third: Someone Is Back

9 1 1
                                    

Hari itu adalah hari dimana kecanggungan panjang bakal dimulai. Chandra tidak bisa keluar rumah karena kunci motor dan kunci mobilnya telah diambil secara paksa dan baru dikembalikan nanti sore. Awalnya dia sempat marah dengan mengandalkan wajah datarnya, tapi tidak berselang lama ia hampir bersorak senang dan batal marah saat ayah membelikan satu kresek penuh makanan kesukaan Chandra.

Reihan memaksa ikut, namun Ibun menolaknya dan memberikan satu kresek penuh dengan makanan kesukaan Reihan yang tentunya sehat juga beberapa donat serta martabak manis yang ibu sediakan diatas meja ruang  keluarga.

Chandra enggan masuk kamar yang hanya akan membuatnya melamun dan teringat Bundanya. Sehingga dia menelfon Jeno dan Azka untuk datang kerumahnya. Namun keduanya bilang jika mereka baru bisa datang saat pukul satu siang. Sementara sekarang baru pukul delapan pagi.

Ngomong ngomong soal ayah dan Ibun, keduanya bilang jika mereka berdua sedang ada perjalanan bisnis di kota Semarang dan mereka juga bercanda bahwa mereka akan sekalian menginap serta membuatkan adik baru untuk mereka yang tentunya langsung ditentang dengan suara cempreng Chandra yang mengomel tanpa henti dan tak lupa dengan cercaan yang menyertai,

"Sesungguhnya tuhan tidak suka dengan hambanya yang sudah tua dan suka berzina."

Ayah tertawa sedikit bahagia saat melihat Chandra mengomel yang diikuti wajah dingin. Bukan karena ayah suka melihat marah, tapi gini loh, semenjak kematian bundanya, Chandra jarang bicara jadi ini membuat momen yang berharaga bagi ayah dan Ibun.

"Ayah dan Ibun masih muda, dan kami udah sah dimata tuhan, gimana dong?"

Chandra terdiam kemudian cowok itu mendengus kesal dan batal melanjutkan argumennya saat Reihan juga turut ingin mengomel.

"Aku gak tau apa benihnya masih bagus apa ngga karena ayah sudah tua. Dan Ibun katanya bilang gak mau punya anak setelah aku lagi."

"Tapi sekarang Ibun mau." ayah mengerling jenaka diikuti pecahnya tawa Ibun berserta kepala mengangguk mensetujui ayah.

Chandra dan Reihan kompak mendengus dan memandang sengit kedua orang tua mereka. "Pokoknya kalau sampe ada adik baru, aku bakal pergi dari rumah ini."

"Aku juga."

"Terserah sih, nanti yang kelaperan juga kamu. Lagipula anak ayah tinggal satu ayah juga gak keberatan, toh kakakmu penurut. Oh iya gak papa sih kamu minggat, nanti kamarmu bisa ayah jadiin kamar buat adikmu. Kakakmu belom nikah juga sih. Ah ya, kamar Reihan bisa ayah jadiin gudang."

Perdebatan hampir saja berlanjut hingga tengah malam jika Ibun tidak menyudahi mereka bertiga. Chandra dan Reihan itu hampir mirip dalam berdebat. Entah memang bakat atau mereka punya mulut yang bisa mengeluarkan argumen argumen yang susah dibantah walau bisa dikategorikan sebagai lambe turah.

"Hedeh, kita cuma bercanda. Ngurusin si Chandra aja bisa bikin ayah tiba tiba berniat buang kamu ke panti asuhan, pake pengen nambah anak segala." Ibun menyudahi perdebatan dengan sedikit bercanda.

"Untung aku anak baik." Reihan menyahut, dan dihadiahkan satu delikan super kesal dari Chandra yang kemungkinan bisa membikin bolong kepala Reihan jika secara tiba tiba mata Chandra dapat mengeluarkan laser seperti Ultramen. Dan Reihan bersyukur bahwa pada kenyataannya Chandra bukan Ultramen yang dapat mengeluarkan laser untuk menghadapi musuhnya.

"Kamu juga sama aja." Ayah menukas cepat dilanjutkan dengan gayanya sok galak. Wajahnya dibuat sangar serta tangan yang berkacak pinggang. Sekilas mirip dengan Ayah tiri jahat di Sinetron ftv.

"Kamu sulit disuruh makan, sulit disuruh mandi, hobinya dikamar bergaya kayak model, kalau main game, belajar, gambar, dan tidur kamu udah kayak pengantin cewek yang  dipingit, dikamar mulu gak pernah keluar." Ayah menukas dengan nadanya yang sok sinis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HOWE SWEET HOMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang