus memberitahumu bahwa pria pemilik ponsel ini sedang mabuk berat. Sepertinya ia datang sendirian. Aku hanya berusaha untuk memberitahu seseorang yang bisa menolongnya. Maafkan aku, karena lancang membuka ponselnya. Dan aku melihat nama anda di panggilan terakhir."

Edward mabuk, sendirian di club.
Ya Tuhan...  Apa yang harus aku lakukan??

"Kau yakin dia sendirian?? Mungkin dia bersama teman-temannya. " Aku mencoba memastikan lagi.
Biasanya Edward hanya akan ke club untuk menemui temannya.

"Aku yakin Nona, disini hanya ada gelas miliknya dan beberapa botol minuman. "

Ya Ampun..  Pria itu...  Menyusahkan saja.
Lagipula mengapa aku yang harus ditelepon? Bukankan dia bisa menelepon Monica.

"Baiklah..  Katakan dimana alamat club kalian? Aku akan menjemputnya. "

Aku mematikan sambungan telepon sesaat setelah menerima alamat lengkap yang Maria berikan kepadaku. Aku segera berganti pakaian, menggunakan switer dan celana jeans panjang. Tak lupa aku memakai mantel, karena udara malam di luar pasti sangat dingin.

Dan disinilah aku, di dalam taksi yang sedang menuju ke alamat PLz club untuk menjemput Edward.
Ingatan beberapa waktu lalu saat ia mabuk berat dan aku menolongnya terlintas di kepalaku. Ada rasa sedikit ngeri untuk kembali berhadapan dengan Edward yang sedang mabuk. Tapi aku tidak mempunyai pilihan lain, aku harus menolongnya, membawanya keluar dari tempat itu dan memulangkannya.

ROSE (on Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang