"Lika," panggil seseorang dari balik punggung Lika. Ia menoleh.
"Baskara!!!!!" Teriak Lika dengan penuh semangat. Posisinya yang tadinya duduk pun langsung beranjak berdiri, berlari memeluk Baskara.
Baskara terkekeh, menyambut pelukan sang gadis. Tangan kanannya beralih mengacak puncak kepala Lika.
"Kamu udah nunggu lama?"
Tetap dalam dekapannya, Lika menggeleng. Gadis itu tetap memeluk Baskara sambil menghirup aroma tubuhnya yang sudah lama tidak memasuki indra penciumannya.
"Yuk duduk ah pegel saya berdiri terus."
Kok Baskara beda ya? Ah mungkin perasaan ku saja.
"Kamu mau pesen apa?"
"Kamu mau pesen apa?" Ucap mereka berbarengan. Lika terkekeh.
"Frappuccino."
"Frappuccino."
"Oke ternyata kebiasaan kita ga ilang."
Baskara bangkit, ia berjalan menuju kasir. Memesan minumannya lalu kembali duduk di tempatnya.
"Kamu ga kangen aku Bas?"
"Ngga."
"Astaga, kenal bertahun-tahun pun kamu masih gengsi bilang kangen? Bas, Bas." Lika geleng-geleng kepala. Membuat Baskara terkekeh.
"Bertahun-tahun juga kamu berusaha mendapatkan hatiku kan?"
Damn. Mampus lo Lik, keciduk. Tapi tumben ini orang jujur banget tolong.
"Masalah hati, aku bukan tipe orang yang pandai menutupi, menyimpan, membungkusnya dengan rapi dan ditaruh di tempat terdalam hati. Mengendapkan nya jauh di ujung jurang hati. Lalu berpura-pura seolah tidak terjadi apa-apa. Ini nasib extrovert gini kali ya? Terlalu ekspresif." Sedetik kemudian Baskara tertawa ngakak. Membuat Lika mendengus mendengar nya.
"Jangan kesel gitu mandang saya. Nanti tambah cinta."
"Ini kamu belajar gombal dari mana sih?"
"Gatau, ngalir gitu aja. Gimana kerjaanmu? Lancar?"
"Alhamdulillah ya, walau cape tapi semua kebayar ketika singgah di negara negara yang ada di negeri dongeng. Kamu?"
"Alhamdulillah juga. Aku naik pangkat."
Mendengar kabar bahagia itu, Lika melotot. Matanya berbinar, tapi tangan kanannya beralih mencubit gemas lengan kekar Baskara. Membuat ia meringis sesaat.
"Kamu itu naik pangkat kok ga kabari aku? yaampun Bas ini kabar bahagia dan aku baru tahu sekarang? Ah yaampun siapapun tolong getok pala Baskara."
"Permisi mas, mba. Pesanannya."
"Terimakasih mas." Ucap mereka kompak sambil tersenyum.
"Haha, iya aku ga kabarin kamu ya sengaja pingin ngasih tau kamu langsung. Sekarang aku udah jadi manager."
"Asli?!"
"Asli."
"Asli?!"
"Asli Lika."
"Kok ga kabari aku?"
"Kamu sibuk di sana. 12 jam kerja pasti buat otak mu mumet, ya kan? Mending nanti aja deh pas ketemu langsung."
"Aish."
"Ni ya temen saya waktu itu nanya. Apa yang membuat hatimu bertahan untuk menetap di saya?"
"Pertama, aku kagum sama kamu sejak SMP. Kedua, suka sama kamu sejak SMA. Ketiga, aku sanggup bertahan ya karna aku emang sayang sama kamu. Emang sayang bisa milih milih?"
Baskara terkekeh.
"Bunda apa kabar?" Tanya Lika di sela-sela ketawa Baskara.
"Alhamdulillah baik, nanya kabar kamu te-"
"Yuk! Kangen aku sama bunda!"
"Sekarang tanggal 1 ya, tanggal 14 aku ke rumahmu ya."
"Tumben aku ngomongnya, eh apa? Ke rumah? Yauda kan emang biasa ke rumah."
"Bilang seluruh keluarga mu tanggal 14 tolong semuanya bisa hadir di rumahmu. Nanti habis kita dari rumahku, aku antar kamu pulang sekalian aku mau bicara ke orang tua mu, tanggal 14 aku datang melamar kamu ya." Mata Lika kedip berkali-kali berusaha mencerna.
Tanggal 14 aku datang melamar mu? Semua keluarga diminta datang ke rumah? Ini apa maksudnya? Tanggal 14 aku. GILA?! INI GUE MIMPI ATAU APA?! ASTAGA?!
"BAS BENTAR BENTAR!"
"Lika kamu ngomong kenceng banget sampe pada ngeliatin."
"Bentar bentar, tadi kamu bilang tanggal 14 semua keluarga aku kumpul di rumah soalnya kamu mau lamar aku?" Baskara mengangguk santai sambil menyesap frappuccino nya.
"Bas? Kamu ga bercanda kan?"
"Aku serius Lika Aruna Mahesa. Bahkan tidak pernah seserius ini selama 26 tahun aku hidup."
***
Holla!! Gimana nih part satunya? OMG! Lika mau di lamar. Hm apa ya jawabannya? Kita liat di next part yaa, thanks for reading 🦄
KAMU SEDANG MEMBACA
If You Ready
Teen FictionTentang hal apa yang membuatmu kuat? Bisakah kamu berdiri sendiri? Terlalu berperasaan bisa jadi boomerang? Dan masih banyak lagi.