약속 02

103 35 28
                                    

Taeyong berdiri di depan sebuah pintu kamar yang ia ketahui adalah kamar kakek Jung. Matanya tampak gelisah. Otaknya seakan di serang oleh ribuan pertanyaan tentang keadaan adiknya yang dengan egois ia tinggalkan dirumah. "Nana pasti mencariku" ucapnya berulang kali didalam hatinya.

Krieek

Suara pintu tersebut kemudian memunculkan sosok yang sedari tadi Taeyong tunggu. Sang kakek pun keluar dengan mulut menguap lebar.

"ada apa Taeyong?" tanya kakek itu saat melihat Taeyong yang sudah berdiri di depan pintu kamarnya dengan wajah berselimut ekspresi kekhawatiran.

"kakek, Taeyong pamit pulang dulu ya. Taeyong takut Nana mencariku" ucapnya dengan cepat.

"Nana? kau punya adik?" Pertanyaan itu dibalas dengan sebuah anggukan oleh Taeyong.

"Arasseo... tapi ini masih terlalu pagi" kata kakek Jung sambil menatap jam dinding yang masih menunjukkan pukul 6 lewat.

"tidak mau sarapan dulu?" tambah kakek Jung.

Taeyong tersenyum sembari menggelengkan kepalanya dengan maksud menolak tawaran si kakek secara halus. Ia sudah cukup tau diri karena sejak semalam dia sudah banyak merepotkan kakek Jung.

"Taeyong pamit ya kek" ia membungkukkan tubuhnya. Kakek Jung hanya bisa menepuk punggung Taeyong dengan perasaan sedikit berat karena untuk beberapa jam kedepan beliau akan kesepian seperti hari-hari sebelumnya. Toh nanti malam Taeyong akan kesini lagi untuk melakukan pekerjaannya.

♥♥♥

Di sebuah taman bermain yang terletak di pertengahan perumahan, Jaemin dan Nana tampak sibuk bermain masak-masakan. Di lihat dari sorot wajahnya, sepertinya Nana sudah sedikit lupa dengan tragedi yang ia saksikan kemarin.

"Nana, lihat!" Jaemin menunjukkan hasil masakannya yang artistic kepada Nana.

"Whuah! bagus, bagaimana kau melakukannya?" Nana yang melihat karya Jaemin dalam menyajikan hasil masakannya pun penasaran. Dia yang perempuan saja tidak pandai menyusun sajian masakannya. Yah walaupun dari hasil potongan daun, bunga, dan pasir. Tapi sepertinya Jaemin memang berbakat dalam penyajian masakan.

"seperti ini!" Jaemin mengambil piring mainan yang masih kosong. Kemudian mempraktekannya di depan Nana.

"Jaemin hebat..." teriak Nana girang sambil bertepuk tangan. Jaemin yang berkali-kali mendapatkan pujian dari Nana pun merasa malu.

"pipi kamu kenapa merah Jaem?" Nana berhenti melakukan aksinya saat mendapati pipi Jaemin yang memerah. Jaemin yang mendengar pertanyaan Nana pun sontak memegang kedua pipinya yang tidak ia sadari perubahan warnanya.

"NANA!" Kegiatan keduanya terhenti mendadak. Seorang anak laki-laki memanggil nama Nana. Di kedua tangan anak laki-laki itu tampak membawa 2 kantong plastik penuh yang entah apa isinya.

"OPPA!!"

Nana berlari menghampiri Taeyong saat indera penglihatannya menangkap sosok Taeyong yang datang dari arah pos security. Tak terkecuali Jaemin. Dia juga ikut berlari dan memeluk Taeyong seperti apa yang Nana lakukan. Jaemin amat sangat dekat dengan Taeyong. Karena sejak kecil sebelum Nana lahir, Taeyong selalu ikut ibunya merawat Jaemin. Iya, Ibu Taeyong adalah baby siter Jaemin sejak Jaemin pertama kali menghirup udara di dunia ini. Dan gara-gara Jaemin juga, Taeyong merengek kepada ayah dan ibunya untuk di buatkan adik. Akhirnya, lahirlah Lee Nana yang cantik dan menggemaskan.

Ah, nama Nana juga merupakan pemberian Taeyong. Karena Taeyong sangat menyukai Jaemin, Taeyong pun berinisiatif untuk memberi nama adiknya Nana. 1 suku kata marga milik Jaemin yang ia ulang menjadi Na-na. Taeyong sangat ingin memiliki adik selucu Jaemin, dan sekarang keinginannya terwujud.

PROMISE | 약속 (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang