Rintikan air mulai jatuh dari langit sore ini. Tidak deras, namun tetap saja mengganggu aktivitas yang dilakukan oreh para manusia di luar ruangan. Kecuali, sekumpulan siswa di SMA Harapan II yang terlihat masih asik dengan kegiatan basket mereka. Meskipun terkadang ada saja umpatan yang keluar dari bibir mereka saat merasakan bahwa rintikan tersebut mengganggu sesi ini.
"Woy sini neduh dulu!! hujannya makin deres nih.." teriakan seorang perempuan dari pinggir lapangan basket menghentikan kegiatan para siswa itu yang berlanjut dipatuhi oleh mereka.
"Anjir, nih hujan kagak bisa berenti apa? Makin lama makin deres aja" oceh salah satu laki-laki diantara mereka.
"Jangan ngeluh mulu lo Mark. Masih untung dikasih hujan sama tuhan, hujan ini juga rahmat kali." Oceh salah satu perempuan membalas perkataan Mark tadi.
"Iya iya bu ustadzah Cemara..." balas Mark malas, sambil memasang wajah mengejek dan berakhir mendapat pukulan dari Cemara.
"Udahlah mending pulang aja, daripada diterusin entar kalian sakit" ucap salah satu perempuan yang tadi ikut bermain basket. Bukan. Bukan salah satunya, melainkan satu-satunya perempuan yang tadi ikut bermain basket.
"Wehhhhh!! Tumben ibu negara baik hati, ada apa nih bu?" goda Mark dan diikuti kekehan pada anggota lainnya.
"Udah sana pulang. Gwe mau ganti dulu. Ra, ikut gue!" balasnya datar dan berlalu meninggalkan mereka. Cemara ikut dengan si 'ibu negara' sedangkan Mark dan yang lainnya memilih untuk pergi ke parkiran. Hanya ke parkiran saja, kalau pulang Mark lebih memilih menunggu 2 teman perempuannya tadi walaupun tak disuruh.
Di kamar mandi wanita, Cemara menunggu temannya itu sambil memainkan HP dan duduk di atas meja wastafel. Karena bosan dan merasa sudah lama menunggu Cemara akhirnya memutuskan untuk mengetuk pintu kamar mandi yang digunakan temannya tersebut.
"Key! Dah selesai belum?" tanyanya sambil mengetuk pintu kamar mandi itu.
Tak lama setelahnya, temannya pun keluar dari kamar mandi tersebut dengan pakaian yang sudah berbeda. Jika awalnya wanita itu menggunakan training dan kemeja sekolah, kini ia mengenakan T-Shirt hitam lengan pendek, berpadu dengan celana jeans. Terlihat sangat casual namun menawan. Dan setelahnya ia mengambil ranselnya dan keluar dari kamar mandi diikuti oleh Cemara.
"Kok masih pada disekolah?" suara berat menginterupsi langkah mereka. Membuat Cemara dan temannya itu menghentikan langkahnya dan berbalik ke arah sumber suara.
"Kenapa?" balas teman Cemara dengan nada dingin.
"Keyra Aphrodite Silviana, sudah berapa kali saya ingatkan, jangan pernah pulang melebihi waktu ketentuan sekolah tanpa izin" jawab lelaki tersebut formal.
"Evan Hefastus Bagaskara, saya tau kamu Ketua OSIS di sini tapi maaf saya nggak pernah menyuruh kamu untuk mengingatkan saya, dan saya nggak butuh peringatan dari kamu" jawab Keyra—teman Cemara—dengan nada yang lebih seperti ancaman.
Setelah mengatakan hal tersebut, Keyra berbalik meninggalkan Evan menuju parkiran dengan Cemara mengekor dibelakangnya. Sedangkan lelaki bernama Evan diam sejenak, dan akhirnya juga berjalan menuju parkiran.
--
Keyra Aphrodite Silviana adalah salah satu siswi yang lumayan terkenal di SMA Harapan II. Bisa dibilang prestasi siswi ini cukup stabil, dimana ia berada di kelas unggulan 12 MIPA III. Tak hanya itu ia juga siswi yang cukup aktif di beberapa kegiatan sekolah seperti lomba-lomba, dan olimpiade. Namun, tetap saja setiap manusia tidak ada yang sempurna bukan? Keyra ini bisa dibilang perempuan yang cukup 'liar'. Tapi bukan berarti dia bekerja menjadi 'kupu-kupu malam', lebih tepatnya dia membentuk sebuah geng motor yang terdiri dari para teman-temannya dengan tujuan hanya sebagai tempat berkumpul, dan tempat 'pulang' bagi para anggotanya. Dan ia juga tak takut untuk menghisap rokok di usianya yang cukup muda tak terkecuali saat disekolah. Tak jarang juga perempuan satu ini membolos jam pelajaran dan memilih untuk merokok di rooftop.
Berbanding terbalik dengan Keyra, siswa satu ini bisa dibilang adalah murid paling teladan di sekolah. Evan Hafastus Bagaskara namanya. Sang Pangeran. Tidak. Aku tidak melebih-lebihkan apa yang aku pikirkan pada Evan. Memang itulah kata yang pantas diucapkan padanya. Siswa yang pintar, rajin, menjadi panutan para siswa, dan tentunya siswa kesayangan para guru. Lelaki satu ini berada di kelas unggulan 12 MIPA I yang merupakan kelas paling unggulan diantara kelas unggulan. Sifatnya yang sangat aktif dan pintar membagi waktu membuatnya mendapat kepercayaan menjadi seorang Ketua OSIS. Selain itu, siswa satu ini juga terhindar dari berbagai masalah dan juga ia berusaha untuk menghindari segala hal yang dapat mengganggu dirinya maupun orang-orang disekitarnya, meskipun ia juga memiliki kekurangan, ia selalu berusaha untuk menutupi kekurangannya tersebut.
Hai hai hai...
Aku balik lagi nih.. maaf banget kalau jedanya lama (emang disengaja.gg)
Jangan lupa vote+comment beserta kritik dan sarannya buat cerita ini agar lebih bagus kedepannya...
Thank You...

KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA //Love or Leave//
General FictionSaat dirimu dihadapkan dengan 2 pilihan. Love or Leave