Malam minggu menjadi pilihan yang tepat untuk menghabiskan waktu dengan bersenang-senang setelah melewati hari-hari melelahkan. Kelab malam yang Sehun dan teman-temannya datangi juga ramai seperti biasanya.
Kai dan Bian yang duduk di sudut ruangan sibuk dengan obrolan mereka yang entah apa. Suho berada di lantai dua, bersandar di pilar dengan segelas wine dan mengobrol begitu intim dengan wanita yang entah siapa. Sedang Chaka tengah menari dilantai dansa, menghentak-hentak mengikuti irama sang disk jokey.
Lalu Sehun, pria tinggi berbalut kaus biru berkerah itu, menyenderi di meja bartender dengan segelas wiski yang sejak tadi setia menemani kesendiriannya.
"I'll get married..." Sehun berujar tiba-tiba, ketika mendapati Bian duduk disampingnya.
"Yep, one day." Bian menanggapi dengan seadanya. Laki-laki itu mengedipkan sebelah mata pada seorang wanita berambut panjang yang lewat.
"Next week."
"You must be joking." Mendelik, Bian meneguk gelas wiski milik Sehun sampai habis.
"I'm not." Sehun meminta bartender disana mengisi gelasnya lagi. "The one who spent the night with me last time."
"Banyak wanita yang--" Bian terdiam tiba-tiba, dia menatap Sehun dengan mata membulat. "Wanita yang itu?!"
Sehun meneguk gelas wiskinya dan tersenyum miring.
"Bagaimana bisa?" Heran Bian, tapi kemudian laki-laki bermata kecil itu menepuk tangan, seolah telah menemukan sebuah jawaban yang tepat. "Is she pregnant?"
Sehun menoleh, menatap Bian dengan alis terangkat naik. "I don't think so?" Ujarnya mengangkat bahu. "And you guys are not invited. Private wedding."
Selanjutnya Bian bangkit berdiri, menarik tangan Sehun dan berjalan kearah kursi tempat dimana Kai berada. Berdecak pelan, Sehun mendaratkan bokong ditempat kosong dan bersandar. Bian kembali melangkah, rupanya dia menarik Chaka dari lantai dansa dan juga mendudukannya di kursi bersama Kai dan Sehun. Setelahnya dia ikut duduk, matanya melirik keatas, ke lantai dua tempat dimana Suho terlihat. Bian memberi tanda pada Suho untuk segera turun.
"Dia akan menikah!" Bian membuka percakapan. Menatap teman-temannya satu persatu.
"Really?" Tanggap Suho tenang.
"So you have a girlfriend all this time?" Tanya Chaka tertawa lebar.
"Wanita yang akan dia nikahi adalah wanita di pesta Krystal waktu itu." Bian menyahut sambil melipat kaki.
"Are you serious?" Lagi, Suho menanggapi. "Is she pregnant?"
"That's what I thought before, but...?" Bian kembali membuka suara, dia menggantung ucapannya dan menatap Sehun agar memberi penjelasan.
"I don't think so." Sehun mengangkat bahu, menatap santai teman-temannya yang saat ini tengah menghujaninya tatapan penasaran. Pasalnya ini Sehun, seseorang yang diantara mereka tidak pernah terlihat mengencani seorang wanitapun. Teman wanitanyapun hanya Krystal, Irene, dan Suri. Ah, Selgi? Mereka tidak mengenal Selgi.
"Just explain!" Sambar Kai yang sejak tadi diam.
Chaka mengangkat tangannya. Pria jangkuk itu, menatap ponselnya sebelum akhirnya berseru, "Wait for the girls!"
Sebenarnya ini sudah Sehun prediksikan sejak ia berencana akan memberi tau teman-temannya ini. Tapi dia tidak menyangka bahwa respon mereka memang benar-benar akan berlebihan begini. Padahal ini hanya pernikahan biasa. Semua orang akan menikah kan? Mereka juga pasti akan menikah bukan? Ah, mungkin mereka memang tidak pernah menyangka bahwa orang pertama yang menikah diantara mereka adalah Sehun Athalla Harris. Si dosen cuek yang susah didekati dan mendekati wanita, meskipun tidak jarang ia menghabiskan waktu dengan wanita-wanita penghibur di kelab malam ketika mabuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not A Choice || [WenHun] ✔️
Fiksi Penggemar[COMPLETED || PDF VERSION] Menjadi yang terpilih, bukan berarti dipilih. #1 hundy (20 April 2020) #1 wenhun (21 April 2020)