prelude: About the Star

32 7 13
                                    

Reihan langsung berbalik keluar dari pemakaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Reihan langsung berbalik keluar dari pemakaman. Meninggalkan Chandra yang tengah memumpahkan kesedihan setenang hutan. Tapi Hutan merupakan tempat pertarungan yang lebih mematikan dari apapun.

Reihan ingin lebih lama lagi disana kemudian membisikkan kata kata yang serupa dengan penyemangat.

"Kamu boleh sedih, kamu boleh nangis, tapi ingat jalan yang harus kamu jalani lebih panjang dariku!"

Tapi itu adalah sebuah kemustahilan.

Chandra tak pernah menganggapnya ada, sekalipun. Ia tahu jika apa yang dilakukannya akan salah dimata Chandra.

Chandra hanya mengenalnya dengan 'rival rangking sekelas dan pararel'.

Menyedihkan.

Jika disuruh untuk mendeskripsikan dirinya sendiri, kata kata yang tepat baginya adalah memyedihkan.

Bukan tanpa alasan Reihan menyatakan bahwa dirinya menyedihkan. Obat obatan dan bau steril rumah sakit sudah akrab baginya. Mereka sudah bersahabat sejak Reihan kecil bahkan sejak bayi mungkin?

Namun pada usianya ke 14 ia sadar jika dirinya adalah hal yang memuakkan yang pernah ia temui setelah Ayahnya. Ia mulai membenci segala hal.

Ia benci rumah sakit.

Ia benci obat obatan.

Ia benci dokter.

Ia benci ambulans.

Ia benci suntikan.

Ia benci bunyi tetesan infus.

Ia benci paitnya oksigen.

Ia benci dirinya sendiri.

Miris.

Namun kenyataan ia tak bisa hidup tanpa itu semua. Sehingga Reihan harus membutuhkan hal yang ia benci setengah mati. Dia bisa saja menyerah. Namun ada harapan yang diam diam terlantunkan untuknya.

Seharusnya, dirinya tak pernah mendengar lantunan doa yang tertuang dalam diam dan hanya tertulis di selembar kertas dari buku diarynya yang ia temukan dalam bentuk sobekan.

      Tuhan, aku masih ingin melihat senyum bahagia Reihan. Aku ingin melihat ia sembuh. Kemudian melihatnya diwisuda saat SMA, saat Kelulusan Sarjanà. Saat dia menikah, saat dia mempunyai anak, lalu biarkan aku bertemu maut lebih dulu. Karena aku tak bisa hidup tanpanya.

Reihan selalu menertawakan dirinya. Tak lebih dari seorang pesakitan yang merepotkan dan menyedihkan. Yang selalu membuat orang lain sedih.

Ia selalu berpikir, kapan ia bisa berinteraksi dengan Chandra seperti selayaknya dan selumrahnya?

Sepertinya Mustahil.

Ada beberapa kalimat yang ia pegang selama ini meskipun itu dari orang terbrengsek yang pernah temui.

HOWE SWEET HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang