Memories

564 42 32
                                    

FYI gaisnyaa ini part terpanjang dari 3 part sebelumnya, semoga kalian suka dan happy reading..

***

Saat Ify baru saja menginjakkan kakinya di lapangan parkir, ia sudah melihat Mario yang tengah bersandar manis di pintu mobil miliknya sambil tersenyum manis ke arahnya. Ify berusaha untuk tak mengacuhkannya dan lebih memilih berbasa-basi kembali dengan Sivia yang sedari tadi ada di sampingnya. Dan tanpa sadarnya, Rio sudah berada di samping kirinya dan Sivia di samping kanannya.

"Gak pulang bareng Alvin Vi?" tanya Mario kepada Sivia dengan matanya menatap Ify

"Dia pulang bareng Lini" jawab Sivia berusaha tenang

Ify mendelik mendengar jawaban santai dari sahabatnya, alih-alih ingin menjauh dari Mario kini matanya melotot ke arah laki-laki bergingsul itu menuntut penjelasan. Sedangkan Mario hanya mengangkat kedua bahunya yang masih setia menatap Ify dengan senyum manis miliknya. Ify, gadis itu menarik tangan Sivia saat sahabatnya itu ingin melangkah menjauh dari dirinya

"Kok bisa?"

Sivia mengatur napasnya, setelah kemudian membalikkan badannya ke arah Ify dengan senyum paksa yang sama sekali tidak Ify suka, "Iya bisalah Fy, kan Mahalini sekarang udah jadi tetangga nya Alvin"
Ify menelan ludah, berusaha mengingat sesuatu yang mengganjal. Detik berikutnya, gadis chubby di hadapannya itu tersenyum sembari menepuk bahu Ify pelan, "Gue gakpapa Fy, udah biasa kok hehe"

"Maaf Vi, gue beneran gak tau kalo semalem--"

Belum sempat Ify melanjutkan, Sivia dengan cepat menempelkan telunjuk nya di bibirnya, berusaha menghentikan apa yang ingin sahabatnya itu katakan. Gadis itu tersenyum, bukan salah Ify yang terlambat menyadari dan juga bukan salah Alvin ataupun Mahalini, hanya ini salah dirinya yang tanpa ia sadari terlalu mengizinkan hatinya melambung tinggi tanpa tau resikonya.

Sivia mengambil alih kunci mobil yang ada di tangan Ify kemudian menyerahkannya ke Mario yang masih setia menatap Ify sedari tadi, "Titip Ify ya Yo, gue lagi ga bisa nemenin dia"

Setelah menepuk bahu Mario pelan, gadis bermata sipit itu tersenyum lagi ke arah Mario dan Ify bergantian kemudian membalikkan badannya dan melangkahkan kakinya meninggalkan lapangan parkir.

"Aku bisa pulang sendirian kok" ucap Ify akhirnya

"Aku anter"

"Gak perlu" kata Ify cepat

Mario menghela nafas pelan, sedangkan Ify berusaha mengambil kunci mobil yang ada di tangan laki-laki itu, tapi dengan sigap Mario segera mengenggam tangan Ify erat saat tangan itu mendarat di telapak tangannya. Ify merintih saat merasa kunci itu menusuk telapak tangannya ditambah Mario semakin menggenggam tangannya erat, dengan cepat Mario melangkahkan kakinya yang diikuti Ify menuju mobil berwarna biru laut kesukaan gadis itu. Dengan tergesa laki-laki bergingsul itu membuka pintu mobil tepat di samping pengemudi, setelah mengelus kepala gadis itu lembut Mario menutup pintu dengan hati-hati.

"Maaf" ucap Mario saat duduk di kursi pengemudi

Ify terdiam, masih mengelus telapak tangannya yang memerah akibat ulah Mario barusan, bercak merah itu seakan menjadi tanda yang tidak mudah di hapus. Setelah mengenakan sabuk pegaman, Mario meraih tangan Ify kemudian mengelusnya sayang.
Ify menelan ludah, perlawanannya hari ini sama sekali tidak membuahkan hasil untuk menjauhi Mario. Didalam hatinya, ia merutuki dirinya yang mudah sekali goyah jika di hadapkan dengan sosok Mario.

---

"Ayok pulang" ajak Samuel
Ziva dan Lyodra saling pandang, sedangkan Tiara hanya menatap Samuel dengan senyum yang dari tadi selalu menghiasi wajahnya. Didalam sudah ada Keisya yang menunggu, merasa canggung Keisya membuka pintu mobil dan menghampiri Ziva bersama teman-temannya.

HELLO DEARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang