Aku, Shila Sandy rarasya.
Anak bungsu dari ke lima bersaudara aku hanya tinggal bersama ibu dan ayahku,ke empat Kaka ku meneruskan pendidikannya di luar kota.
Aku duduk di bangku 3 SMA, sebentar lagi aku lulus dan akan meminta izin kepada kedua orang tuaku untuk kuliah di universitas gajah Mada,di jogjakarta.
Aku akan mengambil jurusan kedokteran,karna semenjak kecil aku selalu semangat pada apapun itu yang bersangkut paut dengan kesehatan.
Aku selalu yakin,aku pasti bisa memasuki universitas itu,karna aku fikir nilai aku cukup untuk itu."Ibu,,,Shila berangkat sekolaa yaaa." Pamitku pada ibu.
"Iya sayang.." kata ibu dari dapur
Aku segera memakai sepatuku untuk segera berangkat ke sekolah,tidak lupa ibu selalu membawakan aku nasi goreng untuk malam istirahat nanti.
Ibu memberiku uang jajan,aku segera menyalami nya karena pak daus supir rumahku sudah menunggu,untuk mengantarkan aku ke sekolah.
"Mari pak." Kataku
"Iya neng"
Di jalan pak daus selalu bercerita perihal dirinya dan Bu Santi, pembantu dirumahku.
Pak daus seorang duda beranak satu,dan Bu Santi seorang janda yang ditinggal suaminya meninggal.
Dari cara pak daus bercerita kayanya pak daus ingin melamar Bu Santi tapi tidak berani
"Kenapa tidak bapak coba saja."kataku bersemangat
"Moal ah neng bapak mah era."
"Ke buru di ambil orang pak"
Pak daus diam,semoga pak daus mencerna dengan ucapan aku barusan,karna menunggu itu tidak enak hehe.15 menit di perjalanan akhirnya aku sampai di sekolah favorit ini, SMA tunas markatin idamanya para pelajar.
Aku pamit pada pak daus dan segera turun dari mobil,sudah ramai yang berlalu lalang di depan sekolah ini.Aku berjalan untuk melewati gerbang utama,semoga tidak ada si kutu kasur pagi ini yang selalu menggangguku!
"Shil!"
Aku menengok pada asal suara itu,dan aku menemukan Zara dengan Aris yang seperti nya baru juga sampai.
Seperti apa yang kutahu,Zara dengan Aris sudah berhubungan dua tahun semenjak awal mos kita masuk di SMA ini."Lah zar?" Kataku heran
"Abi mana?"tanya Zara sambil mencari seseorang
"Ditelan bumi."kataku malas
"Tuh tuh si Abizar tuh" ujar Aris sambil menunjuk pada seseorang yang baru saja memarkirkan motornya.Aku menelan saliva-ku,pasti Abizar akan berisik aku sudah malas sekali dengan tingkahnya yang aneh.
"Ris ngapain sama cewe gue Lo?"tanya Abizar sambil berjalan mendekat
Aku menggelidik geli,Zara sudah biasa sekali melihat Abizar menggodaku,dia hanya cekikikan."Gue duluan ya zar,ris."kataku malas
"Sombong ya sekarang,udah gamau jalan sama pacarnya sendiri." Kata abi konyol
"Terserah Lo bi terserah."kataku pasrah.Akhirnya kami ber-empat berjalan menyusuri lorong bersama
Aris dengan Zara selalu membuatku ingin muntah, karna tingkahnya yang membuat jiwa jomblo ku meronta ronta.Sepertinya Abi faham akan mimik muka-ku yang asem dan dia langsung berdiri di sampingku.
"Kalo mau pegangan kaya aris sama zara,bilang aja." Katanya berbisik
"Ogah"
"Tangan gue nganggur loh shil" tawarnya sambil menadahkan tangan
"Gamau Abi Lo budek ya"Sesampainya di kelas aku langsung duduk di bangku ku,sepertinya finye melihat wajahku yang kusut.
Finye adalah teman satu bangku-ku setelah diara pindah dari sekolah ini dan melanjutkan sekolahnya di kota Banten bersama keluarganya.
"Abi ngegodain Lo lagi?"tanya nya cekikikan.
"Gatau Tanya aja sendiri" kataku manyun
"Padahal Abi the most wanted di sekolah,banyak yang suka abiiiii,eh si Abi malah suka sama cewe yang gasuka cowo hahahahaha" katanya tertawa.
"Apa Lo bilang?" Tanyaku melotot
"Becanda ah nenek lampir galak bener" ujarnya sambil mengelus pundaku.2 tahun abi selalu menemaniku kemanapun aku pergi
2 tahun abi selalu menjadi yang paling menyebalkan dari semua orang
2 tahun juga Abi begini dan begitu yang membuatku stres akan ulah konyol-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOALENSI
Humor-Butir butir air bergabung, membentuk butiran air yang lebih besar