1

20 1 0
                                    

Angin berhembus pelan. Memainkan beberapa titik helai rambut. Sebuah pemandangan persawahan di depan matanya. Senyuman nya mengembang dengan hangat.

--

Perlahan matahari turun. Digantikan oleh bulan. Gelap mulai menunjukkan diri nya. Sinar bulan bersama nya. Seorang gadis berjalan di bawah sinar bulan. Titik helai rambu nya yang berwarna coklat terlihat indah.

Wajahnya sedikit khawatir akan rumor beredar di desa nya. Iblis atau yang biasa di sebut Oni oleh masyarakat mulai menyebar didesa nya. Banyak orang menghilang saat malam hari. Ada yang bilang itu penyebab Oni.

Oni memakan manusia dengan rakus nya kemungkinan orang yang menghilang telah di makan Oni. Tapi itu hanya rumor belaka. Menurut nya ia tidak percaya dengan hal seperti itu, pikirnya orang yang menghilang hanya tersesat di hutan saat mencari kayu bakar.

Malam itu terasa sangat sunyi. Rumah gadis itu terletak di ujung desa tepat nya di daerah hutan yang sangat rimbun. Perasaan nya sangat campur aduk antara khawatir dan senang.

Terdengar suara semak semak di kiri nya. Semak semak itu bergerak dengan tiba tiba setiap detik nya. Ia begitu penasaran dengan apa yang ada di sana. Saat mendekat tiba tiba saja sebuah makhluk mirip dengan manusia keluar dari sana. Penuh darah. Tatapannya menajam. Air liur nya menetes seperti kelaparan.

Sontak gadis itu langsung terduduk. Menatap lekat makhluk di depan nya yang biasa di percaya orang adalah Oni.

Khawatir, takut. Ah.. Mungkin ajal nya sudah mendekat. Kematian nya tepat di depan matanya.

"Hahaha..! Gadis mungil yang imut-!"

"Menjauh!" teriak gadis itu.

"Santapan yang bagus~"

Kuku kuku nya yang panjang perlahan meraih gadis itu namun-

Darah dimana mana. Mengotorkan kimono coklat gadis itu. Sebuah tangan tertebas hingga terputus.

"Menjauh dari sana!" teriak seseorang yang tiba tiba mendepani gadis itu.

Dengan sigap seseorang yang itu langsung menendang Oni yang sangat kuat hingga terlempar jauh.

"Tidak apa apa?"

Dibalik sinar bulan terlihat pemuda seumuran dengan nya menghulurkan tangannya.
Tangannya yang lembut meraih tangan sang pemuda di depan nya. Ia berdiri di belakang pemuda tadi.

Dengan hanya bermodal katana biasa dapat menebas tangan Oni tersebut.

'Apa ini? Pemburu iblis? Tidak, tapi dia tidak memakai seragam nya. Atau hanya dia tidak ingin memakainya?' batin sang gadis.

"Dasar bocah lemah!"

Dengan sangat cepat Oni itu melesat ke arah pemuda dan..

*Buk

Kepala terjatuh di dekat nya. Darah dimana mana. Gadis itu hanya menatap polos apa yang di depan nya. Ini pertama kali nya ia melihat hal seperti itu.

"Dimana rumah mu?" tanya pemuda itu.

"Tidak jauh dari sini," jawab nya dengan nada pelan.

"Ah!"

Sontak ia berlari sekuat mungkin.

"Hei tunggu!"

Menyelusuri gelap nya malam. Sinar telah tertutup oleh awan di langit.

Pupil nya mengecil tiba tiba. Kedua kaki nya tidak mampu berdiri. Ia berlutut di depan rumah nya yang kini di penuhi darah. Ibu, dan ayahnya tergeletak disana.

Air matanya perlahan menetes di pipi nya.
Membasahi pipi nya yang berwarna putih. Bulan kini kembali menunjukkan sinar nya.

Tatapan nya yang polos telah di penuhi kebencian. Warna matanya yang berwarna merah menunjukkan betapa marah nya ia.

"Hei, sekarang pergilah ke desa di utara. Kau akan tinggal dengan damai disana, tidak ada lagi yang mengganggu mu, "

Angguk nya pelan.

"Akan ku bunuh.. " gumamnya.

-Bersambung-

Demon'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang