"Hai halusinasi, semoga bertemu dengan dunia fana yang kuinginkan."
Halu - feby putri
🚣💌
Memandangnya bagai seorang primadona yang bisa kumiliki, enyahlah! itu hanya sebuah halusinasi yang berlebihan, mana mungkin lelaki yang meraih gelar kapten basket yang tak bisa pasti di diskripsikan dengan kata-kata.
Yang jelas lelaki yang tengah kupandangi bernama Arjuna, Arjuna Anantha. Mempunyai tinggi yang cukup semampai, mata coklat hazelnya yang menghiasi pupilnya.
Sudah beberapa kali mencoba menggali informasinya di media sosial, namun nihil tak kutemukan yang mencolok.
Cukup 3 postingan yang terlihat, foto pertama tentang pemandangan, dirinya kurang tahu jika lelaki itu mungkin saja tertarik dengan dunia fotografi. Kedua hanyalah foto jenjang 3 pasang kaki yang memakai sepatu basket dengan pemandangan lapangan indoor itu. Ketiga ia cukup menegak ludah sebentar, Arjuma dengan berbalut basofi hitam dan kain yang melilit di pinggangnya, namun bukan itu pointnya. Gadis itu, gadis di sebelahnya tampak serasi memakai kebaya yang berwana senada dengan kain lilitan Arjuna. Perempuan itu tersenyum begitu juga Arjuna. Senyum yang tak pernah ditunjukan kewanita lain.
Kututup layar ponselku hingga muncul background fotoku yang tengah memakai gaun terusan saat acara pernikahan papaku yang kurang lebih dua bulan lalu.
Broken home, yeah bisa kalian bayangkan anak tunggal sepertiku tengah mengalami perceraian pada saat umurku 12 tahun, tepat saat ku berhasil meraih nilai ujian tertinggi disekolahku. Namun hadiah yang kudapat? Keluargaku yang berpisah dan kebahagianku seolah terhempas dari lautan tak bersisa.
Mereka mengurusku bergantian, dua minggu dirumah papa dua minggunya dirumah bunda.
Sedih? Tentu. Namun kecewaku lebih mendalam dari itu, saat iku aku menenteng piala dengan air mata bercucuran.
Menangis tak bersuara memang menyakitkan dan itu kualami beberapa tahun lalu, ketika mengingat hilangnya secercah Kehangatan keluarga.
"Dara? Kebawah dulu sayang, papa mau ngenalin kamu sama seseorang."
Perempuan yang dipanggil Dara tersebut melepaslan earphone yang menggantung sebelah telingaku, aku menatap punggung tersebut sudah jauh.
Saat ini aku memang tinggal dirumah papa untuk sementara waktu tak seperti jadwal, dikarenakan bunda yang berada di luar kota untuk mengurusi bisnisnya yang membuka cabang di luar kota.
Dara turun dari ranjang yang begitu tinggi itu dan turun melihat wanita yang tampak begitu muda sekitar berumur 35 tahunan, dan disebelahnya seorang lelaki yang sepertinya pun setara dengan umurnya.
Dean, papanya memaksa menyalami perempuan itu, aslinya sih ogah-ogahan tapi daripada menimbulkan keributan kebih baik kuturuti.
"Ini mama Hana, " oh no apakah ia akan menyebut 'mama' sepertinya sapaan itu tak cocok.
Rere diam, dan papa menyadari ketika aku tak mau mengatakan itu.
"atau bunda? "
"BUNDA KU CUMA SATU. " dengan perasaan berkecamuk, kulangkahkan kakiku meninggalkan ruangan tersebut.
please, for one happiness.
🚣💌
Hai guys keep enjoy my new story:)
Cerita ini berisi Dara yang hidupnya terombang-ambing seperti gelombang lautan yang pasang.27 januari 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
SHIP LETTER
RomanceSemoga kita bertemu tak hanya sekedar di dunia halusinasiku! Pertanda aku yang menunggumu. ~Dara untuk Arjuna