CHAPTER III (candu)

11 1 0
                                    


         Berat rasanya harus meninggalkan rumah yang banyak kenangan masa kecil, tetapi Breyggi harus kuat karena hal ini yang diinginkannya selalu ada kedua orangtua di sampingnya, tidak sibuk dengan harta dan harta.Tetapi terlalu banyak konflik yang datang. Anggun tidak bisa menerima kebangkrutan ini dan membuat mereka berpisah, hal ini sangat membuat Breyggi kecewa besar,hanya karena harta mereka harus berpisah dengan waktu yang bertepatan di hari ulang tahun Breyggi yang ke -17, Breyggi tidak ikut mama atau papanya karena papa dan mamanya sibuk mencari kebahagiannya sendiri.
        Akhirnya kota Bandung yang menjadi pilihan dia untuk melanjutkan hidupnya, karena menurutnya Bandung bisa menerima kehadirannya. Tabungan Breyggi hanya cukup untuk membayar kos kecil tanpa ac dan mendaftar ke sekolahan yang standart. Breyggi bersekolah di SMAN 8 Bandung. Pemilik kos itu, pak Deden orang yang memberi semangat untuk hidup kepada Breyggi. Breyggi sudah menganggap pak Deden seperti kakeknya sendiri,begitu pula pak Deden yang selalu menjaga Breyggi.
          Sepasang sepatu melangkah dengan keras,banyak murid lain yang ada disekelilingnya,pandangan mereka tertuju kearahnya apalagi sekelompok geng cowok bad boy mungkin atau apa juga melihatnya. Breyggi meruskan langkahnya dan mencari kelas XI IPS 1. Masuk kelas barunya perkenalan dan disapa akrab oleh Elizabeth dan temannya,dia memberikan tawaran utuk duduk bersama mereka dan Breyggi menerimanya.
Bell istirahat berbunyi.......
“Lo anak baru ya? Asal mana?” Tanya Eliza.
“Iya, gue pindahan dari Jakarta ”ucap Breyggi dengan santai.
“Idiiih anak Jaksel kan lo, boleh dong kita jadi temen lo?gimana”
           Tanpa basa-basi Eliza menarik tangan Breyggi dan mereka berlari menuju kantin,disana tidak hanya mereka berdua saja, tapi ada Nency,Gracia dan Shafa mereka semua tidak kalah cantik dari Eliza, tetapi sifat mereka yang terlalu terbuka, tetapi ini yang membuat Breyggi bahagia karena pertama kali dia masuk sekolah,bisa mendapat teman yang luar biasa (walaupun sedikit cuek dan judes).
“Jangan pernah takut kepada siapa-siapa disini, karena seluruhnya bisa kita kuasai” ucapnya Eliza.
Breyggi kebingungan dia merespon “Maksut kalian? Kalian siapa donatur dari sekolah ini atauu pemilik sekolahan ini?” Tanya Breyggi dengan polos.
Hahahahahahahahahahha (Mereka berempat tertawa serempak)
“Polos banget sih,” Ucap Gracia dengan sombong
Nency tertawa dan berkata “Siapa sih yang gak kenal kita hah”
“Suatu hari kamu pasti tau” Jawab Shafa dan mengajak pergi ke kamar mandi
               Breyggi dan keempat temannya ada dalam satu kelas, mereka juga cerdas dan pintar,tetapi pakaian yang dipakai sedikit berantakan.
               Setelah bell pulang berbunyi, Breyggi keluar dan tidak sengaja melihat temannya berkelahi dengan murid kelas lain. Disana ada Eliza,Nency,Gracia,dan Shafa. Perempuan yang mereka hajar tergeletak dan tak berdaya, Breyggi berusaha membantunnya tapi, Shafa melarangnya
“Lo gila apa bantu dia,lo harus tau cewek ini musuh kita” ucap Shafa dengan keras
“Kuy pergi” sahut Gracia
            Didalam mobil Eliza, Breyggi semakin kebingungan mengapa mereka tega menyakiti siswa lain,tapi Breyggi tidak menanyakan hal itu kepada temannya. Sampailah di tempat favorit mereka nongkrong,salah satu coffe house yang terkenal di Bandung.
Eliza menyodorkan minuman ber-alkohol ke Breyggi.
“Sorry gue enggak minum alkohol,boleh pesan Caramel Machiatto?” Ucap Breyggi
“Hmmm oke silahkan, enggak mau nyoba dulu enak kok?” Jawab Eliza,menyodorkan kembali
“Enggak, yang lain aja” Menolak kedua kalinya
             Gracia datang membawakan  pesenannya,tetapi dia juga menyodorkan sebungkus rokok,dan Breyggi menerimanya karena dia sudah candu dengan rokok sejak kelas X. Keluarganya tau, tapi tidak melarangnya,karena mamanya sendiri juga candu dengan rokok. Tidak disangka didalam minuman Breyggi dicampur dengan alkohol,yang membuat dia berbicara lantur dan sempoyongan selain efek itu dia menjadi candu alkohol saat itu juga,meminta alkohol milik Eliza,serentak mereka berempat tertawa dan melontarkan kata-kata kotor.
“Shiitttttt tadi dikasih nolak sekarang minta,bangsat lo” Ucap Eliza
“Bacod lo,cepatlah liz kasih ke gue sekarang...” Merengek meminta minuman Eliza
Shafa berbicara mengeledek sambil menyalakan rokoknya “Kasih lah kasian masih pemula aja sudah candu,hahahahhaha”
                Setelah beberapa jam,akhirnya mereka memutuskan untuk pulang masih dalam keadaan sempoyongan mobilnya di kendalikan oleh Breyggi,dan Eliza menyuruhnya untuk menginap dikosannya,mereka ber-empat tinggal di satu kos yang sama.Tanpa berfikir panjang Breyggi menerima tawaran temannya.

Gadis Remaja Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang