Keesokan harinya Alia sudah siap dengan setelan kerjanya sebagai guru di salah satu SMA Negeri di Blitar. Setelah pamit kepada orang tua dan neneknya, Alia bergegas menuju garasi dimana mobilnya disimpan.
Jam baru menunjukkan pukul 06.30. Itu berarti masih ada waktu sekitar 30 menit lagi sekolah tempatnya mengajar masuk. Untung jarak sekolah dan rumah Alia tidak cukup jauh jadi ada waktu bersantai sebelum mengajar disana.
Setelah kurang lebih 15 menit perjalanan akhirnya Alia sampai diparkiran khusus guru. Dan setelah ia selesai memarkirkan mobilnya tersebut, Alia merapikan terlebih dahulu tampilannya. Baru setelah itu ia keluar dari mobilnya. Lalu ia berjalan menuju dimana ruang guru berada dan sesekali langkahnya berhenti saat berpapasan dengan beberapa murid yang ingin menyalami tangannya.
Di sekolah ada salah satu murid yang suka menggoda Alia, namanya Bagaskara. Setiap pagi Bagas selalu menunggu Alia lewat di samping pintu ruang guru untuk menyapa Alia. Begitu pula pagi ini, Bagas sudah berpenampilan rapi menyambut Alia lewat.
“Bu Alia,” panggil Bagas sambil tersenyum manis kepada guru kesukaannya ini.
“Iya, ada apa Gas?”tanya Alia dengan lembut.
“Gak apa-apa kok Bu, Cuma pengen menyapa dan salim sama Bu cantik.”jawaban yang sama setiap Alia bertanya kepada Bagas yang setiap hari menunggunya disini.
Alia menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah muridnya ini. Lalu pamit untuk masuk ke ruang guru. Sampai di meja kerjanya, Alia meletakkan tasnya di kursi duduknya. Lalu ada sapaan terdengar manis menyapanya.
“Selamat pagi, Bu Alia,” sapa Bu Carla kepada Alia yang tengah duduk memandang ponselnya.
“Pagi juga, Bu Car,” balas Alia.
“Kamu udah sarapan Al?” tanya Carla kepada Alia.
“Udah Car tadi di rumah,” jawab Alia.
“Yah padahal aku mau ngajak sarapan bareng di kantin,” keluh Carla.
“Yah, soalnya hari ini aku ada ngajar jam pagi jadi aku memutuskan sarapan dari rumah Car,” ucap Alia.
“Yaudah deh Al, aku pergi ke kantin duluan ya” kata Carla sambil berjalan menuju kantin.
Bu Carla adalah salah satu sahabat Alia yang juga menjadi guru di sekolah yang sama dan meja yang bersebelahan. Keduanya bersahabat sejak duduk di bangku SMA. Saat di sekolah keduanya pun sering ngobrol mencuri-curi waktu luang untuk membicarakan masalah yang dialami masing-masing. Sampai guru-guru lain hafal jika keduanya menghilang dari ruang guru saat jam istirahat berarti mereka berdua tengah asik bersama curhat di perpustakaan sekolah.
Bel sudah berbunyi, jam pertama pun telah dimulai. Alia harus mengajar di kelas XII IPS 3. Segeralah Alia dengan buku-bukunya yang akan ia gunakan untuk mengajar meninggalkan ruang guru.
Kelas XII IPS 3 merupakan kelas yang paling sulit diatur namun berbeda jika dengan Alia. Mereka patuh sekali dan selalu bertingkah manis jika diajar oleh Alia. Setelah sampai di kelas, Alia mempersilahkan salah satu murid untuk memimpin Pancasila dan do’a. Lalu Alia menjelaskan materi Bahasa Indonesia yang pada saat itu harus diajarkan. Setelah penyampaian materi selesai, Alia memberikan latihan soal yang berkaitan dengan materi yang baru saja disampaikan.
Bel jam ketiga pun berbunyi, saatnya Alia mengakhiri pelajarannya di kelas XII IPS 3. Alia berjalan keluar kelas dan tidak disangka ia bertemu teman lamanya yaitu Dino.
“Dino?, ini benar kamu kan?” tanya Alia dengan penuh tanda tanya.
“Iya Al, ini aku, aku guru matematika baru disini” jawab Dino.
“Kapan kamu mulai mengajar kok aku baru tahu ya Din, biasanya kan ada pemberitahuan jika ada guru baru?” tanya Alia penuh penasaran.
“Iya Al, aku baru saja menyetorkan berkas-berkas yang diperlukan, aku mulai mengajar besok,” jawab Dino dengan tenang.
Setelah perbincangan singkat keduanya berakhir pergilah Alia menuju ruang guru meninggalkan Dino.
Di ruang guru Alia mengatakan kepada Carla bahwa ia baru saja bertemu Dino. Carla pun terkejut mendengar hal tersebut.
