1K 55 18
                                    

*Flashback*

Suara kertas yang di buka berulang-ulang terdengar bergaung di sebuah ruangan luas miliksang direktur muda, Park Jimin. lembaran proposal itu terus di buka bolak-balik  untuk melihat secara detail isi dari proposal tersebut. Tapi seolah tidak berarti, ia melempar proposal itu ke atas meja sambil menghembuskan nafas kasar dengan kasar. ia menyandarkan tubuhnya sejenak dan menatap langit-langit ruangan dengan pandangan kosong.

Hari ini ia benar-benar tidak merasa fokus untuk bekerja, entah kenapa hari ini rasanya Jimin capek banget. ingin sekali rasanya ia membuang semua tumpukan kertas yang ada diatas mejanya, tapi sayang nya tidak bisa karena ini tanggung jawabnya. 

Percakapannya dengan Jeongyeon pada malam itu yang membuat Jimin merasa galau setengah mati sekarang.

" Walau sejujurnya aku mencintaimu, aku hanya berharap dirimu dapat bahagia, oppa. Karena melihatmu bahagia saja sudah membuatku senang. Aku bersungguh-sungguh."

" walaupun aku tengah mencintai orang lain saat ini dan tidak bisa membalas perasaanmu? "

" iya, sekalipun kau tengah mencintai orang lain saat ini."

Jimin bisa melihat kesungguhan dan mendengar suara jeongyeon yang sedikit bergetar walaupun gadis itu masih terlihat tegar.  Ia ingat bagaimana Jeongyeon meminta ijin padanya untuk mengecup kening Jimin dan meninggalkan kamar Jimin untuk pergi ke kamarnya. Jimin bisa melihat mata gadis itu berkaca-kaca dan mendengar suara tangisnya karena kamarnya di sebelah kamar Jimin.

Tapi, seperti kata orang, hal yang
namanya 'perasaan'  memang tidak bisa dipaksa. Jujur saja Jimin tidak merasakan debar apapun ketika Jeongyeon mencium keningnya. Jimin hanya merasa sesak dan sedih ketika mendengar suara gadis itu bergetar dan matanya berkaca-kaca.

Karena bagaimana pun Jeongyeon adalah sosok istri yang baik,dan teman yang baik. Jimin telah menyakiti gadis baik sepertinya.

" Semoga kau menemukan sosok yang yang bisa mencintaimu dengan tulus, Jeongyeon. Aku benar-benar berharap. "
Jimin hanya bisa membatin.

****

Bagi Min Yoongi hubungan percintaan dan tetek bengek yang berhubungan dengan cinta adalah hal yang rumit. Ia pernah merasakan nya.

Cinta itu bukan hanya sebuah rasa yang sederhana, karena kenyataannya itu bisa membuat seseorang tergerak untuk melakukan sesuatu demi 'cinta'-nya. Entah itu berjuang agar mendapatkannya agar ia bisa memiliki 'cinta'-nya atau malah rela melepaskan kebahagiannya sendiri maupun segala perjuangannya yang telah ia lakukan demi kebahagian 'cinta'-nya. 

Konyol.

Yoongi tertawa kecil atau lebih tepatnya sinis kepada atasannya itu setelah mendengar semua cerita bos dengan istrinya tentang drama kehidupan pernikahannya. 

Ia merasa, seperti mendengar kisah yang telah ia alami dari orang lain. Namun dengan sudut pandang yang berbeda.

'' Kenapa kamu tertawa, Yoongi?'' 

Yoongi menghentikan tawanya lalu menatap lamat-lamat Jimin yang berada didepannya. 

Lebih tepatnya, Jimin mengurung Yoongi diatas meja kerjanya dengan wajah mereka yang cukup berdekatan. Ini gara-gara Yoongi sempat ingin kabur setelah mendengar pernyataan cinta dari Park Jimin. Jujur, ini membuat Yoongi agak deg-deg-an.

Takut keciduk yang lain, kan berabe kalo tiba-tiba ada yang masuk ke ruangan, terus mereka lagi diposisi begini.

Untuk beberapa saat suasana hening melanda ruangan itu, dan jangan lupakan Jimin yang juga sesaat terpesona dengan paras Yoongi. Hingga perkataan yang cukup menusuk dari Yoongi menyadarkannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Janda Menggoda 👠 {MinYoon} BXBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang