Mungkin waktu telah memakan semua kenangan yang pernah kita buat.
Seperti angin yang mengusir hujan untuk pergi tanpa meninggalkan setetes air.
Tapi satu hal yang harus kamu tahu.
Bahwa janji yang pernah kita buat hari itu, masih terkurung di dalam...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jaemin,,,, jangan lari.....!!!"
seorang gadis berusia 7 tahunan tampak tertatih mengejar sosok yang dengan sengaja meninggalkannya. Nafasnya terdengar memburu. Detak jantungnya tak seirama dengan nafasnya.
Si anak yang terus menerus ia sebut namanya itu memang sengaja menggoda Nana, nama gadis yang sedang mengejarnya. Dengan alasan karena Jaemin merasa jengkel dengan Nana yang selalu mengatur Jaemin jika ingin melakukan ini dan itu.
Jaemin yang jengkel pun dengan sengaja mengambil salah satu sandal yang kala itu digunakan oleh Nana. Terpaksa, Nana harus berlari dengan kedua kaki telanjangnya karena ia merasa tidak nyaman jika menggunakan Sandalnya dalam keadaan hanya sebelah.
"HYA! NA JAEMIN!!" Teriaknya kesal.
Gadis kecil itu menggunakan kartu jokernya. Ia tahu betul bahwa Jaemin sangat benci jika seseorang memanggilnya dengan nama keluarganya.
"HYAAA!!"
Anak laki-laki itu pun berhenti dengan satu sandal di tangannya. Raut wajahnya menggambarkan tampang kesal. Sedangkan gadis itu tertawa sambil menutup mulutnya.
"makanya, kembalikan sandalku" ucapnya sambil mengadahkan tangannya saat berjalan menghampiri Jaemin.
"shireo!" Jaemin menyembunyikan sandal itu di belakang tubuhnya. (tidak mau)
"SHIREO!!" Jaemin berteriak dengan sangat kencang.
Nana yang mendengarnya pun tersentak. Air matanya tampak siap untuk mengalir sekarang.
"hya.. jangan menangis. Aku hanya menggodamu!" merasa bersalah, Jaemin pun menghampiri Nana sambil mengelus pundak Nana. Tapi sandal Nana masih ia sembunyikan di belakang tubuhnya dengan tangan kirinya. Jaemin benar-benar niat dalam hal mengganggu teman kecilnya itu.
"berikan sandalku.. hiks hiks" Nana mengadahkan tangannya lagi ke arah Jaemin.
"Janji ya, jangan mengaturku jika aku ingin melakukan ini itu!"
"misal?" Nana bertanya dengan polos.
"seperti tadi! Saat aku mau manjat pohon mangga, kau langsung melarangku dan mengancamku akan mengadukannya ke kak Minji."
Nana tampak berpikir. Padahal Nana melarang Jaemin ini itu juga bukan tanpa alasan. Nana sangat tidak ingin jika Jaemin terluka karena keteledorannya sendiri.
