Prolog

18.1K 772 6
                                    

Mungkin jika dia tidak datang dalam kehidupan Nath maka semuanya tidak berakhir seperti ini, terkurung dalam sangkar emas tanpa harus berbuat apapun dengan bebas. Mungkin jika dia tidak masuk ke dalam sebuah kamar yang terus saja terkunci setiap saat oleh Nath dia juga tidak akan berakhir menjadi penjaga rahasia kelam milik pria itu. Namun sayangnya, waktu tidak bisa mundur ke arah sebelumnya, dimana dia semestinya menjauh dari lingkup pesona Nath Uvano, pria yang kini berperan sebagai tunangannya.

Kesalahan, dia melakukan kesalahan fatal karena terlalu mendekat, hingga pada akhirnya dia harus menerima takdir yaitu terikat dengan pria yang paling menyeramkan yang pernah dia temui seumur hidup. Pria yang sering memikat para gadis-gadis diluar sana akibat ketampanan yang dimilikinya. Dulu, dia akan cemburu ketika melihat Nath didekati oleh para gadis tersebut, namun sekarang hanya ada rasa iba yang menumpuk, merasa kasihan karena gadis yang mendekat pada Nath harus menerima nasib menjadi korban selanjutnya.

Sungguh, jika ada orang yang berkata bahwa dia adalah gadis beruntung karena tidak dijadikan korban oleh Nath maka sepenuhnya perkataan tersebut adalah suatu hal yang tidak patut untuk dibanggakan. Jika harus memilih untuk mati atau harus terus menyaksikan Nath melakukan tindakan kejam pada korbannya maka dia akan memilih untuk mati saja. Setidaknya mati dapat menebus kesalahannya karena sudah menyembunyikan kenyataan.

"Kenapa? Kau tidak menyukai apa yang sedang kulakukan?"

Marsha Handoko adalah nama gadis yang tengah duduk di sebuah kursi sofa dengan tangan yang terikat di kedua sisi, gadis yang dikatakan beruntung karena tidak menjadi salah satu dari seonggok mayat manusia yang ada di hadapannya. Sadaritadi dia hanya memejamkan mata dan berusaha menulikan indera pendengarannya, meredam suara teriakan dari gadis yang tengah disiksa oleh Nath, sebelum akhirnya teriakan tersebut berubah menjadi ringisan dan berakhir pada kesunyian.

"Nath, berhentilah melakukannya," gumam Marsha dengan bibir yang gemetar. Dia menatap ngeri pada Nath yang tengah mengelus wajahnya dengan tangan yang penuh dengan noda darah.

"Bukannya dulu kau sering bertanya apa hobiku? Aku sudah memperlihatkannya tapi kau malah menutup mata cantikmu." kini ibu jari Nath sampai pada bagian bawah matanya, naik sedikit lagi maka ibu jari tersebut akan tenggelam pada manik mata Marsha.

"Apakah aku harus melihatmu melakukan ini semua selamanya?"

"Tentu saja." Nath melepaskan ikatan pada kedua tangan Marsha, gadis itu sedikit meringis saat melihat pergelangan tangannya kini terhias ruam merah yang hampir membiru, bekas ikatan sebelumnya saja belum sepenuhnya sembuh kini malah bertambah dengan ruam baru.

"Kenapa harus aku?"

"Kenapa harus kau?" setelah bertanya balik, Nath terbahak. "Karena kau gadis yang kucintai, tunanganku yang paling kusayangi."

Nath menangkup wajah Marsha yang kini ketakutan. "Kau yang memilih untuk bersamaku, Marsha."

Rambut pirangnya kini ternoda oleh darah dari korban Nath barusan, wajahnya yang seputih pualam juga kotor dengan noda yang sama. Marsha terisak, dia menyesal karena sudah terlalu jauh masuk ke dalam sangkar emas ini, sangkar penuh kutukan yang terus menggantung hidupnya. Ingin berlari namun malah kakinya dirantai oleh besi tidak kasat mata, ingin meminta tolong tetapi mulutnya dibungkam oleh ancaman.

Marsha tidak dapat berbuat apa-apa selain menuruti perintah dari Nath. Entah sampai kapan semua ini berakhir, yang jelas Marsha sangat ingin untuk bebas, kembali pada kehidupannya yang dulu, tanpa kehadiran Nath dan bayang-bayang kematian dari korban Nath.

Dangerous | Prolog

DANGEROUS I Sadistic NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang