Tok tok tok
Qhai melangkah masuk ke dalam apartment dengan wajah yang ceria dan membiarkan kasut tidak bersusun. Violet yang terlantar demam memberikan dia hak kebebasan. Di tangannya memegang semangkuk bubur yang aku yakinnya dari Mary Brown tidak jauh dari apartment kami.
Firasat aku kuat mengatakan dia malas nak berjalan jauh. Niat asal nak ke rumah Adriyan, panggil datang ke rumah. Bonus, Adriyan dah pun berada berdekatan dengan apartment kami jadi dia tinggal beli dekat Mary Brown je.
Adriyan sibuk memandang phonenya macam tak ada hari esok.
" Qhai, kau nak bagi bubur tu dekat Violet ke? "
" Haah. "
" Letak je atas meja tu, nanti aku tolong bagi. " Aku mencapai sebekas plastik yang dipenuhi dengan gula gula skittles.
" Aku boleh bagi sendiri. " Qhai sudah berura ura ingin memulas tombol pintu bilik Violet itu.
" Kau buat lawak ke? Kau nak demam sekali? " Eren yang baru muncul dari dapur menyampuk.
" Takpe, Adry kata aku takkan sakit. "
" Adry? " Aku menjongketkan kening.
" Website ni kata idiots don't get sick. " Muka tidak berperasaan cuba dikekalkannya.
Aku menepuk dahi perlahan, Eren dipandang sekilas. Nampaknya dia cukup terkejut untuk bersuara.
" By the ways, aku nak cakap pasal agent baru tu, "
" Kita nak dapat agent baru? "
Adriyan memandang Qhai tajam apabila memotong kata katanya. Namun, Qhai langsung tidak terkesan malah membalasnya kembali.
Mulut aku mengukir senyuman, langsung tidak bosan melihat drama yang sama. Sekurang kurangnya, ni drama live. Front seat lagi!
" Adry, dah lama sampai? " Violet menarik pintunya, menutup biliknya yang gelap gelita. Kakinya melangkah dengan lemah ke arah kami lalu mengambil tempat di sofa panjang.
" Duh, kau tanya Adry je ke siak? "
" Aku dah nampak kau setiap hari. "
" Adry pun kau nampak setiap hari kan kat sekolah?! "
" Tapi kau pun sama kan, siap duduk sebelah aku lagi. "
" Tapi aku pun baru sampai rumah kan?! "
" Hah tu kau dah cakap sendiri kan. Buat apa aku nak tanya lagi? "
" But still!! "
Aku memandang sekitar apabila sedar perang ni akan berlarutan. Skrin laptop milik Eren terbuka seakan memanggil aku untuk melihatnya.
Pak!
Eren menutup laptop dengan segera. Semua mata kini tertumpu pada kami berdua. Eren memandang aku dengan berpeluh peluh.
" Kau nampak? " Eren menyoal aku terketar ketar.
" Maksud kau, porn website tu ke? "
" Aku tak bukak benda macam tu!!! " Eren menggoncangkan bahu aku dengan kuat.
" Riella, kau nampak ke? " Eren masih tidak berputus asa menyoal aku.
" Gambar perempuan tu ke? "
Muka Eren naik merah, Adriyan yang tidak suka masuk campur memandang Eren dengan tidak percaya.
" Eren, kau ada crush? " Soal Violet dengan perlahan.
YOU ARE READING
Ariella Navarre
FantasyHidup aku tak lah sehebat cerita Harry Potter, berperang macam cerita Narnia, tak segempak cerita lanets dan tak kelakar macam Silver High. Cuma, kehidupan seorang perempuan berumur 17 tahun yang bertugas sebagai perisik khas negara. Budak sekolah...