17.Kak Angga jahat

2.7K 175 1
                                    

Gak kerasa sekarang udah tiga hari berarti Kak Angga sekarang pulang.Tapi Kak Angga selama tiga hari ini gak bisa dihubungi,kenapa ya?Ah gak papa lah yang penting sekarang Cia bisa ketemu.

Apa mending Cia bikin masakan kali ya.Tapi masakan apa,emm searching ke Mbah Googl* kali ya.

Mie instan pake telor biasa aja.Ayam geprek susah.Rendang waduh apa lagi.Nah ini nih bikin pudding aja kali ya simple lagi.

Sekarang mari kita kedapur dan cari bahan-bahannya.Kita buka kulkas gak kok gak ada ya.

"Nyari apa Cia?"tanya Mbak Irren mengagetkanku.

"Astagfirullah"refleks ku sambil memegang dadaku.

"Engga ini nyari buat bikin puding,yang sachet-sachet gitu loh Mbak"jawabku.

"Ya masa sachetan kaya begitu di simpen di kulkas.Kalau yang kaya gitu tuh di laci"ujar Mbak Irren sambil membuka laci.

"Ya kirain.Kan Cia gak tau hehee"ujarku cengengesan.

"Pasti ini buat Calsum ya"tanya Mbak Irren.

"Apaan tuh Calsum?"tanyaku bingung.

"Calon suami lah"jawab Mbak Irren sambil mengambil jus kotak di kulkas.

"Mbak bisa aja deh"ujarku sambil tertawa kecil.

"Tumben semangat biasanya lesu kaya mayat idup"ujar Bang Doni yang baru memasuki dapur.

"Enak aja mayat idup,orang Cia sehat wal'afiyat kaya gini juga"ujarku sambil mengelus dada karena terheran kok bisa punya abang kaya gitu.

"Ngapain pake ngelus dada segala"tanyanya cuek.

"Dede imut tersakiti bang"ujarku lebay dengan muka diimut-imutkan,Cia kan emang imut.

"Pengen muntah gue"ujar abang namun langsung digeplok sama Mbak Irren.

"Mau jadi ayah juga masih aja ngomong kasar"ujar Mbak Irren sambil berkacak pinggang,emm bumil marah mending kabur kali ya.

Mari kita langkahkan kaki pelan-pelan.Namun

"Mau kemana kamu Cia"tanya Bang Doni mengalihkan topik,bisa aja si Babang.

"Eh enggak kok ini ada cicak ngigit lantai"ujarku sambil menepuk-nepuk lantai.

"Mana ada cicak ngigit lantai"tanya Mbak Irren.

"Mungkin lantainya manis jadi dimakan"ujarku cengengesan.

"Oh"jawab Bang Doni singkat padat jelas.

"Aneh-aneh aja"uuar Mbak Irren sambil tertawa kecil.

"Abang lagi ngapain ke sini ganggu aja "ujarku.

"Bebas lah ini juga rumah abang kok,bukan rumah kamu"ujar Bang Doni cuek.

"Abang usir Cia"ujarku dengan mata berkaca-kaca jangan lupakan dengan bibir mengerucut.

"Eh eh kok malah nangis sih"ujar Bang Doni sambil membawaku ke pelukannya.

Ini yang Cia suka dari abang secuek-cueknya atau sejudes-judesnya abang.Tapi dia selalu sayang dan ngertiin Cia.Emm sosweet.

"Jangan nangis dong bukan gitu maksud abang"ujar Bang Doni.

"Abisnya Cia kesel selama disini abang selalu cuek sama Cia"ujarku manja.

"Iya gak akan lagi deh"ujar abang sambil melepas pelukannya.

"Yaudah abang ke depan dulu ya"ujar abang sambil berlalu keluar.

"Mbak nyusul abang dulu ya,awas jangan sampe dapur ancur"ujar Mbak Irren.

"Siap Mbak!"ujarku sambil hormat.

Thank You Captain(Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang