Di sebuah taman pinggir kota, sepasang kekasih tengah membicarakan hal yang cukup serius, terlihat dari raut wajah keduanya yang tegang. Suasana taman yang sepi sangat mendekung dengan topik yang sepasang kekasih itu tengah bicarakan.
“Kita sudah pacaran selama 3 tahun lebih Galang, apa nggak ada sedikitpun niat untuk menikahi aku?” Tanya wanita bernama Alia kepada kekasihnya yang bernama Galang itu.
“Iya aku tahu, Al. Bahkan aku juga masih ingat dua bulan yang lalu kita baru saja merayakan Aniv kita yang ke-3 tahun.” Galang menghela napasnya berat sebelum melanjutkan kembali ucapannya. “ Aku pasti akan menikahimu, tapi tidak untuk sekarang Al. Tolong, kamu sedikitlah bersabar. Aku masih berusaha untuk menyiapkan itu”, pinta Galang memohon.
“Setiap aku tanya juga jawaban kamu selalu seperti itu Lang, bahkan sejak dua tahun yang lalu hingga sekarang jawaban kamu masih sama. Menyuruhku untuk bersabar,” ucap Alia bosan.
“Aku harus sabar sampai kapan lagi, Lang. Umurku sudah 25 tahun, sudah waktunya aku untuk menikah. Aku juga capek di teror terus menerus oleh keluargaku yang terus menanyakan kapan aku menikah. Bahkan sepupuku yang baru berusia 20 tahun saja sudah menikah, sedangkan aku? Boro-boro menikah dilamar saja aku belum sama kamu,” lirih Alia.
“Aku janji akan melamarmu secepatnya Al dan kita akan segera menikah. Kamu percayakan sama aku?” Alia akhirnya mengangguk lalu tersenyum singkat pada kekasihnya itu. Galang membalas tersenyum pula lalu mengelus rambut kekasihnya itu.
Setelah perbincangan mereka berakhir pergilah keduanya ke tempat makan favorit mereka, yaitu Rainbow Restaurant. Disana keduanya makan makanan favorit mereka. Alia yang sebelumnya tidak nafsu makan pun jadi makan dengan lahabnya. Karena kekasihnya selalu punya cara untuk meyakinkan perasaannya yang sudah komitmen untuk melamarnya. Alia memang anak yang sensitif jika disinggung kapan ia akan menikah. Namun itu juga butuh proses panjang untuk mewujudkannya. Galang perlu menyiapkan semuanya dengan usaha keras, karena membangun pernikahan seperti membangun sebuah rumah. Butuh material yang lengkap untuk membangunnya.
Setelah makanan keduanya habis, diantarlah Alia pulang ke rumah. Sesampainya di Rumah Alia, Galang mampir ke rumah Alia. Di ruang tamu keluarga Alia sedang berkumpul berbincang-bincang mengenai pernikahan sepupu Alia yang akan menikah dua bulan lagi. Tentu saja dalam perbincangan itu menyinggung Alia yang sampai saat ini belum dinikahi Galang. Galang pun meyakinkan orang tua Alia untuk menunggunya yang sedang berusaha.
“Saya akan menikahi Alia pak tapi menunggu saya siap akan semuanya, ini saya sedang berusaha keras, inshaAllah bulan depan saya akan membawa orang tua saya kemari”
Setelah obrolan Galang dan orang tua Alia selesai, Galang memutuskan untuk pamit pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terselip Bahagia dalam Luka
RomanceDi sebuah taman pinggir kota, sepasang kekasih tengah membicarakan hal yang cukup serius, terlihat dari raut wajah keduanya yang tegang. Suasana taman yang sepi sangat mendekung dengan topik yang sepasang kekasih itu tengah bicarakan.