Saat kumemandangmu, kutahu ada suatu aura ganjil yang menyelimutimu. Membuat dadaku sesak. Aura ganjil itu bernama kesepian.
"Buruan, hee. Ntar pertandingannya keburu mulai", desak Yuri tak sabaran. Dari tadi ia berdiri gelisah menunggu Yunhee yang masih sibuk didepan loker. Sesekali ia meninjau keluar jendela, menatap lapangan futsal yang mulai dipenuhi para siswa dan beberapa guru. Melihat keramaian itu Yuri tambah gelisah. "Buruan, hee!"
"Masih ada waktu setengah jam lagi, Yuri. Kita nggak bakalan telat kok", jawab Yunhee berusaha menenangkan Yuri sambil merapikan buku-buku didalam lokernya.
"Kita emang nggak bakal telat, tapi kita udah pasti nggak bakalan dapat tempat duduk dibagian depan".
"Dibelakang juga nggak masalah kan?" goda Yunhee.
Yuri mendesah putus asa. "Kita udah ngomongin hal ini sejak minggu lalu kan, Hee".
"Iya, terus?"
"Aduh, Hee. Nggak pake terus-terusan, deh. Sekarang kita harus segera kelapangan atau kita sama sekali nggak dapatin bangku untuk nonton", ucap Yuri.
Yunhee tersenyum tipis, tidak tega rasanya menggoda sahabatnya itu terlalu jauh. Melihat wajah Yuri yang memelas putus asa begitu membuat iba. Setelah mengunci lokernya, ditepuk nya bahu Yuri pelan. "Ayo kita ke lapangan".
Dengan wajah yang berseri-seri Yuri langsung menggandeng tangan Yunhee penuh semangat. Sesampainya dilapangan futsal, Yuri menoleh kesana kemari mencari bangku yang berada diurutan depan, sesuai yang ia inginkan.
Yuri menghelakan nafas lega nya saat melihat masih ada bangku barisan depan yang masih kosong. Ia langsung menyeret Yunhee untuk ke sana. Beberapa kali mereka terpaksa berhenti dan mengucapkan kata permisi unyuk meminta jalan agar sampai menuju bangku yang menjadi tujuan mereka.
"Akhirnya sampai juga", desah Yuri sambil mengelap peluh pelipisnya. Perjalanan dari pintu masuk menuju bangku yang mereka tuju ternyata membutuhkan usaha yang lumayan karena lapangan futsal ini penuh dengan orang.
Yunhee ikut mengelap peluh dahinya. Ia mengeluarkan ikat rambut dari saku rok abu-abunya, lalu menguncir rambutnya. "Ternyata rame juga yang nonton", ucap Yunhee sambil mengipasi wajahnya denngan tangan karena merasa gerah. "Kelas berapa sih yang main?" tanya nya lagi sambil memperhatikan keadaan bangku penonton yang kian ramai dibanjiri para siswa yang ingin menonton pertandingan futsal.
Bagi Yunhee, ini adalah pertandingan futsal yang pertama kali ia tonton di SMA BLACK SWAN sejak ia resmi menyandang status sebagai murid disekolah tersebut sebulan lalu. Lagi pula ini adalah pertandingan pembukaan diajang turnamen futsal persahabatan yang diadakan pihak SMA BLACK SWAN sebagai ajang pengenalan siswa baru dengan para penghuni lama. Jadi, Yunhee masih terkagum-kagum melihat antusias siswa yang menonton pertandingan futsal ini. Ramainya sudah seperti menonton laga timnas saja.
"Yang ku tau sih kelasnya Jungkook. Tapi, nggak tau lawan kelas apa", jawab Yuri sedikit berteriak karena suasana mulai bising. Yunhee mengangguk-angguk kecil. Kalau yang itu sih ia juga tau. Karena kelas Jungkook lah sahabatnya itu uring-uringan sejak tadi pagi. Tidak sabar ingin menonton Jungkook, cowok yang disukai Yuri. Kini beraksi dilapangan hijau.
KAMU SEDANG MEMBACA
•|^ Cinta Tak Kenal Logika ^ |•
RandomMemang benar tak ada alasan yang tepat untuk jatuh cinta. Terkadang kita bisa saja dengan mudah mencintai orang yang baru saja kita kenal, atau bahkan baru pertama kali bertemu. Cinta memang aneh, ia tak mengenal segala logika yang coba dihadirkan. ...