gundah

5 2 0
                                    

Sore itu langit benar2 seperti mau runtuh, sesekali kilat seolah membelah bumi.

"Assalamualaikum.!" tiba2 suara sang ibu dari luar pintu, bergegas Alit berlari membukakan pintu untuk ibu nya.

"Wa alaikum salam, ibu sudah pulang.?" ucap Alit meraih tas ibu nya. Sang ibu hanya diam saja sambil berlalu masuk kekamarnya. Alit sedikit heran, ibu kelihatan beda sore ini.
Tak lama ibu keluar dan masuk ke kamar kakak.

"Lho tania sudah pulang.?" tanya ibu saat melihat kaknia yang tergeletak lunglai.

"Tania lagi ga enak body bu." jawab Tania lirih.

"Nanti ibu kerok ya. Biar ga tambah parah..ibu mau mandi dulu, sekalian nanti ada yang ingin ibu bicarakan dengan kalian."
Ucap ibu sembari meraih handuk dan berlalu.
Tania,Nadin,dan Alit  hanya saling pandang, seperti nya sesuatu yang serius.
.
.
Usai sholat maghrib, keempat kakak beradik itu kumpul dikamar ibu. Mereka penasaran dengan hal yang akan dibicarakan.
Alit yang termanja sudah bergelayut duduk dekat ibu nya.

"Sebelumnya ibu ingin kalian berbesar hati, semua perjalanan hidup itu sudah di atur semanis mungkin oleh Allah," awal pembicaraan ibu sangat haru.

"Terutama untuk kakNia." sambung ibu membuat Tania mengerenyitkan dahi. Serempak adik2 nya menoleh ke arah Tania, Nadin yang agak kocak melotot juling. Tania menggetok jidat adiknya yang lucu itu.

"Ada apa ya bu sebenernya, kami sungguh amat sangat penasaran." ujar Nadin sambari mengelus jidatnya yang di getok tadi. Sejenak ibu menghela nafas.

"Kontrak kerja ibu tidak diperpanjang, karena alasan yang positif dan bukan cuma ibu, banyak teman ibu yang lain bernasib sama." ucap sang ibu menatap sayu.

Tania, Nadin dan adik2 nya saling pandang.

"Hmm..ibu ku sayang, kami pikir ada hal yang luar biasa yang ibu dapat hingga membuat ibu jadi sedih begini..tidak usah terlalu dipikirkan ibu syantik, kan masih ada Tania yang kerja." kata Tania memeluk ibunya, di susul adik2 nya yang lain.

"Nadin juga sudah mau lulus kan bu, kelak Nadin juga bantu kakak." ucap Nadin tersenyum manis.

"Iya bu, untuk sesuatu yang hilang jangan disesali, yakin Allah akan beri ganti yang lebih baik.!" tegas Alit yang memang kadang sok bijak.

"Naah, mulai sekarang Aang harus kurangi minta duit buat jajan." kata Nadin menyentil telinga adiknya pelan.

"Bener, jangan kayak kemaren, harus hemat.!!" seru Alit melotot ke arah Aang.

"Iyaa..Tulalit bawel.!" cibir Aang.
"Kan Aang bisa minta sama Uti." bisik Aang nyengir, sambil mencium pipi ibunya lalu beranjak pergi meninggalkan kamar. Tak lama Alit dan Nadin pun menyusul.
Sedang Tania bergerak tidur di pangkuan sang ibu.

"Kira2 ibu bisa cepet dapet kerja lagi ga kak ya." gumam ibu mengelus rambut Tania.

"Seperti ibu sering bilang, berdoalah yang baik, maka Allah akan membuat hidup kita baik baik saja." jawab Tania tersenyum dan mencium pipi ibu. Lalu dia pun pergi meninggalkan ibu nya.

"Aamin ya Robb." jawab ibu pelan.

my strongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang