Fright

6.8K 398 41
                                    

Kehilangan seseorang yang kita cintai itu tidak mudah untuk kita lupakan. Memang, dari sebagian orang bisa melupakannya. Namun, semua itu butuh proses dengan berbagai cara tertentu agar bisa melupakannya secara perlahan.

Kini, hal yang sama sedang Yoonjun rasakan. Pria itu terlihat seperti tak bersemangat menjalani hidup setelah dirinya kehilangan seseorang yang ia cintai. Kekasihnya hilang. Dan ia tidak tau kemana sang kekasih pergi. Setiap dari ingatan-ingatan tentang seberkas kenangan bersama sang kekasih selalu saja menghantui. Seolah mengusik jiwanya untuk terus berada dalam kesedihan. Yoonjun ingin melupakan, tetapi tidak benar-benar ingin melupakan juga. Yang sebenarnya Yoonjun inginkan adalah kembali ke masa itu. Masa dimana dirinya bahagia bersama dengan gadisnya. Namun sepertinya waktu tetap terus berjalan. Meninggalkan jauh kenangan itu dan hanya bisa ia ingat dan rasakan auranya di saat terpikirkan saja.

Besok adalah akhir pekan. Waktu dimana orang-orang akan beristirahat sepuasnya atau melakukan aktivitas menyenangkan seperti jalan-jalan untuk mengisi waktu diakhir pekan. Jam pada dinding telah menunjukkan waktu pukul tujuh malam. Ruangan dengan suasana hening menemani Yoonjun yang sedang duduk di kursi. Pria itu menatap kosong pada sebuah gelas berisi soju dan satu botol soju diatas meja makan. Jemarinya masih melingkar pada segelas kaca tanpa bergerak sedetikpun.

Dan lagi. Ternyata memori itu masih tetap ada dibenaknya disaat terdiam seperti sekarang. Melamun membuat otaknya kembali mengingat kenangan itu. Indah tapi menyakitkan disaat tau bahwa kini semuanya telah sirna. Bagaikan kabut diterbangkan angin. Hingga semua bayangan-banyangan tentang kenangan itu pecah tatkala otaknya lalu berpikir untuk menyadarkan diri. Sembari mengerjap dan perasaan sedih merasa kehilangan itu akhirnya timbul. Sangat terasa hingga Yoonjun pun merunduk sambil memejam menahan diri agar tidak menangis, lagi. Ini memang berat, tapi Yoonjun akan berusaha tetap kuat menghadapinya. Kadang menyemangati dirinya sendiri untuk tetap fokus pada kehidupan yang sekarang. Ia tau, mungkin semuanya akan terhapus secara perlahan seiring berjalannya waktu. Ya, semoga saja.

"Kau disini rupanya"

Secara refleks Yoonjun menoleh ke arah sumber suara tatkala rungunya mendengar kalimat itu. Irisnya mendapati sang kakak yang berdiri diambang pintu keluar masuk jalan dapur tengah menatapnya dengan datar.

"Hyung" Panggilnya. Dengan ekspresi yang berubah seperti ingin menangis.

Yoongi berjalan mendekat. Hingga begitu sampai disamping Yoonjun, Pria itu lalu menepuk pelan beberapa kali pada bahu sang adik. Bermaksud menguatkan agar Yoonjun tenang. Sedang Yoonjun hanya bisa kembali merunduk. Menangis tanpa mengeluarkan suara dengan tangannya yang kini berpindah pada kemeja Yoongi. Merematnya kuat untuk melampiaskan dari perasaan sesak didadanya.

"Kau sudah besar. Berhentilah cengeng seperti ini" Suara Yoongi terdengar diantara isakan Yoonjun. Tangannya masih menepuk pelan bahu sang adik.

"Sulit..." Yoonjun berusaha bersuara kendati  kerongkongannya terasa sesak."Aku ingin melupakannya, tapi tidak bisa Hyung."

Mendengar itu membuat Yoongi tanpa sadar menyemburkan napas sembari  memejam sebentar,"Kau hanya butuh waktu untuk menghapusnya. Dan setidaknya lakukanlah sesuatu yang bisa membuatmu secara perlahan bisa menghapus semua kenangan itu"

Semua dari kalimat yang Yoongi lontarkan membuat isakan Yoonjun seketika terhenti dan segera mendongak. Menatap pada wajah Yoongi dengan keadaan matanya yang memerah serta bekas aliran air mata yang terlihat membekas dipipi.

Dan Yoongi lalu menunduk menatap Yoonjun sebelum kemudian bertanya,"Apa?" Dengan ekspresi heran.

"Maukah Hyung membantuku?"

Mengerutkan kening penasaran Yoongi lalu mendecak sebal sembari mengalihkan pandangan. Selalu saja. Iya itu yang Yoongi pikirkan sekarang. Disaat-saat yang seperti ini, dirinya lagi-lagi dimintai bantuan oleh sang adik. Berapa kali sudah dirinya membantu? Sepertinya sudah banyak dan mungkin untuk yang ini adalah yang kesekian kalinya lagi ia akan membantu. Hingga di detik berikutnya Yoongi seketika menoleh. Menatap dengan kening yang berkerut pada Yoonjun setelah mendengar kalimat yang sukses membuatnya tak percaya dengan apa yang barusan sang adik katakan.

Entering You [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang