---------------
"Dari sekian banyak nya pria yang aku kenali mereka belum bisa aku kenali dengan sempurna , tapi entahlah ketika aku mengenalinya aku merasa sangat sempurna."
---------------"Humaira aku ingin tidur namun aku takut mataku tertutup" ujar Key sambil menepuk wajahnya.
Humaira pun terdiam lalu tertawa tercekik cekik.
"Key aku ingin makan namun aku takut mulutku terbuka hahaha" ujar Humaira sambil tertawa.
Namun Key pun terdiam sambil melirik Humaira dengan tatapan sinis nya .
"Why key?" ujar Humaira sambil mengangkat sedikit alisnya.
Ketika itu key pun langsung tertawa terbahak bahak.
"Hahaha gak kok, hanya saja lelucon mu sangat garing segaring garingnya dan pula sangat kering seperti gurun pasir hahaha" ujar Key sambil menatap Humaira.
Humaira pun saling bertatap mata bersama Key lalu mereka pun tertawa bersama sama.
---------------
Dulu Key sangat periang, tidak pemalu. Key pula yang selalu membuat Humaira tersenyum setiap kali Humaira bersamanya.
Humaira mengenal Key sejak Sekolah Dasar kelas 1 namun biasa biasa saja tidak ada yang luar biasa darinya.
Esazi Key Hisanjannah. Yang sering Humaira panggil key, mmmm... mungkin itu nama kesayangannya hahaha...
"Key adalah seorang pria yang sangat aneh, ia sangat kritis dalam pemikirannya dan ia pula sangat humoris dalam melakukan hal apapun" ujar Humaira dalam benak nya sambil menulis di buku harian nya .
Setelah beberapa hari,minggu,bulan bahkan beberapa tahun,Key dan Humaira tidak saling mengabari lagi, Humaira berpindah rumah tanpa mengabari Key,begitupun Key berpindah rumah tanpa mengabari Humaira. Mereka terpisahkan oleh waktu dan jarak, semakin dewasa mereka sangat susah berkomunikasi,mungkin dikarnakan mereka malu untuk saling menyapa lagi. Mereka memang jarang bertemu, dan setiap kali bertemu, mereka tidak saling menyapa bahkan mereka berpura pura tidak saling mengenal dan saling mencuri pandangan.
---------------
4 tahun kemudian.
Hembusan angin yang datang dari arah barat, yang menyegarkan tubuh Humaira di siang hari.
"kring kring" hanphone Humaira bergetar
Namun ia menyepelekan nya, karna ia sedang merasakan angin yang sangat segar yang menyelimuti badan nya.
Tak lama kemudian Humaira membuka handphonenya, dan ternyata Key.
Key mengirim pesan lewat message dan disitulah mereka mulai saling berkomunikasi, namun lama kelamaan komunikasi antara Humaira dan Key menyelipkan perasaan yang sangat luar biasa, bagi Humaira.Beberapa hari tidak ada kabar dari Key , humaira pun merasa sangat gundah dan tidak ada semangat untuk melakukan aktivitas nya.
lalu Humaira pun mendapatkan kabar dari salah satu temannya
"Humaira , katanya Key di Pesantren kan ya sama orang tuanya " ujar temannya
"oiyah?" ujar Humaira
" iya ihhh .... memang nya kamu gak tau apa ! pas Key besok nya mau berangkat ke pesantren kan dia update status dulu di WA" ujar temannya
Humaira pun hanya tersenyum biasa sembari menahan rasa sakit yang menyelimuti dirinya.
---------------
"Dug" Humaira menutup pintu kamar nya dengan keras.
Ia menangis tanpa suara, dan ia pun terbaring sangat lemas di kamarnya.
"Ya Tuhan mengapa ia tidak bilang kepadaku? mengapa ia tidak mengabari ku? apa ia mebenciku? salah apa aku padanya? Ya Tuhan andai ia tau bahwasannya aku sangat menyayanginya, aku mencintai nya ya Tuhannn" ujar Humaira dalam batinnya sembari menangis tanpa suara sedikitpun.
---------------
Terkadang yang sangat menyakitkan itu "Menangis tanpa suara sedikit pun"
---------------Detik demi detik Humaira tertidur diiringi dengan air mata yang masih saja bercucuran.
Ia sangat sangat merasa sakit batinnya, ia merasa menyesal karna tidak mengungkapkan perasaannya kepada Key.
" Akankah hati ini berhenti merintih,Sementara perih ini semakin mendidih, andai dari dahulu aku tidak menyimpan rasa ini, mungkin aku tidak akan seperti ini, aku memang mencintai nya namun apakah aku harus seperti Siti Khodijah yang menyatakan perasaan nya langsung ataukah aku harus menjadi Fatimah Azzahra yang memendam perasaannya. Aku lemah, mungkin tuhan tidak menyetujui aku dengannya bersama, mungkin kita hanya sekedar teman dan tidak lebih, apakah dengan cara ini tuhan menyadarkan bahwa aku tak pantas dengannya ?:') , baiklah saat ini aku mengerti dan saat ini pula aku akan melupakannya" ujar humaira sambil menulis di buku harian nya.
---Nrasyah---
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Doa & Luka
Teen Fiction"Mencintai dalam diam dan rasa sabar yang selalu menyelubungi serta namanya yang selalu di perbincangkan disepertiga malam, Hanya akan mengahasilkan sebuah keabadian dan kebahagiaan yang nyata" ------Nrasyah------