Gerai KFC tinggal beberapa langkah lagi. Dada Yunhee makin berdebar-debar setiap langkahnya semakin mendekati gerai ayam goreng tepung itu. Sementara kakinya tiba-tiba terasa kian berat untuk diayunkan.
Orang-orang menatapnya dengan berbagai ekspresi-melecehkan, kasian, bingung, jijik, serta lain sebagainya dan berkasak-kusuk saat berpapasan dengannya. Pasti mereka menggosipkan penampilan Yunhee yang kali ini berantakan. Ingin rasanya Yunhee memutar arah dan melupakan apa yang disampaikan Hyeri sejam lalu melalui telepon. Tapi rasa penasaran dan keinginan untuk membuktikan kebenaran informasi Hyeri, bahkan seringkali disampaikan teman-temannya yang lain. Membuat Yunhee membuang jauh keinginan untuk memutar arah.
Aku ngeliat Jungkook sama Yuri di mall, hee. Mereka mesra banget. Kamu masih pacaran sama Jungkook kan?
Begitulah info dari Hyeri yang membuat Yunhee langsung melesat ke mall ini tanpa memoles wajahnya dengan segala tetek bengek yang dibutuhkan para gadis gadis seusianya agar tampil cantik, bahkan untuk berganti baju pun ia tak sempat. Yunhee masih mengenakan baju rumahan, kaus putih polos dengan celana training puma.
Lima menit yang lalu Hyeri yang ia pinta untuk terus mengikuti Jungkook dan Yuri, kembali menghubungi dan mengatakan bahwa target sedang makan di KFC.
Dengan dada yang semakin berdebar, Yunhee memasuku gerai KFC. Seorang payan langsung menyambutnya dengan senyuman ramah, tapi Yunhee hanya meresponnya dengan senyuman kaku. Saat ini pikiran nya hanya tertuju pada satu hal yaitu menemukan Jungkook dan Yuri secepatnya.
Dimeja paling pojok Yunhee melihat pandangan yang membuat hatinya serasa diremas-remas ribuan tangan. Jungkook dan Yuri duduk berduaan, saling menatap dan melempar senyuman, bagi siapa pun yang melihatnya dapat menangkap kemesraan diantara mereka. Hati Yunhee benar-benar remuk saat menyaksikan Jungkook mengusap sudut bibir Yuri dengan tisu.
Yunhee memejamkan matanya, menahan air mata yang terasa mulai mendesak untuk mengalir. Dengan perasaan sakit, terluka, benci, serta kecewa, kemudia ia mendekati kedua orang itu.
"Jungkook", panggilnya yang berusaha mengatur emosinya agar tidak meledak-ledak. Yunhee masih tahu malu untuk tidak menimbulkan keributan ditempat keramaian seperti ini.
"Yunhee!" Jungkook terkejut dan langsung bangkit dari duduknya. "Sejak kapan kamu ada disini?"
"Cukup untuk melihat betapa mesranya kalian berdua", ucap Yunhee lirih seraya menoleh pada Yuri. Saat tatapan mereka bertemu, Yunhee menangkap sorot kebencian dimata Yuri. Tatapan yang sama saat Yuri mengetahui perasaannya pada Jungkook dulu.
"Aku bisa jelaskan", Jungkook meraih tangan Yunhee tapi langsung ditepisnya.
"Nggak ada yang perlu dijelaskan lagi, Jungkook".
"Ini nggak seperti yang kamu lihat".
"Oh. Ya?" Yunhee tertawa garing. "Emang seperti apa yang aku lihat tadi, um?"
Orang-orang pun mulai memperhatikan mereka. Yuri bangkit dari duduknya bermaksud untuk pergi, tapi Yunhee segera menahannya. Saat ini ia ingin bertanya sesuatu dengan sahabatnya itu.
"Kenapa kamu begitu teganya?" tanya Yunhee dengan irama terluka yang bisa ia sembunyikan.
Yuri menatap Yunhee dengan sorot kebencian yang menusuk, lalu ia mendengus. Yuri menyentakkan tangannya dengan kasar.
"Tega?" nada suara Yuri terdengar jijik. "Kamu pikir dulu kamu nggak tega, ha?"
Yuri langsung melenggang pergi tanpa menunggu jawaban Yunhee. Sementara Yunhee terdiam sambil mengigit bibir bawahnya. Jadi, begini akhirnya?
Tanpa bisa Yunhee tahan lagi, air matanya mulai jatuh lalu mengalir membasahi pipinya. Ia segera menyeka nya dengan kasar agar orang-orang tidak tahu bahwa saat ini ia sedang menangis. Tapi, percuma. Semakin ia menyekanya, air mata itu kian dengan berguguran. Saat ini hatinya benar-benar sakit. Hatinya benar-benar hancur. Berkeping-keping. Tak berbentuk lagi.
"Kita harus bicara", bisik Jungkook dengan suara pelan.
Yunhee memalingkan muka, lalu berucap dengan suara yang sama pelannya. "Semua sudah jelas, Jungkook. Jadi lebih baik kita udahan aja!"
Selepas itu Yunhee langsung angkat kaki dari hadapan Jungkook. Orang-orang masih menjadikan mereka sebagai tontonan gratis, tapi Yunhee sudah tidak peduli lagi. Jungkook terus mengejarnya, berusaha membujuk Yunhee untuk mau membicarakan masalah ini. Tapi, Yunhee menulikan telingannya dari semua permohonan yang terucap dari bibir Jungkook dan terus melangkah dengan langkah yang cukup cepat.
"Dengerin dulu alasanku, Hee", pinta Jungkook saat berhasil menahan kepergian Yunhee.
"Cukup Jungkook! Semua sudah sangat jelas. Aku udah nggak percaya lagi sama kamu, kamu tega mengkhianati aku seperti ini".
"Ini nggak seoerti yang kamu pikirkan".
"Apa yang aku kihat itulah yang aku pikirkan. Kalian bermesraan. Dan, itu kenyataannya, kan?"
Jungkook ingin menyangkalnya, tapi apa yang ingin ia katakan tersangkut ditenggorokannya. Sementara Yunhee terus menyusut air matanya. Ia tidak ingin menunjukkan pada cowok di hadapannya itu bahwa ia hancur akibat pengkhianatan cowok tersebut.
"KITA PUTUS!!" tandas Yunhee tegas sambil menghapus sisa-sisa air matanya, namun semua terasa sia-sia.
Setelah mengucapkan itu, Yunhee segera pergi membawa hatinya yang hancur. Pikirannya yang kalut membuat Yunhee berlari tanpa tujuan. Saat ini yang ia pikirkan hanya pergi sejauh mungkin dari Jungkook. Menjauhi salah satu pelaku yang telah meremukkan hatinya.
Saat menyebrangi jalan raya, Yunhee tidak menyadari sebuah mobil melaju kencang ke arahnya.
Klakson mobil itu memekak seperti halilintar yang siap mengoyan gendang telinga. Mobil itu sudah semakin dekat dengan kecepatan yang tidak berkurang. Yunhee tidak sanggup lagi bergerak karena tubuhnya terasa membeku. Matanya membelalak dan rasanya ia sangat ingin berteriak, tali tak ada suara apapun yang keluar dari bibirnya.
Yunhee memejamkan matanya. Ia tidak bisa berbuat apa-ala lagi. Hidupnya akan berkhir dengan tragus. Tubuh Yunhee bergetar menyongsong detik-detik tarakhir kehidupannya. Sebentar lagi ia pasti mati. Dia akan mati!
Namun, tiba-tiba seseorang menariknya kuat sekali. Yunhee yang sudah lemas terhuyung mengikuti gaya tarikan tersebut. Dalam pikiran yang setengah melayang itu, Yunhee masih bisa merasakan desingan mobil yang melaju ceoat dibelakangnya itu.
Yunhee terlalu syik untuk menyadari segala yang baru saja terjadi. Tapi, samar-samar bisa menangkap aroma papermint yang begitu menenangkan. Hingga ia pun sadar bahwa ia sedang berada dalam pelukan seseorang.
Yunhee melepaskan tubuhnya dari pelukan tersebut. Jarak mereka yang teramat dekat membuat Yunhee mundur beberapa langkah. Saat ia mengangkat mukanya, Yunhee terkejut saat mengetahui siapa pahlawan yang terlah menyelamatkan nyawanya dari kematian.
"Bego! Apa kamu mau mati, ha?"
TCB
Siapa hayo yang nolong hidupnya Yunhee
Orang lain atau Jungkook?Typo bertebaran. Mianhae.
Wkwk sabar ya selow update kok😊
Jangan lupa vote dan komen ya!
💜💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
•|^ Cinta Tak Kenal Logika ^ |•
CasualeMemang benar tak ada alasan yang tepat untuk jatuh cinta. Terkadang kita bisa saja dengan mudah mencintai orang yang baru saja kita kenal, atau bahkan baru pertama kali bertemu. Cinta memang aneh, ia tak mengenal segala logika yang coba dihadirkan. ...