SAMUEL?

706 42 12
                                    

"Ini apa?" sentak laki-laki jangkung bergingsul itu tiba-tiba

"Kenapa sih ga bisa ya sehari aja ga ngajak berantem?"

Laki-laki itu membuang ludah sembarang, rasanya tidak cukupkah gadis di hadapannya ini membuat dirinya geram, frustasi dan perasaan campur aduk di dalam hatinya? Tidak mengertikah gadis ini bahwa ia marah dengan apa yang sudah gadis itu lakukan? Lagi, laki-laki itu mengusap wajahnya kasar

"Kalo aku jelasin, kamu ga akan percaya jadi untuk apa aku jelasin? Toh, kamu juga ga butuh kan penjelasan dari aku?" balas Ify berusaha menahan emosi nya

"Apa sih ini, coba gue liat" ucap gadis berambut pendek sebahu itu penasaran

"Udah lah Vi, gue males ngeladenin cowok yang egois kek gini yang ga pernah mau percaya sedikit aja ke gue, yang ga pernah mau noleh ke arah gue untuk nyari solusi terbaik" ucap Ify akhirnya

Ify yang tadinya berniat untuk meluruskan permasalahan yang ada antara dirinya selaku sekretaris osis dengan ketua osis yang ada di hadapannya ini sirna begitu saja. Jika keegoisan selalu ingin menang dan selalu kuat, lalu ego siapa yang bersedia mengalah? Ia sudah bosan menerima apa yang laki-laki ini lakukan kepadanya, ia sudah lelah dengan apa yang ia hadapi. Ify berdiri dari duduknya, menggeser kursi yang tadi ia duduki beberapa detik yang lalu. Baru beberapa langkah ia meninggalkan tempat duduknya, Shilla yang baru saja menjabat sebagai ketua cheers dengan Mahalini di samping nya menjadi wakilnya masuk ke ruang osis dengan terburu-buru

"Ada apa sih tuan Andrio yang terhormat? Gak tau ya kalo gue tuh lagi pusing sama tanggung jawab gue yang sekarang, tau gitu gue tetep di musik bareng Ify sama Sivia" cerocos Shilla sembari duduk di tempat yang sama Ify duduki tadi

"Gue minta test minat eskul cheers di percepat jadi hari ini sepulang sekolah" tekan Rio sinis, mata nya masih setia menatap gadis mungil yang ternyata sudah memegang knop pintu untuk keluar dari ruang osis
Bukan cuma Shilla dan Mahalini yang terkejut, punggung Ify yang tadinya sudah mereda kini semakin menegang mendengar apa yang barusan Rio katakan. Ruang osis yang memang menjadi tempat satu-satu nya ruangan untuk mereka membuat keputusan mengenai apapun itu termasuk test minat eskul yang mereka pegang dan naungi.

"Gila ya lu" ucap Shilla

"Lu lagi waras ga sih?" protes Mahalini

"Semua minat eskul di buka sepulang sekolah semua, termasuk cheers, futsal, basket dan... musik" jawab Rio santai, matanya masih sama menatap punggung Ify yang masih setia berada disana

"Sebelum kalian protes, coba kalian tanya dulu sama temen kesayangan kalian yang ternyata nyuri start minat eskul" sambung Rio

Ify segera membalikkan badannya, "Sumpah Yo, gak lucu!"

"Bagian gue nyuri start tuh dimana? Coba lu liat proposal yang gue tulis yang udah di tanda tangani Pak Duta, disana tertera tanggal hari ini sampe dua hari kedepan itu jatahnya eskul musik, jadi terserah gue mau ambil tanggal berapa" sanggah Ify tidak terima

"Iya Yo kan emang di proposal jatahnya eskul musik sampe dua hari kedepan bukan eskul yang lain" bela Shilla menatap Ify dan Rio bergantian

"Seinget gue sih iya bro" sambar Gabriel yang ternyata hanya menjadi penonton dari tadi, sebenarnya Gabriel orang pertama yang ada di ruang osis, salah satu orang yang meyakinkan Ify bahwa Rio pasti akan mengerti apa yang sedang ia alami asalkan Ify bisa mengatakan semuanya, dapat menjelaskan semuanya ke laki-laki batu itu. Ia tau Rio sangat mencintai gadis itu begitupun sebaliknya

"Dan seinget gue juga, jadwal bisa berubah sesuai sikon dan gue punya hak penuh untuk nentuin kapan dan ngubah jadwalnya" tekan Rio lagi

"Mau kamu apa sih? Tolong jangan egois, masalah kamu sama aku cukup jadi masalah kita aja jangan bawa-bawa orang lain apalagi kegiatan sekolah!"

HELLO DEARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang