Perkiraanku mengenai cerahnya hari sirna saat rintik terjun dengan bebas.
Hujan mengguyur untuk tiga jam setelahnya dan mereda secara perlahan.
Khiar, aku harap musim kemarau segera datang.
Karena hujan begitu merepotkan.
Bukan karena aku harus membawa payung, bukan karena jalanan dipenuhi genangan,
pun bukan karena buat kantuk selalu datang.
Namun kamu Khiar, menyukai hujan.
Dan ia selalu merayuku untuk menghinati diri, berbisik memintaku menenggelamkan diri.
Khiar, batas hati sering hampirku langgar...
lantas apakah ada kesempatan untuk kuhapus tak berbekas garis itu?
-Meyra, masih terduduk didalam ruangan dan enggan menatap hujan
YOU ARE READING
Sekarat Pada Ragu
Poetrygundah membuncah pada setiap fragment kehidupan aku masih melipat hati tak ingin dilirik tapi sepi adalah satu dari yang kubenci lantas pada siapa aku melolong meminta tolong? ~~~~~~~~~~~~~~~~~ Mari kita berkenalan dengan Khiar dan Meyra Muda-mudi y...