“Car, aku tadi bertemu Dino teman kita SMA dulu yang sering bawain jajan ke kelas buat kamu,”Pernyataan Alia.
“Masa siih Al? Ngapain Dino disini?” tanya Carla dengan wajah yang serius.
“Iya Car, Dino guru Matematika baru disini, memang kenapa?” tanya Alia.
Carla pun mengatakan suatu rahasia kepada Alia bahwa dulu waktu SMA Dino menyukai Alia. Dan yang dikatakan Alia bahwa Dino dulu sering mengantar jajan ke kelas untuk Carla itu sebenarnya untuk Alia. Namun, Carla dulu tidak berani mengatakannya karena dulu Alia sudah berpacaran dengan Galang dan sekelas dengan Alia. Tentu saja hal ini membuat Alia kaget dan merasa tidak enak dengan Dino.
Setelah jam mengajarnya selesai Alia memutuskan pulang ke rumah. Namun, sebelum ia pergi meninggalkan parkiran ia mengecek handphonnya. Ada pesan masuk disana, ternyata pesan tersebut dari Galang kekasihnya. Galang mengabarkan kepada Alia bahwa minggu depan orang tuanya akan datang kerumahnya.
Setelah selesai membaca pesan dar Galang Alia pun memutuskan pergi meninggalkan sekolah. Sesampainya di rumah ia melihat mobil asing terparkir di halaman rumahnya.
Segera Alia memasukkan mobilnya ke garasi dan melihat siapa yang datang. Tidak disangka sama sekali, ia melihat Dino duduk di ruang tamu. Alia pun menyalami Dino dan orang yang ada disebelahnya. Lalu setelah menyalami, Alia memutuskan pergi ke dapur menanyakan kepada ibunya ada keperluan apa Dino datang kerumahnya.
“Bu, ada keperluan apa kok tiba-tiba Dino datang kesini?,” Alia bertanya kepada ibunya penuh penasaran.
“Ibu juga nggak tau, mungkin dia ingin mengajak ayahmu bekerja sama. Tapi anehnya kenapa ia mengajak ayah dan ibunya juga,” jawab ibu Alia.
“Yasudah Bu akan kubawakan makanan ini ke ruang tamu sambil mencari tahu apa maksud kedatangan Dino kemari.”
Dibawalah beberapa makanan menuju ruang tamu. Sambil meletakkan makanan di meja ruang tamu. Sesekali Alia melirik ke arah ayahnya yang terdiam bingung saat Alia datang. Alia pun semakin penasaran dengan apa yang sudah terjadi. Ia pun memutuskan untuk bertanya kepada Dino. Namun sebelum Alia memulai pembicaraan Dino sudah terlebih dahulu memulai.
“Al, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan. Mungkin ini terlalu tiba-tiba tapi lebih baik aku beri tahu sekarang,” kata Dino dengan wajah serius.
“Apa Din?” tanya Alia kepada Dino.
“Jadi aku datang kesini bersama orang tuaku bermaksud ingin melamarmu” pernyataan dari Dino yang membuat Alia kaget.
“Apa Din, melamarku?” tanya Alia
Lalu ayah memotong pembicaraan tersebut.
“Al, pergilah ke belakang dulu,” kata Ayah Alia dengan tenang.
Alia pun berjalan menuju dapur. Sesampainya di dapur Alia mengatakan apa yang sebenarnya terjadi kepada ibunya. Memang waktu SMA Dino dan keluarga Alia sudah cukup dekat. Karena Ibu Alia dan Ibu Dino bersahabat. Jadi saat mendengar ucapan Alia, Ibu Alia tidak merasa kaget karena sebenarnya Ibu Alia sudah tahu.
“Al, sebenarnya Ibu sudah tahu, waktu kamu SMA tante Indah pernah bilang sama Ibu kalau anaknya suka sama kamu,” kata Ibu Alia.
“Kok Ibu nggak pernah ngomong sama Alia?” tanya Alia pada ibunya.
“Maaf Al, karena Ibu tahu kamu nggak suka sama Dino, ayahmu juga tahu itu.” kata Ibu Alia.
Setelah mendengar pernyataan dari Ibunya, Alia pun pergi ke kamarnya. Segera ia mengambil ponsel ditasnya. Lalu ia menghubungi Galang dan memberi tahu Galang bahwa besok Alia akan mampir kerumahnya.
Selesai ia mengirim pesan Alia termenung dan merasa heran dengan apa yang baru terjadi. Ia mencintai Galang dan sebaliknya namun kenapa Dino dulu yang melamarnya. Hari semakin larut dan Alia pun tertidur lelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terselip Bahagia dalam Luka
RomanceDi sebuah taman pinggir kota, sepasang kekasih tengah membicarakan hal yang cukup serius, terlihat dari raut wajah keduanya yang tegang. Suasana taman yang sepi sangat mendekung dengan topik yang sepasang kekasih itu tengah bicarakan.