Terik matahari memasuki celah jendela kamar Senja pagi ini, ia sudah bersiap-siap beranjak dari meja riasnya bertepatan dengan suara klakson mobil. Untuk memastikan sekali lagi penampilannya hari ini tidak akan bermasalah ,ia kembali menengok cermin.
"make up nya natural, cek. Bajunya rapih, cek. Rambutnya cantik, cek. Ko ada yang kurang ya? Ah ga deh kayanya. Siip. " ucap Senja bermonolog sembari melihat penampilannya di cermin.
Senja segera turun ke bawah untuk mengambil sarapan yang akan ia bawa ke sekolah. Memang Senja jarang sekali memakan sarapannya di rumah kecuali hari libur, selain ia tidak suka makan di pagi hari gadis itu juga membawa sarapannya ke sekolah agar ia tidak perlu pergi ke kantin jika istirahat. Sumpek guyss, dempetan sama orang kanan kiri. Mending tuh orang semua wangi, lah ini? Yaa.. Ga gitu juga si. Pokoknya males deh.
Satu reaksi senja saat pertama kali melihat suasana meja makan yang sangat ramai. Menggelengkan kepalanya. Jangan kalian pikirkan ramai karena di meja makan dipenuhi oleh banyak orang. Namun ini adalah momen tiap makan yang selalu dilihat Senja.
"ah abanggggg! Itukan punya akuuuuu" teriak seorang anak cowo yang sedang berusaha mengambil handphonenya di genggaman seseorang yang ia panggil abang.
"heh gembul, kamu tuh main hp aja bisanya. Makan dulu sarapannya tuh, ntar ayamnya diambil kudil lagi mau?!" ucap cowo yang sedang mengolesi selai di atas rotinya, Rey. Yang dibalas ekspresi kesal Alfi.
Senja tersenyum dan menghampiri meja makan, gadis itu mengambil tepak makan yang telah disiapkan oleh Bu Hana.
"thanks to mamiiii" ucap Senja sembari bergelayut manja kepada Bu Hana yang sedang sibuk menyiapkan sarapan.
"iyaiyaa, udah sana kamu cepetan berangkat itu papih udah marah-marah kamu kelamaan" balas Bu Hana. Gadis itu langsung mengangguk cepat dan segera menemui Pak Tio yang sudah di mobilnya.
"KALO ADA YANG MACEM-MACEM BILANG ABANGGG! " seru Rey dari dalam rumah. Sudah bukan hal yang aneh lagi bagi Senja, abangnya itu sangat sangat menjaga Senja. Bukan abangnya saja, seisi rumah sangat menjaga Senja karena mungkin Senja memang satu-satunya anak perempuan yang dimiliki keluarganya.
***
"duhh papih itu gerbang udah mau ditutup, udah disini aja nanti Senja bisa lari" panik Senja.
"yaudah yaudah.. Ati-ati ya nanti sore telpon Pak Jo aja buat jemput" ucap Pak Tio yang dibalas anggukan cepat oleh Senja.
Hffttt... Akhirnya, Senja melewati gerbang pas saat bel masuk dibunyikan. Sudahlah bodo amat dengan penampilannya sekarang yang mungkin sangat berantakan. Bayangkan saja gadis itu berlari dan berlari itu mengeluarkan keringat, yang akan membuat rambutnya lepek dan make up nya luntur.
Bukan masalah besar sih jika make up nya luntur, toh ia memakai ataupun tidak itu tidak terlalu ngaruh. Gadis itu mempunyai kulit yang cukup sehat dibandingkan remaja biasanya.
Saat ia memasuki area dimana para osis sedang mencari kesalahan yang diperbuat oleh manusia bodo amat dengan aturan, ia merasa ada yang aneh. Pasalnya seorang cewe menghampirinya dan mungkin akan menanyakan kesalahan yang Senja buat. Tapi apa?
"kak dasinya ada? " ucapan itu sontak membuat Senja melihat ke bawah dann... "mampus gue lupa!" gumamnya sambil menepuk kepalanya. Ternyata ini hal kurang yang dirasakannya saat ia bercermin.
Senja memasang cengir kuda lalu berucap linglung "Senja XI MIPA 5" yang membuat cewe dihadapannya tersenyum, memang biasanya jika ada yang berbuat kesalahan maka akan dicatatat di buku kramat yang nantinya akan disimpan untuk kedisiplinan di rapot.
Namun kali ini cewe dihadapan Senja menggeleng, "ga ko kak, sekarang tidak dicatat tapi ka Senja harus beli dasi di koperasi sekolah" lanjutnya. Senja hanya mengangguk dan melanjutkan jalannya. Huffttt... Untung saja tidak perlu dicatat.
***
Bel istirahat berbunyi. Senja segera merapihkan buku dan mengambil tepak makannya. Baru saja ia membuka tepak makannya, beberapa teman cowo sekelasnya sudah mengantre di depannya dengan memasang muka menyebalkan yaitu muka memelas."enak tuh" ucap salah satu cowo, panggil saja Gehan. Tanpa perijinan ia mengambil sepotong roti dan dipotong menjadi dua kemudian ia berikan sisanya kepada teman lainnya yang tadi mengantre.
"iya sama-sama bambang! " seru Senja yang dibalas cengiran kuda para teman cowonya.
"iyaiya sama-sama juga ya Senja ya" ucap Jeje. Cerita sedikit deh tentang Jeje, ia adalah kapten basket baru sekolah ini.
Jeje adalah salah satu cowo populer yang mengidamkan Senja, namun ia menutupinya. Jeje hanya bisa menjadi secret admirer Senja agar cewe itu tidak menjauhinya, sebab Jeje pernah mendengarkan cerita Senja jika cewe itu sangat tidak nyaman apabila yang sudah ia anggap teman malah menyukainya. Padahal di hari itu Jeje sudah menyiapkan nyalinya untuk berbicara terang-terangan kepada Senja. Namun ya sudahlah, harapan tinggal harapan. Toh menjadi teman baik Senja saja sudah lebih dari cukup.
Bukan hanya Jeje saja yang mengidamkan Senja, beberapa teman kelasnya juga mengidamkan Senja. Memang sih Senja adalah cewe yang lumayan populer di sekolahnya bahkan diluar sekolah, namun ia tidak pernah merasa seperti itu. Selain karena ia pintar, Senja juga cukup cantik dan cukup layak untuk diidamkan banyak kaum adam. Tapi sepertinya Senja tidak tertarik itu.
Banyak para cewe di sekolah yang iri dengannya sampai membuat mereka membencinya,entahlah Senja saja tidak mengerti mengapa mereka membenci gadis itu. Mereka pikir enak jadi Senja karena gadis itu bisa mendapatkan yang ia inginkan dengan mudah, bisa merebut pacar orang dengan mudah. Padahal sekalipun Senja tidak pernah merasa dan tidak akan seperti itu.
Mereka tidak tahu karena mereka hanya melihat sisi yang mungkin mereka inginkan dari diri Senja, namun apakah mereka tahu sisi yang sama sekali tidak ingin Senja miliki? Jelas tidak.
Ada satu hal yang sangat ingin Senja buang dari diri Senja. Kenangan bersama Arkan.
***
"Senjaa! Nih tadi gue sama Kekei dari kantin ada titipan, dasar manusia pengecut bisanya titip titip aja" omel Caca sambil menyimpan barang yang katanya titipan dari seseorang itu."yeuuu si bambang, lu kalo gamau dititipin sini dah uang jastipnya buat gue aja" balas Kekei menoyor kepala Caca yang dibalas delikan tajam dari cewe berkacamata vintage.
"tidak semudah itu Kekei" balas Caca membenarkan kacamatanya yang sedikit tidak berada di tempatnya.
Senja hanya melirik sebentar lalu ia melanjutkan aktivitasnya yaitu menonton drakor. Kedua sahabatnya saling tatap dan mengedikkan bahu mereka bersamaan. Detik berikutnya Senja melepas earphonenya dan baru membuka mulutnya namun....
"bukan dari Arkan" ucap Caca cepat dan tepat. Sontak Kekei kembali menoyor kepala cewe itu ketika melihat ekspresi Senja yang berubah menjadi lesu. Gadis itu menelungkupkan kepalanya.
Caca yang merasa bersalah langsung mengetok kepalanya dan berkata kepada Kekei tanpa suara "gimana dong?" Kekei hanya mengedikkan bahunya lalu ia kembali ke kursinya yang semeja dengan Senja. Caca pun kembali membalikkan badannya menghadap depan dengan melihat melas Senja sebelumnya. Senja melirik ke minuman di depannya.
Oreo smoothie. Minuman pembalik mood fav Senja. Semoga saja. Selanjutnya ia mengambilnya dan meminumnya.
"makasi oreo smoothienya, untuk siapapun itu." ucapnya dalam hati.
Dahlah guys terserah kalian. Tapi kudu vote ya. MAKASIIII. Aku sayang akuuuuu✨💖
KAMU SEDANG MEMBACA
S E N J A
Teen FictionSiapa yang bilang jika dicintai oleh banyak cowo hidup kalian akan bahagia? siapa? kenyataannya tidak begitu. Jika kamu ingin dicintai oleh satu cowo saja kamu harus merelakan dirimu dibenci oleh beribu kaum hawa. apakah dirimu sanggup? apakah diri...