Setelah beberapa lama Humaira pun lupa akan hadirnya Key dalam hidupnya. Namun, akhir akhir ini Key sering muncul dalam mimpinya entah itu pertanda apa.
Saat ini Humaira hanya berserah diri kepada yang Maha-Sgalanya. Selepas kejadian yang sangat pedih yang menimpa hati Humaira, kini ia tidak ingin lagi mengenal pria lain.
Sore hari yang sangat cerah, senja yang menyelipkan kisahnya, Humaira hanya tersenyum dan melihat senja yang sangat indah dari pojok kamarnya sembari diiringi hembusan angin.
"kring kring" ia pun langsung mengambil handphone nya ternyata dari Laras(teman nya).
"Hallo, Humaira?"
"Iya Laras bagaimana?"
"Malam ini kita ke acara rutinan yu, katanya sii penceramah nya Ustad yang selalu memotivasi anak remaja"
" Euu... memang acaranya dimana?"
" Biasalah di Masjid pusat Kota"
" Oiyah iyah, aku ikut ya! "
" Ya sudah nanti aku kabari lagi ya.. "
Sore itu Humaira sangat sibuk mempersiapkan dirinya untuk pergi ke sebuah acara kajian Islami di pusat Kota. Tiba tiba terdengar suara klakson mobil Tania, dan ternyata Humaira berangkat bersama Tania dan juga Laras.
Pukul 00:00 kajian pun selesai, ternyata banyakk pemuda dan pemudi hadir di Masjid pusat Kota itu.
Ketika Humaira dan Laras menunggu Tania yang sedang mengambil mobil di parkirannya, tiba tiba Humaira melihat seorang pria yang mirip Key, pria itu memakai baju koko putih dan biru, dan memakai peci warna putih, Humaira pun menggosok gosok kedua matanya dengan lengan nya, ia tidak percaya.
" Namun apakah benar itu Key ? "ujar Humaira dalam benaknya .
" Humaira kamu nyari siapa?" ujar Laras
" Oh enggak kok enggak ?" ujar Humaira sambil tersenyum.
Ketika pertanyaan singkat yang di berikan Laras, Humaira pun kehilangan jejak nya untuk melihat pria yang mirip Key itu. Dalam waktu yang singkat Humaira pun menemukan kembali Key, dan ternyata benar yang ia ragukan, itu adalah Key. Humaira hanya menatap Key dengan tatapan kosong namun, Key menatap Humaira tidak seperti Humaira, Key hanya menatap Humaira dengan sekejap lalu tersenyum dan memalingkan mukanya.
Ketika itu klakson mobil Tania berbunyi Humaira dan Laras pun naik ke mobil Tania, Humaira duduk di belakang sendiri, ia hanya terbelengu dan diam saja menatap langit yang penuh dengan bintang, di pojok mata kanan dan kirinya bercucuran air mata.
"Mengapa ada dia lagi?,
Mengapa aku harus dipertemukan dengannya lagi?,
Sedangkan aku telah berusaha keras untuk melupakan nya!,
Akan tetapi mengapa dia ada lagi di depanku?!,
Dia begitu jahat, dia tidak tau akan perasaan ku ini, dia hanya memberikan harapan yang tak pernah ia pertanggung jawabkan! Aku membencinya ya Tuhann!" Ujar Humaira dalam benaknya." Humaira kamu kenapa" ujar Tania dengan nada yang tinggi.
"Oh enggak kok" Ujar Humaira sembari menutup mata nya dan tersenyum.
"Kok kamu nangis?, Kamu nangis?" Ujar Laras kaget
"Ihh apaan si enggak kok" Ujar Humaira sambil tertawa memendam rasa sakit yang mendalam.
15 Menit kemudian, Humaira tiba dirumah, ia langsung masuk kamar dan terdiam lalu menangis, ia kesal sangat kesal dan ia pun sangat marah.
