Tears Behind The Painting 3

621 66 10
                                    

Sorry typo 🙏
Lanjut! 👇
.
.
.
.
.
.
"sayang"

"ermm"

"apa kau mahu bertemu dengan kedua orang tuaku?"

Aku terkejut. Aku takut ibu bapanya tidak merestui hubungan kami.
.
.
.
.
.
.
Normal pov

Chup

Perth mencium bibir Pete sekilas, Pete tersentak lalu memukul lengan Perth.

"phi!" protes Pete. "kamu kenapa diam saja emm, kamu takut orang tuaku tidak merestui hubungan ini?" tanya Perth. Pete menunduk lalu mengangguk.

Perth terkekeh lalu mengusak surai, coklat Pete gemas. "mereka tidak akan membenci mu sayang, iya mamaku selalu menjodohkan ku dengan pilihannya, tetapi aku tetap dengan pendirian ku, mencintai mu dan ingin membahagiakan mu" ucap Perth tulus.

Pete menghela nafas. Dia juga ingin menjadi yang terbaik untuk pangeran nya ini. Pete tersenyum lalu mengangguk. "kapan?" tanya Pete.

Perth juga ikut tersenyum. "besok mereka akan datang sayang, karna besok hari minggu." ucap Perth. Pete terdiam seketika. Setelah dia kembali menetralkan debaran jantungnya. "baiklah, aku siap phi, terima kasih karena berani memilihku menjadi sebagian dari hidupmu" ucap Pete.

"aku mencintaimu Pete" ucap Perth lalu mendekatkan bibir mereka sehingga bersentuhan. Bermula dari kecupan biasa hingga lumatan penuh cinta. Pete yang tidak tau apa apa hanya diam dan sesekali membalas ciuman Perth. "emmhh" Pete memukul pundak Perth pelan. Menandakan yang dia sudah kehabisan oksigen.

Perth dengan tidak rela melepaskan ciuman mereka. "mari kita tidur" ucap Perth lalu menggendong Pete menuju ke kamarnya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
"sial!" kesal Bua. "apa yang harus aku lakukan" ucap Bua.

"kamu kenapa sayang?" ucap ayah Bua, James. Dia. Memasuki kamar putrinya itu. "pao, pho" ucap Bua.

"bagaimana? Apa dia masih bersikeras untuk tidak mengahwini mu?" ucap James dengan nada serius. Bua mengangguk lemah. James menghembuskan nafas kasar.

"kita harus bisa mengambil alih perusahaan nya, hanya itu satu satu cara untuk membalas dendam pada keluarga sialan itu!" ucap James penuh penekanan.

"sebenarnya, apa yang mereka lakukan pada pho?" tanya Bua heran. Karna selama ini, dia hanya mengikuti kemahuan phonya, agar mengahwini salah satu putra Tuan Sukumpantanasan.

Iya, Perth mempunyai seorang kakak bernama Title Kirati Sukumpantanasan . Title tinggal dikorea sejak lulus sma, dengan alasan ingin hidup mandiri. Perth dan Title mempunyai keperibadian yang sama, sangat suka hidup mandiri dan tidak suka hanya bergantung pada orang tua mereka. Title berumur 27 tahun dan sampai saat ini masih menetap dikorea bersama dengan istrinya, Earth Katsamonnat. Seorang laki laki berdarah campuran thailand-korea. Tinggal dikorea bersama dengan ibunya.

James melirik putri nya lalu berkata,

"pho tidak bisa memberitahumu saat ini, karna pasti kamu akan menilai pho seorang yang egois, tetapi apa yang bisa pho katakan, mereka itu keluarga yang benar benar brengsek!" ucap James lalu keluar dari kamar putrinya itu.

Bua menghela nafas panjang. Dia kembali melihat ke layar ponselnya. "akan aku buang memori pahit yang pernah keluarga mu lakukan pada phoku, Perth" ucap Bua lalu tersenyum licik.
.
.
.
.
.
.
Keesokan harinya

Ting.. Tong..

Perth yang sedang tertidur pulas sambil memeluk pinggang kekasihnya posesif mulai terbangun saat mendengar suara ketukan pintu. Dia melirik jam tangannya yang berada diatas meja sisi katilnya. Jam 7:30. Perth mengucek matanya sebentar lalu bangun dari ranjang besarnya. Tidak lupa mengecup kening Pete sekilas lalu berjalan kearah pintu apartmennya.

Tears Behind The Painting (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang