💙 chairmate - 8

1.1K 161 39
                                    

"aw! pelan-pelan ju, disitu perih!"

hyunjin gak bisa berhenti meringis kesakitan kala minju membubuhkan antiseptik pada luka di wajahnya.

"sssshhh lu kok kasar amat sih? pelan-pelan dong ah, sakit nih." ringisnya lagi.

minju diam aja. masih fokus membersihkan darah di wajah hyunjin yang mulai mengering.

"AW! pelan-pelan ju, udah gua bilangi-"

"MAKANYA LO DIEM! kalo lo ngoceh terus yang ada tetep perih!" bentak minju.

hyunjin kaget sih ada, apalagi ngelihat aura minju yang agak sedikit menyeramkan. dia berdecak, lalu memejamkan mata pasrah mencoba menikmati rasa perih di setiap lukanya.

hyunjin membuka kedua matanya saat dirasa minju tak lagi membersihkan lukanya. ia melirik minju yang duduk di sampingnya.


minju menutup wajah dengan kedua telapak tangannya, kedua bahunya bergetar.

hyunjin tahu, gadis itu menangis.

"ju... sorry..." hanya itu yang keluar dari lisan hyunjin.

minju masih menangis. hyunjin tak tahu apa penyebabnya.

"apa gue masih kurang mukulin yohan?" tanya hyunjin pelan. dan hal itu sukses membuat minju mendongak.

"kenapa sih lo ngelakuin ini ke gue?" tanya minju lirih.

"gue cuma nggak mau lihat lo sakit hati." jawab hyunjin tulus. "juga karna gue sayang sama lo." tambah hyunjin dalam hati.

"gue memang sakit hati lihat kak yohan sama cewek lain. tapi gue lebih nggak suka lihat lo luka kayak gini, hyunjin." balas minju. ia menarik napas, mencoba untuk menetralkan emosinya walau harus sesenggukan setengah mati. "gue... g-gue sayang sama lo!"

hyunjin hampir tak percaya dengan pengakuan minju. pemuda itu lantas menarik minju ke pelukannya. membiarkan minju menangis hingga kaosnya terasa basah oleh air mata minju.

karna tangis minju yang belum juga reda, hyunjin mengangkat kepala minju, lalu maju menghapus jarak antara kedua bibir mereka. sukses membuat minju berhenti terisak, walau air mata masih mengalir di pipinya.

hampir tiga puluh detik, sampai akhirnya minju mendorong tubuh hyunjin hingga menjauh.

"lo bener-bener cowok brengsek." ucap minju. "kalo heejin tahu kita begini, dia pasti sakit hati, hyunjin!"

"gue sama heejin udah putus."

dahi minju sedikit berkerut, "kenapa?"

"kim minju."

"itu nama lengkap gue."

"iya, gue mutusin heejin karena gue suka sama lo. gue udah suka sama lo, jauh sebelum kita sekelas."

"kok..... kapan?"

"lo cewek yang gue tabrak waktu pendaftaran ulang. waktu itu lo marah ke gue gara-gara berkas lo jadi berserakan, lo ngatain gue monyet." hyunjin terkekeh kecil saat mengingat kejadian beberapa tahun lalu.

"waktu itu fotokopi kartu pelajar lo ketinggalan. gue pengen ngembaliin ke lo tapi elonya udah ilang. pas gue nemu elo, gue ngelihat lo lagi bantuin nenek-nenek nyebrang jalan. gue keasyikan merhatiin lo sampai gue kehilangan jejak lo lagi." sambung hyunjin.

sedangkan minju masih berusaha keras mengingatnya. tapi dia bener-bener lupa.

"gue lupa sumpah..." ucap minju frustasi.

hyunjin tertawa, lalu mencubit hidung minju gemas. "rumus fisika doang sih yang diingat." cibirnya. "jadi gimana ini? kita resmi ya?"

kedua mata minju melebar kaget, "resmi gimana?"

"pacaran lah?"

___


kalo..... aku..... tambah..... kata..... 'END'.... di... akhir.... paragraf.... gimana....???....

chairmate; hyunju ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang