1.2

21 3 0
                                    

"Gimana doi?"

"Nol koma nol satu millimeter lebih dekat," jawab Rigel tenang sembari membuka bungkusan sumpitnya.

"Alhamdulillah, Jandia seneng dengernya. Semoga makin jauh, ya."

Rigel melotot, namun perempuan yang duduk di depannya ini malah terlihat memakan bekal makan siangnya dengan santai.

"Biasa aja kali, Gel. Semua orang juga kalo jadi gue pasti bakal dongkol, kayak gak ada yang lain selain si Onion itu-"

"Orion."

"Iya, oke, Orion."

Helaan napas terselip dari lipatan bibir Rigel. Seketika, perempuan itu meletakkan sumpitnya, dan melipat kedua tangannya di atas meja. "Jan, bantuin gue lah," lirihnya.

Raut wajah Jandia ikut berubah. Ia menatap Rigel dengan penuh keprihatinan. "Gel, lo tau Sakura yang di film Naruto, kan? Dia juga suka sama Sasuke, tapi akhirnya Sakura ditinggalin."

"Jan...."

"Tapi akhirnya mereka nikah, setelah Sasuke ngejalanin proses taubatan nasuhanya. Lo banyak-banyak doa aja semoga Onion cepet-cepet insaf juga."

Rigel memilin-milin sedotan minumannya. "Tapi tadi lo yang nyuruh gue cari cowok selain Oyon."

"Yah, setelah gue pikir-pikir, lo sama Onion cocok. Sama-sama pengen gue getok otaknya."

"Orion."

"Bodo, Gel." Jandia kembali melanjutkan makan siangnya dengan lahap.

Rigel yang hendak kembali merecoki Jandia, mengurungkan niatnya saat ponselnya yang ada di atas meja menyala menampilkan sebuah panggilan masuk.

"Halo."

"Dimana?"

"Kampuslah."

"Masih ada jam?"

"Sebenernya masih, tapi dosennya gak masuk."

"Keluar. Gue di parkiran."

"Ngapain?" Rigel memekik tertahan, hingga berhasil membuat Jandia menghentikan suapannya demi menaruh seluruh perhatiannya pada Rigel.

Alih-alih jawaban, yang terdengar di telinga Rigel selanjutnya malah suara sambungan yang terputus. Rigel menatap ponselnya sambil berdecak. Bukannya tipe lelaki romantis penuh perhatian, kenapa hidupnya malah dikelilingi para lelaki cuek?

"Rafan?"

Rigel mengangguk sambil memakai tasnya. "Gue duluan, ya."

"Makanan lo?"

"Bungkus aja buat lo makan malem."

"Matamu!"

°°°°

Ketika sampai di parkiran, Rigel dapat melihat lelaki yang dicarinya itu tengah berdiri menyender pada samping mobil dengan kepala menunduk menatap ponsel. Dari posisi ponsel yang landscape, Rigel tau kalau lelaki itu pasti sedang bermain game.

Rigel berdeham, ketika telah berdiri di jarak kurang dari satu meter dari lelaki itu. Sorot mata tajam yang mengingatkannya pada Orion itu seketika membalas tatapannya.

Lelaki itu, Rafan, menaruh ponselnya ke dalam saku celana jeans-nya, sebelum menarik kepala Rigel mendekat. "Masuk," perintahnya sembari membuka pintu mobil dengan satu tangannya yang bebas.

Rigel memberontak dengan menundukkan tubuhnya agar keluar dari jeratan Rafan.

"Kasih tau gue dulu lo mau culik gue ke mana? Seenggaknya, gue harus tau biar nanti bisa telpon mama kalo tiba-tiba situasinya membahayakan gue."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Their Short JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang