PROLOG

39 3 1
                                    

SAVIRA POV'S

Savira Adelia Franyolisco,itu nama gue.Gue tinggal diJakarta.Sebelumnya,gue tinggal di Bandung.Karena bokap ada kerjaan di Jakarta,nyokap memutuskan untuk tinggal di sini.Nama nyokap gue Dera Adinda Franyolisco,panggilannya Dera.Nama bokap gue Gerald Franyolisco,panggilannya Gerald.
Dan,kakak gue namanya Satria Aldiano Franyolisco,panggilannya Satria.

Pagi hari,gue bangun dan langsung bersiap-siap untuk mandi,lalu berangkat sekolah.
Yaa,hari ini hari pertama gue sekolah di sini.

Setelah bersiap-siap,gue langsung turun ke bawah untuk sarapan.

"Ma...abang mana?ini udah siang, masak belum bangun." Tanya Vira sambil makan roti coklat nya.

"Abangmu,pasti masih tidur,sana bangunin." Suruh Dera pada anak perempuannya itu.

Vira langsung menaiki anak tangga satu persatu,menuju ke kamar abangnya,yang ada di atas.

Vira memutar knop pintu dan membukanya pelan-pelan,dia mengendap-endap seperti maling yang takut ketahuan.Dia tidak mau abangnya bangun duluan,sebelum rencananya untuk membuat abang tercinta terkejut itu berhasil.

Dengan jahil,Vira berniat mengguyur kakaknya dengan air,yang ada di atas nakas dekat kasur nya.

Pyuuurrrrr!!!

Air itu membasahi kasur dan pemuda yang ada di atasnya.
Pemuda itu yang tadinya pulas tidur,sekarang bangun dengan tubuhnya yang basah kuyup.Dia adalah
Satria,kakak Savira Adelia Franyolisco.

"Hahahaaaa...,"Vira tertawa sangat puas atas kemenangannya,dia tidak merasa kesal atas perbuatannya.

"Apaan sihh lo dek,maen guyur-guyur aje,"dengan geramnya,Satria menatap adiknya itu dengan kesal.

"Maaf,bang." Ucap Vira masih tertawa.

"Lagian,abang kagak bangun-bangun.cepetan,sekarang abang mandi,terus anterin Vira ke sekolah." Lanjutnya,lalu berniat untuk pergi dari kamar abangnya itu.

"Iye,iye..monyett."Ucap Satria dengan nada mengejek,membuat adik tercintanya itu berpaling dari hadapannya.

"Dasar beruang kutub."ejek Vira penuh penekanan,tak mau kalah dari abangnya.Lalu,berniat untuk pergi,agar kakak nya bisa bersiap-siap.

🍃🍃🍃

AUTHOR POV'S

Dalam perjalanan mereka hanya duduk termenung,membuat suasana menjadi hening.

"Bang...,"Ucap Vira memulai pembicaraan.

"Ape..,"Ucap Satria datar.

"Cepetan,Vira nanti telat.Kalau Vira telat,itu salah abang.Ini hari pertama Vira sekolah disini,kalau Vira belum apa-apa udah telat,bisa berabe nanti urusannya."Protes Vira pada abangnya.

"Yaa gusti no agung,apa salah hambamu ini.Punya adek segede ini,tapi sekolah aja masih di anterin.udah bener-bener gue ikhlas lahir batin nganterin lo,masih aja di cerocos in,nyesel gue anterin lo."Cerocos nya abang gue,gila hype abis.

"Bang,omongan lo pedes amat,masak di suruh nganterin adeknya gitu aja udah ngeles."

"Gue belum tau jalanan ini,kalau gue udah hafal jalan Jakarta,gue nggak akan nyuruh loo nganterin gue."Lanjutnya,sambil memanyunkan bibir.

"Iye,iye...,gue minta maaf deh,masak adek gue yang cantiknya shubahanallah gak mau maafin abangnya."godanya sambil menunjukkan puppy eyes-nya.

"Tapi ada syaratnya."

"Yaelah ada syaratnya segala,macam mau kondangan aje."

"emang kalau mau kondangan syaratnya apa atuh."tanyaku penasaran.

"syaratnya,harus beli baju barulah,tas branded,sepatu hak tinggi,pedicure lah,ke salon dulu lah,inilah-itulah.Padahal orang yang slalu rempong ujung ujungnya juga nggak ada yang perhatiin,malah banyak yang nganggap kalau dandanannya terlalu fenomena alam kayak nyai ronggeng malahan."cerocos nya mengundang tawa,sumpah ini mulut apa comberan yakk.

"Halusinasi lo tinggi juga bang,nggak nyangka gue."Kataku sambil menahan tawa.

Dengan tawanya tak kunjung henti,seenak jidat nya sendiri,Satria mengorak arik rambut Vira.

"Apaan sihh lo bang,jadi berantakan kan rambut gue."

Tawanya semakin menggelegar,kayak ada badut dadakan lewat di jalanan.
Seneng banget yaa kalau pipi adeknya semerah cabe sekilo yang di jual di pasar.Pikirku dalam hati.

"Meskipun rambut lo berantakan,lo masih cantik."godanya sambil menahan tawanya,emang apaan gue bisa di tertawaiin segitunya.

"nyesel gue ngomong sama lo bang."
bukannya dia berhenti tertawa,malah meledak.

"tadi lo ngasih gue syarat apaan emang?"

"Lo harus beliin gue coklat satu box."

Skakmat.Yang tadinya tertawa,sekarang menjadi pendiam.

Berbeda dengan ekspresi yang dimiliki oleh Vira,tadinya yang cemberut,sekarang malah menertawakan abangnya yang kebingungan.

"Seriusan lo dek,lo nggak lagi ngerjain abang lo kan."tanya nya membuat gue nggak bisa berhenti tertawa.

Kayak udah ngangkat beras dua karung aja ngeluhnya minta ampun.

"Yaa seriusan lah,kapan gue bercanda."

"Tap--"kata-katanya terpotong oleh ucapan adiknya.

"Nggak ada kata tapi tapian,toh lo belinya pake duit mama."

"Tapi,gue kemarin udah minta,buat beli bola basket."

"Salah lo lah,itu kan urusan lo.Gue nggak mau tau lo harus beliin."

"Kalo gitu, lo aja napa."

"yaa,nggak bisalah,kan lo yang gue kasih syarat,knapa jadi gue yang beli."

Hanya pasrah,yang ada di pikiran Satria.

Vira yakin kalau abangnya akan beliin,karna dia takut jika diaduin sama nyokap,tentang dia nyesel nganterin.
'Vira seneng liatnya,bang.'Batinku mengejek,sambil tersenyum devil.

Vira lebih suka kalau abangnya yang ngerjain duluan,dan pada akhirnya dia yang kena jaringnya sendiri.

gelisah galau merana.itulah yang dirasakan Oleh satria,ngempet penolakan,itulah akibat dari senjata makan tuannya sendiri.Taukan artinya.

"Bang,kenapa tuh muka di tekuk."tanya ku sambi mencubit pipi nya.

"Nggak papa."

Yaelah ngomong aja kalau dia lagi mikirin syarat gue tadi.Batinku.

"Beneran,nggak papa."tanyaku sekali lagi.
Nggak ada jawaban.

"Bang,buruan nyetirnya."omelku sambil melihat jam yang melingkar indah di tanganku.takut telat.

"Iya,iya,iya...bawelll."Sambil menancapkan gas nya dan melaju cepat.







Segini dulu yaa ceritanya:)👋
Jangan lupa vote and comen!!!

*NEXT CHAPTER*

BEST FRIEND SINCE CHILDHOODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang