1. Prologue

42 7 0
                                    

"Aduhh..." Hangyul meringis ketika lengannya dipukul oleh seseorang dari arah belakang.

"Nana sakit tauuu" rengek Ken kecil.

"Apasih Ken, lebay banget. Nana mukulnya pelan kok" Balas orang yang dipanggil 'nana'

"Tapikan tetep aja sakit naaaa-!!" sambil menahan air mata yang sudah menumpuk di ujung mata.

"Ken jangan lemah jadi cowok, Nana aja sering dipukul sama papah. Tapi nana enggak nangis, masa Ken nangis sih dipukul sama nana?"






🚀🚀🚀



"Ampun pah, maafin Alana."









Seolah tuli, sosok itu masih memukuli putrinya dengan menggunakan sabuk yang seharusnya bertengger dicelana.

"Apa maksud kamu ngomong gitu sama Ken hah?!! Mau kita jatuh miskin karena mereka tarik saham?!!"


srakk

"e enggak pah, m maafin A alana" dengan terbata Shuhua  berusaha membalas perkataan orang itu, yang sebenarnya tidak pantas dipanggil 'Papa'



"kamu bodoh?!! Lain kali pikirkan dulu omonganmu sebelum berbicara!! Jika bukan karena kamu penghasil uang dikeluarga ini. Kamu sudah Saya bunuh!!"





Seolah belum puas  melampiaskan amarahnya, sosok itu pergi kedalam kamar mandi. Mengisi bath tub dengan air panas.

Sosok itu membawa tubuh Shuhua menuju kamar mandi, Shuhua tahu apa yang akan terjadi. Ia berusaha untuk memberontak, namun kekuatan anak berusia 6 tahun tidak akan cukup untuk melawan kekuatan laki laki dewasa.

Penyiksaan bagai neraka itu berakhir dengan tubuh Shuhua yang memerah karena di rendam di dalam  bath up penuh dengan air panas, punggung dan kakinya dipenuhi luka cambukan dari sabuk milik laki-laki tersebut.

Shuhua lelah, ia ingin menyusul ibunya menuju kebahagiaan yang sesungguhnya. Shuhua berfikir kenapa Tuhan seolah olah tutup mata dengan semua yang Shuhua alami selama ini, kenapa Tuhan tidak membawanya pergi bersama ibunya? Kenapa Tuhan membiarkannya hidup bersama ayahnya.

Tapi mama selalu bilang kita tidak boleh meragukan Tuhan kita sendiri, sesakit apapun penderitaan yang manusia alami tidak akan pernah melampaui kekuatan manusia. Dan Shuhua percaya pada kata kata tersebut.

Entah dari mana, Shuhua menemukan sebuah silet yang berasal dari pisau cukur ayahnya, dan malam itu Shuhua kembali merasakan kesakitan yang teramat pedih.




















































our first and last; lhlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang