membekas

4K 114 17
                                    

Entah sampai mana dan bahkan tidak tau dimana keberadaan kami sekarang.
Sedari tadi aku hanya berusaha menutup mata dan berpengangan erat dengan apa yang ada dihadapanku.
Yang ku tau jesen mengendarai mobil dengan cepat dan menyelip kesebuah jalan yang aku tidak tau arah nya.

Aku berusaha mengambil nafas karena aku merasa sesak dengan kejadian yang baru terjadi.

Ku melirik kesamping mencuri pandangan ke arah jesen.
Aku melihat dia sedang menatap tajam kearah depan dengan nafas yang tak tentu arah.

Aku tau, ini adalah reaksi orang yang sedang marah namun menahannya.

Aku berusaha menghindarkan wajahku ke arahnya dan bahkan sesekali hanya melihat ke arahnya.

Karena ada kekhawatiran yang aku rasakan.

Seketika suasana menjadi hening lagi.

......

"Sorry"

(Aku semakin takut dengan suara tersebut)

Aku tak menjawab.

......

"Aku bilang maaf"

Karena aku takut jika tdk menjawab. Maka aku menjawab.

" i ii yah , aaa a a ku maafin" sambil terbata bata

"Mhhm" dya senyum

Aku sedikit melirik.
Namun senyumannya memiliki arti tersembunyi.

"Haah" dya mulai sedikit tertawa

"Aku bukan minta maaf padamu, tapi aku minta maaf pada diriku sendiri"cetusnya

Entah kenapa saat dia berkata seperti itu. Ada rasa yang sesak di dadaku.
Aku tidak mengerti apa mau dia.

Aku tidak menjawabnya lagi. Karena menurut aku , ini adalah hal yang sia sia.

.....

" ahhhh " reflek aku merasa sakit ditanganku.

Ternyata dia menggenggam tanganku secara tiba tiba dan sangat erat.

" hayolahhh "katanya

Semakin erat namun mulai tidak sakit.
Dia mulai mengurangi genggamannya yang kasar

Aku yang merasa bingung hanya menatap padanya.
Apa yang terjadi padanya?

" hayolahhhHHHHH " dengan kencangnya dya berteriak

Dya melepas genggamannya dan membanting setir mobil.
Sampai suara klakson terdengar kencang berbunyi.

Aku yang terkejut mempalingkan wajahku ke kiri.

" aku sudah mencobanya, tapi tidak bisa" dya berbicara sendiri tak jelas .

Karena melihat ini semua. Aku mulai merasa kebingungan dan takut.

Namun gimanapun aku harus berusaha menenangkaannya.

" kamu tidak apa apa? "
Dengan bodohnya aku bertanya

Tapi hasilnya nihil. Dya tidak menjawabnya.

Sampai suara

Handphone berbunyi
Aku kira itu adalah suara handphonenya. Namun ternyata punyaku.

Kulihat di layar. Ternyata ibuku menelponku.

Aku meliriknya karena takut mengganggu suasananya.

Dan tak berani menganggkat telepon ibuku.

Namun aku berpikir lagi. Ini adalah kesempatanku untuk meminta pertolongan pada ibuku. Karena aku merasa aku didalam suasana seperti dikandang singa jahannam.

LoVe STRAIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang