him

83 9 0
                                    

//

Pagi hari yang cerah seperti biasanya, rutinitas seorang pelajar untuk berangkat ke sekolah. Pergi pagi, pulang petang.

Chela kini duduk di bagian pertengahan di bus. Ia bersenandung pelan, seraya menikmati suasana kota Seoul pagi ini.

Rasanya sedikit terganggu. Tiba-tiba saja ada yang menyentil telinga gadis itu, hingga ia menoleh ke arah belakang.

Ia mendapati seorang pria hangat yang dikenalinya, Wang Jyunhao. Bagai sang patri mendapat kembali cahayanya, begitulah ibarat antara mereka berdua.

Pagi ini, pria bernama Jyunhao itu memberanikan diri dengan semangatnya menyentil kecil telinga gadis di depannya, yang bahkan tak menyadari kehadirannya. "Selamat pagi, Chela."

Yang tadinya Chela merasa kesal, segera ia urungkan. "Ah Jyunhao-ssi, pagi."

Pria yang diketahui bernama Jyunhao itu, adalah kakak kelasnya di sekolah. "Sudah kukatakan, bukan? Berhenti memanggilku dengan formal."

Ah ya, gadis itu melupakannya. Mereka cukup lama tidak bertemu sekitar sepekan ini.

Setahunya, pria itu mengajukan surat izin ke sekolah, tapi tidak tahu jelas izin untuk apa sehingga ia tidak tampak belakangan ini.

"Hm, maaf.. Jyunhao-sunbaenim," balas Chela tersenyum kikuk.

Pria itu menggeleng-geleng, "Tidak begitu."

"Ah salah, maksudnya Jyunhao oppa," ralat Chela lagi.

Jyunhao berpindah posisi, menjadi duduk di samping Chela. "Tidak bertanya kapan aku kembali?"

Chela gusar. "Ah iya, kapan kembalinya?"

Pria itu membalasnya dengan tertawa kecil. "Tadi malam."

Chela membalas dengan ber-oh ria saja, perlahan mengalihkan pandangannya ke kaca jendela bus. Tidak sadar bahwa dirinya dipandangi oleh Jyunhao. "Kau merindukanku?"

Spontan Chela berpaling pada Jyunhao, "Apa?"

Jyunhao mengulangi lagi pertanyaannya dengan senyumannya. "Apa kau merindukanku?"

Chela mendadak diam, dan mengatup mulutnya. Ia tidak tahu harus menjawab apa, tidak mungkin bukan jika mengabaikannya.

Jika ditanyakan jujur juga, susah menjelaskannya. Tidak ada menaruh perasaan sama sekali padanya, namun rasa nyaman bisa saja ada.

Berhubung tidak ada yang spesial diantaranya, Chela mengambil pikiran. Sebagai teman, kan? Yah, mungkin sedikit ada, simpul Chela.

Setelah pemikiran itu, melihat Jyunhao yang sepertinya sudah terlihat penasaran dengan jawaban Chela, membuatnya untuk harus segera menjawab. Chela mengangguk-angguk kecil sebagai jawaban.

"Kau benar-benar merindukanku." Jyunhao sedikit memajukan wajahnya, membuat Chela merasa kurang nyaman.

Baru saja Chela ingin memperjelas lagi, "Kau menyukaiku." Jyunhao sudah membalas terlampau cepat.

Sekarang Chela dibuang bungkam lagi, bingung harus menjawab apa lagi daripada akan terus berlanjut membuat dirinya panas dingin tak beraturan.

AstraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang