Happy Reading 💖
****
Usai membersihkan piring dan gelas kotor bekas makan malam, baik Sena maupun Yoongi bergegas menuju ke kamar mereka dan melanjutkan aktivitas mereka di sana. Yoongi duduk di sofa kamar seraya memangku laporan bulanan penjualan di restorannya, dan Sena sudah sibuk melipat dan menata pakaian bersih ke dalam lemari. Bahkan televisi yang tadinya sengaja dinyalakan, sekarang tidak ada satu 'pun dari mereka berdua yang menontonnya.
"Sayang?" panggil Yoongi.
"Iya?" Sena menoleh dan mendapati Yoongi sudah berpindah duduk di atas kasur. Entah sejak kapan pria itu sudah berada di sana.
"Pekerjaanmu masih banyak?"
"Tidak juga. Kenapa?"
"Perlu bantuan?" tanya Yoongi menawarkan diri.
"Tidak usah, paling sebentar lagi juga selesai. Kau istirahat saja."
Bukan Yoongi namanya kalau ia langsung menurut begitu saja. "Sini biar aku bantu," ucapnya sambil mengambil sepotong baju dan mulai melipatnya.
"Yoong, sudah, biar aku saja."
"Tak apa, jangan sungkan-sungkan meminta bantuanku jika kau perlu. Aku ini suamimu," pria itu meletakkan baju yang sudah ia lipat di samping Sena.
"Laporan bulananmu bagaimana? Sudah selesai?"
"Sudah," jawab Yoongi singkat.
"Cepat sekali? Restoran di Seoul tidak cuma di Itaewon saja, kan?"
"Iya. Pekerjaanku tadi beberapa sudah selesai dibantu oleh Tuan Choi."
Sena tidak menyahut lagi, dan wanita itu beranjak untuk menata baju-baju yang sudah ia lipat ke dalam lemari. Saat baju terakhir akan masuk, atensi mata Sena menangkap ada suatu barang bermotif floral yang terasa cukup familiar untuknya pada rak baju Yoongi. Sena segera mengambilnya, dan ia baru sadar kalau itu merupakan selimut miliknya dulu.
"Yoong, ini punyaku, kan?" Sena bertanya tanpa menatap Yoongi. Wanita itu masih cukup kaget mengetahui bahwa selimutnya itu ternyata masih ada pada Yoongi.
Yoongi menoleh dan melihat apa yang sedang dipegang oleh Sena, membuat pria itu mengulum senyum. "Iya, kenapa?"
"Kau menyimpan selimut ini?"
"Tentu," jawab Yoongi singkat.
"Sudah lama aku tidak melihatnya, dan aku kira sudah hilang. Selama aku tinggal di sini pula, aku tidak pernah melihat selimut ini."
"Saat wajib militer, aku membawa selimut itu. Tidak ada barang lain yang bisa aku bawa untuk mengobati rindu, selain selimut itu dan beberapa foto kita."
"Jadi, kau tau kalau ini punyaku?"
"Ya, tidak ada orang lain yang berada di markas waktu itu selain kita berdua."
Sena menutup pintu lemari, ia lalu berjalan naik ke atas kasur menyusul Yoongi yang sudah terlebih dulu berbaring, dan memeluk pria itu erat. "Maaf ya," ujarnya pelan.
"Atas?"
"Semuanya. Aku diam-diam pergi ke Seoul tanpa memberitahumu. Kita tidak lagi saling berkomunikasi selama 6 tahun, dan saat kita bertemu lagi setelah sekian lama, aku malah mengacuhkanmu begitu saja..." Sena menghela napas panjang sebelum ia melanjutkan, "... jujur, saat itu aku sangat takut melihatmu. Aku takut pertahananku selama 6 tahun akan jatuh karena kau ada di depan mataku, dan aku begitu merindukanmu."
Yoongi mencerna semua ucapan Sena, lalu kembali mengulum senyum. Ia menarik lengan tangannya yang terhimpit badan Sena, dan mengusap surai panjang istrinya itu. Yoongi kini mengerti, bahwa waktu itu Sena juga merindukannya seperti yang ia rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Marriage Diaries [MYG]
Fanfic𝐒𝐞𝐜𝐨𝐧𝐝 𝐛𝐨𝐨𝐤 𝐨𝐟 𝐁𝐞𝐭𝐰𝐞𝐞𝐧 𝐔𝐬 !!! [Judul lama "La Vie de Mariage"] Pepatah tua mengatakan "proses tidak mengkhianati hasil". Usaha yang dilakukan oleh Yoongi untuk menebus kesalahannya di masa lalu, menghasilkan buah manis berupa ik...