Aku tidak akan tutup mata.
Pura-pura tidak melihat, balik kanan, lalu mengatakan semuanya baik-baik saja.
Aku tahu Khiar, tahu sekali bahwa kita sedang tidak baik-baik saja.
Bohong jika aku bilang kalau aku tak mengenal watakmu.
Bohong jika aku mengatakan kamu satu-satunya yang bersalah disini.
Dan bohong jika aku tidak mengaku bahwa aku juga memiliki detak yang sama seperti kamu.
Tidak ada yang lebih mengenal arti tatapan milikmu daripada aku.
Ok, mungkin Ibu mu dapat dibuatkan pengecualian.
Namun yang aku tahu sejak kejadian itu, sendu di matamu bertambah.
Dua bulan sudah kita berubah menjadi orang asing, bahkan aku sudah berhenti mendatangi toko dessert itu.
Aku hanya ingin bertatap, Khiar.
Walau sekali lagi bohong bagiku jika tidak tahu bahwa hal itu akan menyakitkan bagimu untuk sekarang.
-Meyra, bahkan semilir angin malam di balkon terasa lebih hangat daripada kita Khiar.
YOU ARE READING
Sekarat Pada Ragu
Poetrygundah membuncah pada setiap fragment kehidupan aku masih melipat hati tak ingin dilirik tapi sepi adalah satu dari yang kubenci lantas pada siapa aku melolong meminta tolong? ~~~~~~~~~~~~~~~~~ Mari kita berkenalan dengan Khiar dan Meyra Muda-mudi y...