"Ya Tuhan mengapa engkau mempertemukan aku dengan nya lagi? mengapa? aku sudah berusaha keras melupakannya, dan sekarang Engkau malah mempertemukan aku dengan dia yang sangat jahat kepadaku! Dia jahat Tuhan, dia gak pernah sama sekali mengerti akan perasaan ku ini!" Ujar Humaira dengan nada suara yang sangat tinggi dan air matanya yang bercucuran.
Setelah itu, Humaira membuka pintu jendela kamarnya dengan sangat lebar dan berteriak.
"KEYYYYYYYYYYYY" Ujar Humaira dengan nada yang sangat tinggi dan kondisi kerundungnya yang sangat acak acakan, serta raut wajahnya yang tidak bisa ia kondisikan lagi. Air matanya terus bercucuran dimana mana, sampai ia tertidur lelap.
Pagi hari yang sangat cerah, matahari yang mulai terbit menghangati tubuh Humaira. Namun, ia masih saja terdiam dengan tatapan kosongnya,
"krek" Pintu kamar terbuka.
"Humaira" Ujar Laras dengan nada yang sangat tinggi dan sangat bersemangat.
Laras yang sangat bersemangat menyambut hangatnya pagi dikamar Humaira, seketika itu ia langsung terdiam melihat kamar Humaira yang sangat berantakan.
"Humaira, Why?" Ujar Laras sambil memegang kedua pipi Humaira.
Humaira pun hanya tersenyum biasa dan menggeleng gelengkan kepalanya{tidak}
"Gak Humaira enggak, pokoknya kamu harus bilang kamu kenapa Humaira kenapa?" Ujar Laras yang masih memegang kedua pipi humaira dengan nada suara yang marah.
Humaira pun menatap Laras lalu menangis, Laras pun langsung memeluk Humaira.
"Tuh kan, kamu kenapa Humaira" Ujar Laras sambil memeluk Humaira.
Humaira hanya menggeleng gelengkan kepalanya di pelukan Laras, dan ia menegaskan dalam hatinya {Gak Humaira gak, pokoknya kamu gak boleh menceritakan semuanya kepada dia, walaupun kamu tidak bisa menahan rasa sakit ini}. Karena, Humaira tau bahwasannya:
---------------
Sebaik baiknya teman, dia hanya ingin tau tentang masalah kita. Namun, ia tidak pernah bisa memahami dan mengerti akan perasaan kita!
---------------Humaira pun menatap kedua mata Laras dan tersenyum.
"Aku gak apa apa kok, hanya saja aku lagi dismenore jadi aku menangis" Ujar Humaira sambil tersenyum.
"Kamu beneran?" Ujar Laras yang agak sedikit kebingungan.
"Iya benar" Ujar Humaira sambil tersenyum
Laras pun langsung percaya dengan perkataan Humaira, karena mungkin saja Humaira sedang dismenore karna mulut nya pun kering, padahal mulut humaira kering karna dia menangis dari malam lalu ia tak pernah minum air sedikitpun.
Kini ia tau apa yang harus ia lakukan.
"Kini aku tau apa yang seharusnya aku lakukan.
Ya aku paham dan sangat mengerti bahwasannya aku hanya perlu berbincang bincang dengan Tuhanku di sepertiga malamku, aku harus bilang mengapa aku begini, aku mohon aku ingin di jauhkan dengan nya dan aku tidak ingin lagi melihat dia dan pula aku ingin lupa akan dia" Ujar Humaira yang terus saja menggerutu dalam hatinya.---------------
"Perbincangkanlah semua masalah mu dengan Tuhan mu karena Dia lebih tau segalanya dan lebih mengerti dibandingkan makhluk-Nya"
------------------Nrasyah---
Note: Jangan lupa vote ya😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Doa & Luka
Roman pour Adolescents"Mencintai dalam diam dan rasa sabar yang selalu menyelubungi serta namanya yang selalu di perbincangkan disepertiga malam, Hanya akan mengahasilkan sebuah keabadian dan kebahagiaan yang nyata" ------Nrasyah------