Awas Belokan!

19 1 1
                                    

Warning!Bahasa Kasar!Non Baku!Garing
Untuk anak dibawah umur 14 tahun, silakan pencet kembali~
.
.
.
.
.
.

Semenjak Anna tuker-tukeran nomer sama si mantan member Ingin Bersatu kw 1945, ia jadi suka cengar-cengir sendiri. Padahal yang dia liat cuma foto profil doi yang lagi duduk-duduk ganteng di depan pohon sama teman cowoknya yang tak kalah ganteng. Haduh Anna jadi makin kesengsem.

Emang ya pepatah yang ngatain kalo cinta bisa bikin seseorang jadi gila itu bener adanya. Bukti jelasnya Anna, dari lahir ia emang sudah rada ga waras sih. Cuma ya kok makin ke sini makin keliatan nggak manusiawi ketidak warasannya ini(?).

Abangnya Anna, Raka, cuma bisa geleng-geleng kepala sambil ngusep-ngusep perut dan pantatnya yang perih—taulah ya, Raka kan korban dari keterlambatan penangangan dari adik sablengnya ini. Untungnya, obat yang dibeli oleh Anna manjur dan cepat meresap ke dalam tubuhnya. Jadi masih termaafkan lah kelakuan sang adik.

Setelah intip-intip tidak jelas beberapa menit—sekitar empat menit lebih delapan belas detik— dari pintu kamar adiknya, dan menemukan sang adik tengah rebahan dengan ponsel di atas muka sambil sesekali cekikian plus ngupil, Raka seolah tersadarkan. Ia buru-buru kembali ke kamarnya sendiri.

Raka takut ketularan gila.

.
.
.
.
.
.
.
.

Di sisi lain, Anna dengan posisi yang ayolah-ini-sudah-dijelaskan-tadi tengah menimbang-nimbang dalam hati. Ia dilema, galau. Apakah Anna harus lebih dulu mengirim chat? Ah, tapikan ia perempuan. Gengsi dong! Tapi— Anna kan kangen dengan calon-uhuk-kekasihnya-yang-uhuk-sepihak. Setelah berbagai perdebatan panjang antara malaikat dan setan di diri Anna, akhirnya malaikatlah pemenangnya. Iya, Anna menganggap kalau aksinya kali ini adalah sebuah petunjuk Tuhan untuk mendapatkan jodoh.

Bukan zinah ya, bukan. Anna terlalu polos dan suci untuk nganu. —padahal kalau kalian ingat di chapter 1, Anna tak segan berbicara dengan perkataan yang mengundang orang-orang di sekitar mengucap 'Astagfirullah, bacotnya'.

Dengan segenap keberanian, Anna mencoba peruntungannya.

To : Daniel KW 999+
P
Niel
Ini gue, Anna

From : Daniel KW 999+
Oh, yang tadi ketumbar samose akikah ya?

LAH! WATDEFAK!

Anna terdiam, kaget. Ini cem-cemannya atau banci pengkolan toko sebelah sih? Anna salah ketik nomor pasti, gamungkin lah ya cowok segagah itu ternyata belok.

Mencoba peruntungannya kembali, dengan harapan salah nomor, Anna membalas,

To : Daniel KW 999+
Eh, maap bang
Kayaknya salah nomor deh
Saya kira ini nomer temen saya yang tadi ketemu di jalan

From : Daniel KW 999+
Loh, Na
Ini benbeng akikah yang tadi ketumbar di jalaludin.
Yey  tidak ngerti bahasa akikah?

Anna men-translate seadanya pesan balasan tersebut. Intinya, orang yang ia kira bencong tersebut memang benar cem-cemannya.

Kalau begini Anna jadi bingung mesti senang atau sedih. Senang karena pesannya dibalas, atau sedih karena ternyata doi sebelas-duabelas kurang waras dengan dirinya. Meski kini Anna yakin bahwa dirinya lebih waras dari si Daniel kw itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hello, Guest! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang