Part 6 (END): Untukmu 1 tahun yang lalu

20 2 1
                                    

365/365 hari

Hari demi hari telah dilalui, waktu demi waktu telah terlewati. Tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Di tahun yang baru ini aku harap bisa menjadi lebih baik daripada yang sebelumnya. Aku harap tuhan telah merencanakan sesuatu yang besar bagiku di tahun ini, dan semoga bukan sekedar harapan palsu saja.

Tak terasa 1 semester perkuliahan telah kujalani, banyak sekali tugas yang diberikan dosen kepadaku, rasanya kuliah itu benar-benar berat tidak seperti yang diceritakan di film-film. Tapi itu semua kujalani dengan lancar dan Alhamdulillah IP semester 1 ku lumayan bagus, dan aku harap di semester 2 ini nilai ku semakin meningkat.

Kuliahku libur selama 1 bulan lebih, benar-benar liburan yang terasa panjang. Aku menghabiskan waktu liburan ku di rumah saja, sendirian tanpa adanya teman. Biasanya waktu libur sekolah aku keluar bareng teman-temanku, tapi liburan saat ini sangatlah berbeda. Teman-teman ku mempunyai kesibukannya masing-masing.

Beberapa hari liburan aku tiba-tiba dihubungi oleh teman lamaku. Dia mengajakku untuk ikut acara Campus Expo yang akan diadakan saat masuk sekolah. Dia bilang semua anak-anak akan datang. Dan dia memintaku untuk menjadi panitia acara tersebut. Aku pun mengiyakan nya. Campus Expo pun diadakan, aku sangat sibuk sekali saat itu menyiapkan acara dan lain sebagainya. Dan Alhamdulillah acaranya sukses besar.

Setelah acara selesai aku menuju ke kantin untuk makan, dalam perjalanan menuju kantin, aku melihat sosok wajah yang tidak asing bagiku, tak lama dia melihatku. Aku benar-benar terkejut melihatnya ternyata dia adalah perempuan yang pernah membuatku menaruh seluruh perasaan cintaku padanya, dia yang pernah memberi luka pada hatiku, dia yang pernah memberi harapan padaku, dan kini dia kembali ke hadapanku.
"Kenapa dia ada disini, kenapa dia kembali lagi ke hadapanku" batinkum Aku pun langsung membuang mukaku begitu saja, Aku tidak ingin menyapanya. Aku benar-benar tidak ingin bertemu lagi dengannya. Nafsu makanku lantas hilang saat itu, aku pun tidak jadi menuju ke kantin dan langsung menuju ke masjid.

Aku masih tidak percaya dengan apa yang kulihat. Sosok yang sudah lama kulupakan, sosok yang pernah menyakiti perasaan ku, harus muncul kembali di hadapanku. Aku lama menyendiri di masjid sampai tak terasa bel pulang sekolah berbunyi. Aku pun lantas segera keluar dari masjid.

Ketika aku berjalan keluar masjid, aku bertemu dengannya lagi, dan dia menyapaku

"Hai" katanya

Aku pun tidak bisa mengelak kali ini. Aku pun membalas perkataanya.

"Hai juga" jawabku sambil terbatah-batah

"Kamu apa kabar?"

"Alhamdulillah baik, kalo kamu?"

"Alhamdulillah baik juga"

"Kamu bukannya lagi di luar kota ya?"

"Oh ya, aku sekarang lagi belajar di kampung inggris, aku lagi libur dan aku diajak anak-anak kesekolah"

"Oh begitu"

Suasana seketika jadi canggung, aku tidak bisa berkata apa-apa, aku mengingat kembali kejadian pahit yang kualami bersamanya dulu.

"Kamu habis gini mau kemana?" Tanyanya

"Aku habis gini mau pulang, kenapa emang?"

"Kamu mau temenin aku sebentar gak?"

"Kemana?" Tanyaku

"Ke tugu pahlawan"

"Mau ngapain?"

"Ada yang mau tak bicarakan sama kamu"

"Bicara apa, apa gk bisa disini aja?"

"Diluar aja, gk enak dilihat orang"

Aku sebenarnya tidak mau keluar dengannya lagi, tapi aku tidak bisa menolak keinginannya, aku pun pergi dengannya.

Di perjalanan, kami sama sekali tidak berbicara sedikit pun. Kami benar-benar seperti orang asing. emosi,penyesalan, dan sakit hati bercampur jadi satu saat itu. "Tuhan mengapa hal ini harus terjadi lagi padaku, aku sudah melupakan semuanya, tapi mengapa engkau kembali membuatku mengenang rasa sakit yang pernah kualami ya tuhan, apa yang sebenarnya kau rencanakan pada hambamu ini ya Tuhan" Batinku.

15 menit berlalu kami pun akhirnya sampai di tugu pahlawan. Kami berkeliling sejenak di sekitar lapangan yg mengelilingi tugu besar itu. Aku heran dengan dirinya, apa yang membuatnya menjadi seperti ini, setelah sekian lama tidak ada kabar dia datang kepadaku lagi. Aku menghentikan langkahku saat itu juga.

"Apa yang sebenarnya kamu inginkan" tanyaku

Tak lama dia menghentikan langkahnya dan dia melihatku, aku memalingkan wajahku, aku belum berani melihat wajahnya.

"Setelah 1 tahun lamanya, kamu tiba-tiba kembali ke hadapanku, kamu memintaku untuk menjauh dari kehidupanmu, lalu mengapa kamu memintaku kembali ke kehidupanmu? Bukankah kamu sudah bahagia dengan orang yang kamu cintai itu, lalu mengapa kamu datang lagi kepadamu? Apakah kamu belum puas menyakiti hatiku? Apa yang sebenarnya kamu inginkan dariku?" Lanjut ku

"Maaf kalo aku tiba-tiba datang lagi kepadamu, Aku minta maaf kalo dulu tidak memberitahumu yang sebenarnya, aku memang sudah lama sama dia, bahkan semenjak kamu mendekatiku dia sudah lebih dulu hadir dalam hidupku, dan aku merasa nyaman bersamanya" jawabnya.

Aku terdiam saat itu, aku masih belum bisa memandang wajahnya, aku menutupi rasa kesalku padanya. Dan tak lama tangannya memegang tanganku.

"Aku minta maaf, maaf telah membuatmu menderita selama ini, aku sudah membuat hati mu sakit, terima kasih kamu sudah baik padaku dulu, aku tidak tau cara membalas semua kebaikanmu dulu, aku harap kamu mau memaafkanku" ucapnya

Tiba-tiba air mata keluar dari matanya. Aku tidak menyadari dia bakal se menyesal ini dan berusaha meminta maaf padaku.
Aku sadar, seharusnya aku yang meminta maaf padanya, aku benar-benar egois, dan aku tidak menyadarinya sejak awal. Aku berusaha menenangkannya dan mengusap air matanya.

"Aku yang seharusnya minta maaf, maaf kalo aku seegois ini, aku sadar harusnya aku tidak mengejarmu lagi setelah mengetahui kamu sudah memiliki orang lain. Aku benar-benar minta maaf" ujarku

"Aku udah maafkan kok, aku tau kamu ingin mempertahankan hubungan persahabatan kita, aku juga tidak mau persahabatan kita sampai disini saja, aku ingin kita terus menjadi sahabat sampai nanti"

"Tolong jangan lupakan diriku" ujarku

"Aku tidak akan melupakanmu, janji" jawabnya

Kini aku menyadari, bahwa takdir yang diberikan Tuhan tidak selamanya berakhir baik, kita tidak bisa memaksakan apa yang dia kehendak yang terpenting adalah bagaimana kita bisa menerimanya dengan ikhlas mensyukuri yang telah diberikan olehnya

~~TAMAT~~

TERIMA KASIH KEPADA YANG TELAH MEMBACA CERITA INI, SAMPAI BERTEMU DI CERITA-CERITA SELANJUTNYA, JANGAN LUPA VOTE YA, THX 😊😊😊

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Untukmu 1 Tahun Yang Akan DatangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang