5 | Tinggal Bersama Vampire

740 138 16
                                    

"A... Ano..." Ucap [name] pelan. Walau begitu perhatian mereka semua langsung tertuju pada [name] seorang.

"Manusia?" Ucap semua kecuali Soraru.

Pikiran [name] melayang. Apa yang akan terjadi padanya selanjutnya kalau begini?

"HEEEE SORARU-SAN! INI PACARMU, YA?!" Teriak Mafu yang langsung menghampiri [name]. Sungguh reaksi yang tak terduga.

Amatsuki menggeleng. "Soraru-san, kau seharusnya tidak boleh memacari seorang manusia. Kasihan dia." Reaksi Amatsuki juga tidak terduga.

"Uwah! Dia cantik dan tinggi. Tidak sepertimu Soraru-san." Urata terkekeh. Mari berpikir positif kalau Urata lupa dengan tingginya juga.

"Ehh?! Jadi dia manusia?!" Entah hidung Sakata tidak sensitif dengan darah, atau memang dia-

"Dasar bodoh. Baru sadar?!" Urata menyikut pinggang Sakata hingga ia meringis.

"Ittai yo, Urata-san."

Amatsuki menghela napas. "Jadi, bagaimana bisa kau membawa manusia kesini, Soraru-san?"

Soraru tetap memasang wajah datarnya. "Aku bertemu dengannya di hutan saat ia kabur dari rumah."

"Lalu?" Tanya yang lain secara bersamaan.

"Ada vampir, dan aku menolongnya."

"Lalu?"

"Aku mengobatinya."

"Bisa tidak, langsung cerita panjang lebar daripada menunggu kami bilang "lalu"?!" Teriak Urata kesal.

Soraru menatap [name]. "Baiklah. Jadi dia adalah [name], aku bertemu dengannya saat ia lari dari rumahnya. Lalu saat orang tuanya mencari, [name] dan keluarganya justru bertemu lima vampir. Dan..." Soraru melirik [name], ia menunduk sedih.

"Orang tuanya terbunuh, tapi aku berhasil menyelamatkan [name]. Dan setelah aku mengobatinya, ia meminta izin untuk ikut denganku kesini karena ia tak punya tujuan tinggal. Dan aku izinkan, dan disinilah kita sekarang."

"WOAH KALIMAT TERPANJANG YANG PERNAH DIUCAPKAN SORARU-SAN!" Teriak Mafu sambil menggoyangkan tubuh Soraru.

"Tadi minta penjelasan panjang, sekarang udah dijelasin malah heboh." Balas Soraru.

"Oke oke, jadi [name], aku Amatsuki, penasehat kerajaan. Ini Urata dan Sakata, pengawal pribadi sekaligus panglima perang. Dan ini Mafu, raja kerajaan ini. Dan disini adalah Kerajaan Wisteria." Ucap Amatsuki sambil membungkuk kearah [name] dengan sopan.

"Ah... I.. iya." Ucap [name] gugup lalu ikut membungkuk.

Tiba-tiba Mafu menyambar dah merangkul [name]. "Huaha! Ini pacar Soraru-san, kan? Jujur dooong!"

Sekarang [name] jadi berpikir, Amatsuki lebih pantas jadi raja daripada si rambut putih ini.

Soraru hanya menepuk jidat dan menarik Mafu agar lepas dari rangkulan. "Ada tamu datang, bukannya ditunjukkan jalan ke ruangannya, malah berisik begini."

Mafu terdiam. "Ah iya juga, hehe. Soraru-san mau tidur dimana? Tidur dikamar ku seperti saat kita kecil?"

Sontak wajah Soraru memerah. "Bodoh. Itu dulu... Kuulangi. D U L U."

Wajah Mafu berubah kecewa. "Yah~"

Soraru mendengus lelah. "Jadi, apa kamar tamu masih ditempat yang sama seperti dulu?"

Amatsuki mengangguk. Takut kalau Mafu yang menjawab, malah makin heboh. "Yup. Masih sama. Urata-san dan Sakata tolong antarkan mereka ya. Ah ngomong ngomong, [name]-san akan tidur di kamar sendiri, kan?"

[Name] hendak menjawab, tapi ia keduluan Soraru. "Dia bersamaku."

"Uuuuuu~" ucap semua terkecuali Soraru dan [name] bersamaan. "Soraru mulai nakal, ya?" Lanjut Urata.

Kesal mendengar ucapan Urata, Soraru lantas melempar sepatu miliknya kearah Urata. "Tidak begitu juga maksudku. Sudah kubilang. Kami tidak memiliki hubungan apapun."

Deg!

Entah kenapa rasanya jantung [name] berhenti. Tidak memiliki hubungan apapun, katanya? Memang benar. Tapi rasanya hati [name] tidak dapat menerima kata kata tersebut.

Soraru menoleh kearah [name] yang melamun dengan ekspresi lesu. "Ne, [name]. Tidak apa, kan?"

[Name] tersentak dan mengangguk. "Iya, tidak apa, kok."

Akhirnya mereka diantar oleh Urata dan Sakata ke ruangan yang dimaksud.

Luas dan rapih. Dua kata yang mendeskripsikan kamar tamu tersebut. Eh kamar tamu?

"Si bodoh itu. Mengapa masih memasang foto besar ini?!" Erang Soraru kesal saat melihat sebuah foto besar tergantung di dinding. Dan kini [name] juga sedang melihatnya.

Sebuah foto berisi lima orang anak dengan ekspresi yang berbeda.

Yang memakai bandana merah tersenyum lebar, sama seperti yang memakai bandana putih dengan tanda lahir di pipinya. Yang memakai bandana bermotif bintang tersenyum lembut sambil merangkul anak berbandana hijau yang lebih pendek darinya.

Dan satu lagi. Seorang anak yang tertidur di tengah tengah teman temannya itu memakai sweater biru dan bandana biru yang dipakaikan asal di wajahnya.

Soraru menutup wajahnya malu. "Hah... Harusnya dulu aku bakar saja foto ini."

"Pfft-" Soraru menoleh dan mendapati [name] tersenyum sambil menahan tawa. "Itu, Soraru-san dan teman teman ya, ya? Imut sekali~"

Tanpa sadar, pipi Soraru memerah. "Tidak, ah."

[Name] tersenyum melihat respon Soraru yang terbilang jarang diperlihatkan. "Ne, Soraru-san. Mau menceritakan tentang dirimu?"

"Ha?"

"Soal kehidupan mu tentunya, Soraru-san. Nanti aku ceritakan kisah ku deh~"

Soraru tersenyum. "Oke."

***

IM BACK TO WATTPAD

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

IM BACK TO WATTPAD

FINNALY SETELAH SEKIAN LAMA HIATUS TANPA BILANG/DITABOK

KU KEMBALI KE SINI DENGAN IDE IDE YANG MENGALIR JAUH

SEJAUH JARAK KU DENGAN MAFU/sad
Soalnya sejauh ruci*ka udah mainstream guys :")

Yaudah

Nantikan terus ceritanya
Jangan lupa vote + komen!!!

OUR DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang