Chapter04. Perpustakaan

90 24 3
                                    

Saat Feli menengok ke arah kanan, dimana tempat untuk penjaga perpus, ia pun terkejut.

"Ini gue gak mimpi kan?." Tanya Feli sembari menepuk-nepuk pipinya sendiri.

Terlihat Aleta dan Arion yang sedang duduk di tempat yang sama dengan jarak yang berdekatan.

Feli pun mendekatinya, lalu ia menggebrakkan meja dengan berniat membuat Aleta dan Arion terkejut.

GLUBRAK!

Feli akhirnya sukses membuat kedua es kutub itu terkejut, ia pun tertawa terbahak-bahak.

"Hahahahaha, kaget kan lo pada." Feli terus tertawa sampai ia tak sadar mendapat tatapan horor dari Aleta dan Arion.

"Ups, sorry." Feli menutup mulutnya dengan tangannya untuk mencoba berhenti tertawa karna ia sadar ada tatapan pembunuh di hadapannya.

"Kbm lagi di mulai, kalo lo gak ada urusan mendingan lo cabut dari sini!." Perintah Aleta yang masih sibuk membaca buku yang ia ambil.

"Yaelah Let, sentimen amat sama gue, baru aja sampe udah di suruh pergi ke kandang harimau."

"Maksud lo?." Kini Aleta menatap Feli dengan serius mencoba mencari arti dari kata 'Kandang Harimau.'

"Lo lupa jam kedua pelajaran apa?."

"Bahasa Indonesia." Jawab Aleta santai.

"Nah iya! tuh lo tempe."

"Tau!." Sahut Arion yang nampaknya sudah mulai jengah dengan obrolan Aleta dan Feli.

"Iya itu maksud gue."

"Terus lo mau ngehindar gitu? minggu lalu juga lo bolos kan?." Ujar Aleta sembari memecingkan matanya menatap Feli penuh mengintimidasi.

"Gak lah, gue tuh cuman ngehindar bukan bolos, beda kata juga beda arti." Alibi Feli.

"Terserah."

Ketika mereka bertiga sedang asik mengobrol tidak berfaedah, seketika merekapun menghentikan perbincangan mereka.

"Hai, lo Arion kan? si anak baru? kenalin gue Sabrina." Wanita yang bernama Sabrina itu mengulurkan lengannya sembari menatap Arion dengan tatapan centil nya.

"He'eleh, sok kecentilan banget lo anabel!."

Wanita itu hanya mendapatkan sahutan ketus dari Feli, tidak begitu dengan Aleta dan Arion yang tidak menanggapinya, mereka berdua hanya menatap wanita itu dengan dingin khas wajah mereka masing-masing.

"Gue nanya Arion, eh yang jawab malah Harimau Sumatra."

Feli melipat kedua lengannya di bawah dada, ia siap memberi ancang-ancang untuk mengajaknya baku hantam.

"Lo ngajak baku hantam?."

"Yaelah dia yang di ajak kenalan, malah lo yang sewot." Ujar Sabrina sembari menunjuk Arion. "Lagian nih ya, disekolah ini masih banyak orang ganteng, apalagi geng nya Elvano." Lanjutnya.

"Siapa Elvano?."

Kali ini bukan Feli yang menjawab, tetapi Aleta, ya! Aleta yang menjawabnya, entah mendapatkan ilham apa seorang Aleta sampai berkenan membuka mulutnya hanya untuk bertanya soal laki-laki yang bahkan tidak ia kenali.

Dengan sifat Aleta yang cuek,jutek, dan juga introvert, tidak memungkinkan jika ia dekat dengan orang lain apalagi laki-laki, dan kini ia menanyakan soal laki-laki kepada salah satu siswi yg tidak ia kenali di sekolah nya.

"Lah? lo gak tau siapa dia?." Ujar Sabrina dengan menaikkan satu alisnya.

***

Brak!

Seorang pria menyeret dan membantingkan tubuh lawanya dengan keras.

"Gue, Elvano William Charles, ketua geng disekolah ini, gue orang yang disegani banyaknya siswa siswi di sekolah ini maupun sekolah lain, dan gue the most wanted boy, yang selalu jadi incaran para wanita, dan lo berani ngelawan sama gue?!."

Bugh!

"Gue peringatan sama lo! jangan sekali lagi lo berani nyakitin anak buah gue ataupun tunjukin wajah lo lagi di hadapan gue!," Ujar Elvano sembari menarik kerah baju pria yang nampaknya terlihat lemah, "Kalo gak! Gue gak segan buat habisin lo! ngerti?!." Lanjutnya yang hampir mengarahkan bogeman tangan kearah pria itu.

"I-iya, iya gue ngerti."

"Bagus! pergi sana!."

Pria itu pun pergi dengan wajah yang terlihat babak belur tak karuan akibat tinjuan dari Elvano yang terlalu kuat.

"Van, gue denger-denger ada anak baru masuk sekolah ini." Ujar salah satu anak buat Elvano yang bernama David.

"Terus?."

"Semenjak dia masuk sekolah kita, dia banyak mengundang perhatian cewek Van, apa gak sebaiknya kita lihat aja siapa dia sebenernya?."

"Hmmmm, menarik juga," Elvano terlihat berfikir sejenak tentang apa yang harus ia lakukan sembari menunjukkan smirk di wajahnya."Cabut!." Lanjutnya mengajak anak buahnya untuk beranjak pergi dari gudang belakang Sekolah.

***

"Tumben amat lo tanya sama orang let." Ujar Feli yang merasa ada yang terlihat aneh dengan perilaku sahabatnya itu, semenjak kedatangan Arion.

"Tanya doang apanya yang aneh, emangnya gak boleh?."

"Y-ya, ya boleh sih, cuman kan,"

Brak!

Semua orang yang berada di perpustakaan, telah di kejutkan dengan hantaman pintu yang sangat keras akibat tendangan seseorang.

Refleks semua orang pun melihat ke arah pintu perpustakaan, dan betapa terkejutnya mereka setelah siapa yang mereka lihat.

Bersambung ...

Mysterious GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang