¦T I G A¦

9 2 0
                                    

"Memulai dengan hal baru itu tak sulit, jika kita bisa mengikhlaskan masa lalunya"

Nona - Rizky Febian

🚣💌

"Siapa lo? "

Suara bariton yang ku kenal itu persis di depanku, bodohnya aku yang masih telungkup di lapangan itu.

Namun sebuah tangan menggapaiku hingga aku berdiri tegap, kuduga itu adalah Arjuna. Tapi nyatanya Adam, teman dekatnya Arjuna.

Aku menghela nafas lega, karena masih untung ada yang menolong diriku.

Dara langsung saja beralari dari lapangan itu tak peduli teriakan Adam yang sepertinya memanggilnya dengan sebutan, "Dek! Susunya ketinggalan. " terdengar seperti ambigu bagi siapa saja.

Sepertinya Dara akan mengurung dirinya di kelas selama seminggu, atau sebulan?

Kedua temannya hilang entah kemana, yang pasti menghilangnya setelah dirinya terjatuh tadi, dasar awas saja. Ini semua karena ide gila Clara dan dorongan Fara.

Setelah sampai di depan kelas nafasku terdengar gusar karena berlarian dari lapangan menuju kelasku yang berada di lantai tiga tanpa jeda, bisa dibayangkan.

Suara cekikikan persis di sampingnya terlihat Clara dan Fara yang seolah-olah tak menatapnya.

"Dek susunya ketinggalan." tiru Fara yang menirukan suara Adam tadi.

Sedangkan Clara seolah-olah berlari, persis meniru kejadian barusan.

Setelah itu keduanya tertawa terbahak-bahak sambil menatap Dara yang bermuka kucel dibuatnya.

Tak habis pikir Dara mengacungkan jari tengahnya kepada kedua teman gilanya itu.

So crazy is today.

🚣💌

Oh bad days bagi Dara kali ini, ini adalah pekerjaan yang paling menyebalkan setelah membersihkan satu rumahnya, yaitu menemani calon istri papanya berbelanja.

Lebih baik bersihin satu rumah dari pada jalan sama wanita disebelahnya ini.

Anggaplah Dara egois, namun wajar kan kalau kita marah jika peran bunda atau mama kita diganti dengan paksa.

"Sayang makanan kesukaan kamu apa? "

Dara rasanya ingin mual di tempat mendengar kata-kata itu, drama-drama dimulai dengan mengambil hatinya setelah mengambil hati ayahnya. Maaf sulit ngambil hati saya.

"Dara? " panggil Hana sekali lagi karena merasa tak ada jawaban dari gadis di sebelahnya ini yang beberapa bulan akan menjadi anak tirinya.

Ide jahil terlintas di otak perempuan ini, "Dodol. " jawabnya asal.

Dahi Hana mengkerut kemudian tersenyum, "Yaudah nanti beli ya. "

"Gamau maunya dibikinin. "

"Bisa nggak sih gausah nyusahin mama gue? " sahut lelaki yang entah muncul dari mana dengan setelan kaos putih yang dilapisi bomber dengan jeans hitam yang robek dibagian lutut, tak lupa sepatu vans hitam putih yang menghiasi kaki lelaki itu.

Lelaki yang sama, yang ia temui ketika diperkenalkan papanya.

"Nyusahin? Mama lo tanya, ya gue jawab. " sinis Dara kepada lelaki itu.

"Tapi jawaban lo-"

Hana mencoba melerai kedua remaja yang ada dihadapannya ini, jika api melawan api tak akan berbentuk akhirnya. "Udahlah Garel mama yang salah, oh ya tadi kamu sendiri kesini?"

Garel mengangguk dan menyalimi tangan ibunya, Dara yang melihat itu tersentuh ia yakin lelaki ini sngat menyayangi ibu kandungnya ini melebihi apapun dan itu adalah sebuah hal kewajiban.

"Ngapain lo disini? " sinis Garel menatap Dara dari atas sampai bawah.

"pake babydoll lagi, nggak malu neng?"

Dara memicingkan matanya, dirinya menyesal tadi memuji lelaki ini.

"Gue kalau nggak disuruh Papa ya mana mau, dan satu hal lagi gue pake babydoll karena buru-buru nggak sempet ganti." terang Dara mengagunggkan pembelaanya.

Garel berpura-pura menganggukkan kepalanya mencoba memahami apa yang gadis itu ucapkan, "Oh, sayangnya gue enggak nanya wlee!" kemudian lelaki itu berlindung di belakang tubuh ibunya karena Garel takin perempuan itu akan menimpuknya dengan sandal rumahan gadis itu.

"Ma tolong! " Garel masih setia bersembunyi dibalik punggung Hana.

Dara merasa geram, "Permisi tante. " untuk pertama kalinya Dara yang berbicara sopan kepada Hana, membuat wanita berumur itu menyungginkan senyumnya.

"Udah-udah nanti biar tante yang hukum Garel. " lerai Hana dengan memegang kedua bahu Dara dengan lembut.

"Janji ya tan? "

"Iya. "

🚣💌

Double chapter!

Buat Dara sama mama tirinya akur ajalah, kasian:)

Oh ya, Garel itu umurnya sekitar 18-19 tahunan.

Dan Dara umurnya 16 tahun.

So thankyou yang udah luangin buat baca, entah kenapa aku mood banget buat cerita ini.

1 Maret 2020

SHIP LETTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang