Pinguin

54 14 4
                                    

🌈Happy reading 🌈


Dua orang siswa berjalan beriringan di koridor, membuat semua pandangan para siswa lain tertuju pada mereka. Bagaimana tidak, dua orang  the most wanted kini berjalan bersampingan. Meskipun terlihat salah satu diantara  keduanya memancarkan aura dingin, namun tetap saja hal ini akan menjadi bahan tontonan.

Kalian pasti sudah tau siapa dua orang ini. Yap, mereka adalah Rayhan dan Diba.

Setelah Diba menyelesaikan aktivitas makannya, ia memutuskan untuk kembali ke kelas. Mengingat pelajaran saat ini di kelasnya adalah Fisika dengan guru ter-killer se antero sekolah Garuda yang akan mengajar. Tentu hal itu membuat Diba bergidik ngeri membayangkan jika ia melewatkan pelajaran ini, maka bisa dipastikan ia akan mendapatkan cerocos tajam dari guru tersebut serta tugas Fisika yang banyaknya dua kali lipat daripada tugas teman-temannya.

Diba sudah hafal dengan kebiasaan guru tersebut, sebab guru Fisika saat ia berada di kelas XI juga masih orang yang sama dengan guru yang mengajar di kelasnya saat ini.

Sepanjang perjalanan menuju kelas, tidak ada yang membuka suara di antara keduanya. Hingga membuat Diba geram dengan suasana seperti ini. Sebenarnya, ia ingin sekali mengobrol dengan cowok di sampingnya itu, tapi ia tak punya cukup nyali untuk membuka suara terlebih dahulu. Selain itu,  karna melihat Rayhan juga seperti tak ingin bersuara maka membuat Diba menggerutu dalam hati. 'Dasar pinguin'.

Wait! Sejak kapan Diba membuat nama panggilan sendiri untuk Rayhan? Pinguin. Cukup romantis' batin Diba.
Menemukan nama panggilan untuk Rayhan saja sudah membuat Diba senyum-senyum,  jika saja penemuannya ini diketahui oleh Rayhan pasti akan membuat kebahagiaanya lebih sempurna.

Terlalu sibuk dengan kebahagiaanya, hingga Diba tak sadar jika mereka sudah berada di depan kelasnya.

"Ehh, Rey lo mau ke mana sih?" Tanya Diba ketika melihat Rayhan berbelok dan memasuki sebuah ruangan. Namun pertanyannya itu tak mendapatkan jawaban. Rayhan terus melangkahkan tungkainya menuju sebuah kursi yang masih kosong dan duduk pada kursi tersebut.

"Aigoo" ucap Diba sambil menepuk keningnya. Bodohnya ia hingga tak menyadari jika sudah berada di depan kelasnya.

"Loh Diba, kamu kok di sini?" Tanya Yuli, ketika melihat sahabatnya memasuki kelas.

"Lalu?"

"Ya kan lo masih sakit"

"Ck, gue gak papa kali" balas Diba setelah memdudukan bokongnya pada kursi di samping Yuli.

Tidak ada balasan lagi dari Yuli namun ia memberikan tatapan yang seperti menuntut pada Diba.
"Kenapa?" Tabya Diba heran.

"Lo masih tanya kenapa?" Balas Yuli.

"Lah, emang gue cenayang? Bisa baca pikiran orang gitu?"

"Lo gak tau siapa yang bawa lo ke UKS?" Tanya Yuli dan memndapat gelengan kepala dari sahabatnya itu.

"Ck, dia yang bawa lo" lanjutnya.

"Maksud lo?" Tanya Diba memastikan seraya mengarahkan pandangannya pada seorang cowok yang duduk tenang di kursi pojok.

"Iya, maksud gue yang itu" balas Yuli yang melihat arah pandangan Diba.

"HHAAAHH JINJA???" teriak Diba semangat.  Hingga menimbulkan tatapan tajam dari siswa lain mengarah kepadanya.

"Gila, suara lo bisa kan pelanij dikit" ucap Yuli.

"Ya bisa lah. Eeh, tapi lo gak boo.."

"Selamat siang anak-anak" ucapan Diba terportong oleh suara bariton seorang guru yang baru masuk ke dalam kelasnya.

"Siang pak... " balas para siswa.

Uggghhh. Dasar guru, gak mau apa waktunya di ulur-ulur dikit?
Semua umpatan Diba tertahan di tenggorokannya. Ia masih berpikir etika siswa terhadap guru. Hmm, jika saja menyumpah serapai guru bukan dosa maka sejak tadi akan di lakukan oleh Diba.

***
Kring kring kring

Bel panjang menggelegar seantero sekolah Garuda, yang artinya waktu pulang sekolah telah tiba.  Membuat beberapa siswa ikut berteriak kegirangan menyamai suara bel sekolah.

Entah apa yang mereka pikirkan dengan berteriak seperti itu ketika bel pulang sekolah telah berbunyi. Mungkin hal itu sudah menjadi kebiasaan bagi para siswa sehingga tidak bisa dihilangkan.

"Baik anak-anak, pelajaran hari ini cukup sampai di sini, dan untuk tugas yang halaman 125 jangan lupa dikerjakan, kenudian pelajari sebab saya akan menunjuk satu persatu siswa agar menjelaskan tugas tersebut di depan kelas. Baiklah, kalian pulang dan hati-hati di jalan, dan sampai jumpa minggu depan" ucap sang guru panjang lebar.

Mulut Diba juga ikut berkomat kamit ketika guru tersebut  berbicara. Sebab ia sudah hafal di luar kepala kalimat yang selalu diucapkan oleh guru tersebut ketika jam pelajaran telah usai. Sepertinya kalimat-kalimat tersebut sudah bagaikan mantra yang jika tidak dilafalkan, kita bisa berada dalam bahaya. Mungkin.

Seperti itulah pemikiran-pemikiran para siswa di kelas XII ipa 2. Terkecuali siswa yang bernama Rayhan. Tak ada yang tau seperti apa pemikirannya terhadap guru tersebut.

Diba memasukkan buku-buka ke dalam tasnya sepelan mungkin, sepertinya ini efek dari pingsannya tadi.

"Ya ampun, lo lambat bangat sih Dib. Sini-sini gue bantuin" gerutu Yuli, melihat aksi Diba yang sudah bagaikan seekor siput. Tangannya tergerak untuk menarik beberapa buku yang berada di atas meja untuk dimasukkan ke dalam tas. 

"Ehh gak usah,  gue juga bisa kali" tolak Diba.

"Abis lo kelamaan tau"

"Udah, lo dulua aja.  Gue masih mau nunggu jemputan dulu soalnya" balas Diba.

"Oh, yaudah kalau gitu gue duluan yaa. Lo hati-hati ntar pingsan lagi"

"Iya bawel" balas Diba sambil menahan senyum yang ingin terbit di wajahnya. Jujur, ia senang memiliki sahabat yang memerhatikannya.

Ketika Diba bangkit dari kursinya, seorang siswa juga hendak keluar dari ruangan tersebut. Selang beberapa detik tatapan me reka bertemu. Namun sang cowok lebih dulu mengalihkan pandangannya. 

"Aigoo" Diba menghembuskan nafas yang tanpa sadar ia tahan sejak matanya bertubrukan dengan cowok tadi.

'Sialan, kok gue sampe lupa sih nanyain soal tadi sama si Yuli. Ahh, besok aja deh tanyainnya' Lalu ia melenggang meninggalkan ruang kelas.

Malam guys, sorry ya part ini sedikit. Lagi banyak tugas soalnya.

Dan mohon maaf bangat klau banyak typo -_-

Etss, tapi vote dan comentnya jangan dilupa yaa.

Doain aja semoga pekan ini bisa up 2 part.  Ok guys, see you the next part 😘

secret admirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang