Chapter 7

5.8K 387 2
                                    

Nath masuk ke dalam sebuah rumah yang terlihat lebih mewah daripada jajaran rumah lainnya di daerah ini. Langkah kakinya yang berpijak pada keramik lantas terdengar begitu bergema menandakan bahwa rumah ini telah lama ditinggal oleh pemiliknya, saking lamanya bahkan Nath dapat mengetahui beberapa perabotan yang telah dimakan oleh usia dan pantas untuk dibuang.

"Seharusnya kalian menginap saja di rumah Ryou atau paling tidak pergilah ke hotel," ujar Nath dengan nada yang begitu sarkas. Ya memang, kadang ucapannya tidak sesuai dengan apa yang dipikirkannya. Setidaknya setelah Nath berujar demikian pak tua yang berada di sampingnya dan sedang menuntunnya untuk menemui seseorang ini bisa lebih peka. Ayolah, rumah yang official menjadi sarang tikus bukanlah tempat yang tepat untuk tinggal.

Nath sadar bahwa rumah ini adalah rumah yang memiliki kenangan khusus yang sulit untuk dilupakan, tapi mereka tentu saja harus tau bagaimana keadaan rumah ini sekarang, memang diluar tampak mewah karena tetangga rumah yang kebetulan bekerja sebagai tukang kebun senantiasa membersihkan tanpa diupah. Namun untuk bagian dalam-- ugh, Nath sulit untuk menjabarkannya.

"Nona Tora bersikeras untuk menetap di sini selama kami tinggal di Inggris." Kiritaka, nama pak tua yang dipanggil Nath menepuk pelan bahu Nath sembari berucap. "Kami datang tiba-tiba dan para pekerja yang bertugas membersihkan akan datang besok. Memang sedikit berantakan tapi aku sudah membersihkan debu di dalam rumah  jadi kau tidak perlu khawatir."

"Kiritaka, pertama kau harus membawa pemimpin kita keluar dari rumah ini sebelum dia mengamuk karena tidak sanggup dengan barang yang terlalu berantakan di sekitarnya. Kedua, tolong jangan hubungi aku ketika aku sedang bersama Marsha dan ketiga---"

"Aku tidak pernah tau kapan kau bersama dengan nona Marsha."

Baiklah, tahan emosi dan jangan sampai tangannya mematahkan leher pria tua menyebalkan ini. Jika terjadi Tora pasti akan menguburkan tubuh Nath dalam keadaan hidup dan Nath tidak suka mati di tangan Tora.

Nath menggertak giginya, "Aku sudah mengatakan padamu bahwa aku tidak ingin diganggu hari ini kan?"

"Perintah nona Tora mutlak dan secepatnya harus dilakukan, bahkan saat kau tengah dalam keadaan sekarat pun jika nona Tora ingin menemuimu maka kau harus menemuinya."

Suara pintu yang terbuka membuat Nath terpaksa untuk tidak membalas perkataan Kiritaka. Tanpa mereka sadari seorang gadis yang berada di balik pintu tersebut mendengar seluruh percakapan mereka. Ya, memang ada yang tidak mendengar suara bising yang hampir menyamai teriakan, bahkan gadis bernama Tora ini tidak habis pikir dengan tingkah kedua manusia yang seakan tidak menyadari begitu bergemanya rumah ini dan berkemungkinan jika suara mereka sampai ke tetangga.

Melihat Tora muncul sontak Kiritaka membungkuk hormat. Sedangkan Nath, kelakuan tidak sopan pria itu sudah menjadi santapan Tora saat mereka dipertemukan. Lihat saja sekarang, tanpa memandang status Nath tampak melipatkan kedua tangan di bawah dada sembari menatap angkuh pada Tora.

"Hei bocah, bisakah kau tidak mengganggu acara romantisku bersama Marsha dan cepat enyah dari Inggris."

"Kau kesal karena aku mengganggu acaramu?" Tora tersenyum sinis lalu menyandarkan punggungnya pada pinggiran pintu.

"Ya, sangat kesal sampai aku ingin mengulitimu sekarang."

"Sebelum hal itu terjadi aku pastikan seluruh kulit tunanganmu akan tersedia dalam bentuk paket di depan rumahmu."

"Jika itu terjadi kepala Kiritaka akan kujadikan hadiah ulang tahun paling berkesan untukmu."

Tora terbahak, "Ancamanmu sangat murahan, aku sudah pernah mendapatkan usus manusia sebagai hadiah ulang tahunku lengkap dengan remahan sandwich yang baru selesai di proses dalam lambung."

DANGEROUS I Sadistic NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang