68/365 hari
Waktu terus berjalan tanpa henti, jarum jam yang terus berputar membuatku berpikir ya tuhan andaikan waktu bisa kuulang, aku ingin kembali ke momen itu, Momen dimana aku bisa menemaninya setiap saat, momen dimana aku merasakan kenikmatan yang engkau telah berikan kepadaku. Setiap hari aku memikirkannya membuatku lupa diri dengan diriku sendiri, melupakan hal-hal yang lebih penting yang seharusnya kulakukan. Yang hanya bisa kulakukan hanya bisa berharap dan berdoa kepada tuhan agar selalu melancarkan segala hal yang kulakuan.
Ujian praktek sudah berlalu, kami kembali mengikuti pelajaran biasa di sekolah. Aku sering berbicara dengannya melalui WA, kami selalu membicarakan hal-hal yang tidak penting. hal itu sudah cukup membuatku senang, dan aku berpikir untuk mulai serius dengannya, akan tetapi lama-kelamaan kami mulai jarang berbicara lagi, aku berpikir mungkin dia fokus belajar untuk ujian akhir nanti. aku sering bertanya padanya "kamu sekarang lagi ngapain" dan dia jarang menjawab nya. Di sisi lain aku pun mulai khawatir dia menjauh dari diriku, tapi aku tetap berpikir positif bahwa dia tidak akan menjauh dariku.
"Hai" ujarku
"Hai juga"
"PR kimia mu sudah kamu kerjakan ta?" Tanyaku
"Sudah kok"
"Boleh kupinjam gak?"
"Boleh"
"Makasih ya"
"Sama-sama"
"Nanti kamu mau pulang bareng sama aku gk?" Tanya ku
"Gausah, aku naik grab aja"
"Bareng aku aja, gapapa kok daripada kamu ngeluarin uang" ujarku
"Eh gausah gapapa kok, aku nanti ada urusan soalnya" jawabnya
"Urusan apa?" Tanyaku
"Mau ke rumah sepupuku"
"Oh yaudah kalo gitu"
"Maaf ya"
"Ya"
Sifatnya berbeda hari ini, tidak seperti biasanya, ketika dia berbincang denganku dia agak ragu menjawab, aku berpikir dia menyembunyikan sesuatu, tapi aku tetap berpikir positif, kalo dia itu jujur.
Bel sekolah telah berbunyi, anak-anak disekolah banyak yang meninggalkan sekolah, terkecuali aku. Aku sedang menyelesaikan tugas yang diberikan guruku tadi. Ketika hendak pulang aku melihat sebuah handphone tergeletak di meja, dan aku terkejut handphone itu milik dia, aku tau persis bentuk handphone dia, lantas aku membawanya agar tidak hilang.
Tak lama kemudian handphone nya berdering, ada pesan masuk dari handphone nya aku pun membuka handphone itu, dan aku benar-benar terkejut melihat isi pesan itu.
"Kamu dimana sekarang" "aku udh ada di cafe"
Aku tidak menyangka apa yang baru saja kulihat, pesan itu dikirim oleh seorang lelaki, hatiku campur aduk saat itu, apakah dia benar-benar mulai menjauh dari diriku, pa benar dia jarang menjawab pertanyaan ku karena ada lelaki lain yang lebih ia dambakan.
Aku memutuskan untuk pulang ke rumah untuk menenangkan diriku, "ya tuhan tolong kuatkan lah diriku, semoga dia benar2 tidak menjauh dari diriku" batinku.
Setengah perjalanan telah kutempuh aku berhenti di persimpangan jalan, aku membeli minuman disana untuk menyegarkan dahagaku, dan untuk menenangkan diriku sejenak. Jalanan saat itu sangatlah ramai, ditambah angin senja yang hangat membuat diriku menjadi tenang. Aku melihat sekelilingku, dan tak kusadari aku melihat dirinya bersama seseorang di sebuah cafe, mereka saling bergenggaman, saling menatap satu sama lain.
Hatiku benar-benar hancur saat itu, aku tidak menyangka dengan apa yang aku lihat saat itu, pikiranku benar-benar kacau saat itu, saat itu juga aku langsung pulang ke rumah.
Aku tidak bisa berhenti memikirkan hal yang terjadi saat itu, hatiku benar-benar sakit, setiap aku melihat handphonenya rasanya aku ingin membuangnya."Ya Tuhan apakah harapan yang kau janjikan padaku hanya sekedar kata-kata, apakah kau hanya sedang menguji hatiku saja?".
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Untukmu 1 Tahun Yang Akan Datang
Historia CortaKisah yang terjadi 365 hari yang lalu, dimana sebuah harapan muncul di hadapannya setelah sekian lama ia menutup rapat-rapat hatinya untuk seseorang, ia akhirnya membuka perlahan hatinya untuknya yang ia anggap sebagai harapan yang diberikan Tuhan h...