part 2 -

221 107 116
                                    


"Ayo langsung ke parkiran!” perintah Monic dengan berlari kencang. Monic pernah mengikuti ekskul atletik saat SMP, jadi skill berlari dan daya tahan tubuhnya tak perlu diragukan lagi

Entah karena apa anehnya Monic, Reza dan Satya memarkirkan motor mereka ditempat yang sama

Di sekolah ada parkir khusus untuk siswa siswi, namun sekolah mereka mengenakan biaya parkir, sehari 2 ribu. Kecil memang, tapi uang segitu bisa dibuat beli cemilan bukan?

"Loh? Kok kalian tumben markirnya ditempat yang sama? Trus Reza juga, tumben markirin motornya ga diparkiran sekolah?" Arysa bertanya heran

"Situasi genting gini ga usah banyak nanya deh!" Ketus Nando

"Yeee, resek lo!" sahut Arysa kesal

Dari jauh, tampak Robi berdiri menatap mereka. Berdiri di atas pagar sekolah dengan jari tengahnya mengacung Robi berkata

"Kalian semua coba aja pergi dari sini, kalo kalian bisa berarti kalian hebat" Robi tersenyum smirk dengan nada meremeh

"Tenang, yang ngeganggu kalian bukan gue kok, tapi orang-orang penerus gue. Selamat menempuh perjalanan yang menyenangkan kawan. Dan satu lagi, wakil kepala sekolah yang resek itu udah ga ngejar kalian lagi kok sekarang, tapi ga tau nanti" Robi berbalik badan sambil melambaikan tangannya

Arysa sedari tadi rupanya tak mendengar apa yang Robi katakan. Yang Arysa perhatikan saat ia mulai melihat Robi adalah 2 tanduk dikepala Robi

"Bagaimana bisa?" tanyanya dalam hati "Sebenarnya apa yang terjadi? Yang katanya gue yang bakal paling ngerti kondisinya, tetapi kok gue bingung?" Arysa bertanya lirih sambil menggigit kuku

Ternyata saat Robi pergi, Satya langsung memperhatikan Arysa. Ia sadar Arysa sedang takut dan bingung

"Udah Ris, ada gue kok" Satya menepuk pundak Arysa sambil tersenyum

"Jadi ini gimana woi? Kita beneran harus pergi? Pergi kemana coba? Beneran ke Batam? Batam jauh breee" Dinda bertanya panik

"Mumpung kita pas ber-6, dan motornya juga pas 3 jadi kita saling boncengan, oke" ucap Monic tanpa memperdulikan kepanikan Dinda

"Mon, Lo diboncengin Nando ya. Trus, Reza Lo boncengin Dinda. Dan gue boncengin Rysa" Satya memberi usulan

"Lo mau nyelametin diri masih sempet-sempetnya ya Lo buat pdkt" ucap Nando jengkel

"Iri?" tanya Satya singkat

"Cih" Nando menatap sinis Satya

"Tunggu-tunggu, kenapa gue harus sama Reza? Gue sama Monic aja, biar Nando sama Reza" Dinda memberi usulan

"Ga bisa Din, yang boncengin harus cowo. Kalo ada apa² tenaga cowo lebih kuat, seandainya Lo atau Monic nabrak lobang dijalan, pasti langsung jatoh. Tapi seandainya Lo di boncengin sama Reza, kemungkinan besar ga bakal jatoh, tenaga cowo lebih kuat Din" Satya menjelaskan mengapa Dinda harus berboncengan dengan Reza

"Huft, iyaudah deh. Dan Lo harus hati-hati boncengin gue ya!" Dinda menunjuk Reza

Reza hanya menatap malas

Arysa yang sedari tadi diam membuat Nando heran

"Lo kenapa Ris?" tanya Nando lembut

"Kita harus cepet pergi dari sini, cepet!!!! Cepet hidupin motor kalian!" perintah Arysa kepada Reza, Satya dan Nando

Semua panik, tak biasanya Arysa berteriak seperti itu

"Ris, kenapa Ris!?" tanya Dinda tak kalah panik

VABIE [UP SLOW]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang