SMA RIFYANOZ

1.4K 59 4
                                    

Sinar mentari perlahan tapi pasti mulai menampakan cahaya nya naik, memberikan warna jingga keemasan pada pagi hari yang cerah. Seberkas sinar mulai menyusup masuk di antara celah gorden berwarna biru laut bermotif dengan bordir pink. Di atas sana, tepatnya di atas tempat tidur gadis cantik itu masih saja bergelung menikmati nyamannya bedcover dengan motif animasi gajah berwarna abu-abu favorite nya. Hingga jam beker berbentuk gajah mungil itu mengeluarkan suara nyaring untuk membangunkan sang empunya dari alam mimpi.

Sambil meraba-raba nakas yang ada di samping kanan tempat tidurnya, gadis itu perlahan mulai membuka mata yang masih lengket dan sulit untuk tersadar sepenuhnya, kantuk masih menguasai dirinya. Sesekali gadis itu menguap sambil mematikan alarm jam beker kemudian beranjak bangun dan bergegas ke kamar mandi dengan langkah lesu.

Setengah jam berlalu begitu saja, dan gadis itu keluar dari kamar mandi lengkap dengan memakai pakaian seragam sekolah dengan rambut yang masih digulung dengan handuk. Ia segera duduk di meja rias dan segera mengeringkan rambut nya menggunakan Hair Dryer. Tidak perlu menunggu lama, rambutnya yang basah sudah kering dan segera ia kuncir dua berbentuk pentol di atas kepala nya. Ia tersenyum melihat pantulan dirinya di cermin sembari memakai jam tangan ia berdiri, menyambar tas punggung dan keluar dari kamar tidak lupa menguncinya terlebih dahulu.

Baru beberapa langkah ia menuruni anak tangga, senyum nya mengembang saat melihat wanita paruh baya yang mengurusnya dari kecil hingga sekarang sudah berada di ruang makan terlebih dahulu dengan mengoleskan selai di beberapa roti di atas meja.

"Pagi, Bunda" sapanya riang kepada orang yang ia panggil Bunda
Setelah melakukan ritual pagi cium pipi kanan dan kiri, ia langsung mengambil alih kursi yang berada di sisi kanan sang Bunda. Tanpa banyak kata, Vina meletakkan setangkup roti yang sudah diolesi selai coklat ke atas piring milik Ziva.

"Bunda kapan pulangnya? Kok aku ga tau sih" tanya Ziva sembari melahap roti yang diberikan Vina

"Ish, makan dulu baru ngomong" tegur Vina menggelengkan kepalanya. Ziva, gadis itu hanya mamanyunkan bibirnya

"Subuh tadi Bunda pulang sayang" lanjut Vina

Ziva menganggukkan kepalanya mengerti, rasanya ingin sekali dia mengatakan bahwa ia ingin di antar Vina ke sekolah yang baru ia tempati beberapa bulan yang lalu, tapi segera ia menepis keinginannya. Ia paham, Vina pasti sangat lelah dan butuh istirahat, harusnya ia bersyukur Vina masih bersedia mengurusnya.

"Aku udahan" ujar Ziva sambil meletakkan gelas susunya setelah menenggak habis isinya. Kemudian gadis itu segera mencium pipi Vina dengan cepat, Vina yang baru tersadar segera menyusul Ziva yang telah berada di ambang pintu

"Bunda yang anter ya?" tawar Vina

Ziva yang sedang mengenakan sepatu segera menoleh ke sumber suara, senyumnya mengembang lebih lebar dari sebelumnya. Ia menganggukkan kepala pertanda setuju, sedangkan Vina segera menemui supir pribadi yang selalu mengantar dan menjemput Ziva, Pak Hasan.

"Saya yang antar Ziva mang, mamang sarapan dulu aja nanti pulang sekolah mamang yang jemput ya" ucap Vina ramah

"Baik bu, terima kasih" balas Pak Hasan tak kalah sopannya

"Yeeeah, ayo Bunda berangkaaattt!" ajak Ziva bersemangat, tanpa memperpanjang waktu lagi Ziva segera membuka pintu di sebelah pengemudi

"Dadaahh mang, dadah bik" ucap Ziva saat mobil sudah perlahan menjauh dari kediamannya

Ziva, gadis cantik itu selalu mengucapkan syukur tanpa henti. Setidaknya untuk hari ini, dia dapat mrngawali harinya dengan hati yang bahagia.

HELLO DEARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang