Pulang

1 0 0
                                    

    Di pagi hari 31 Maret 2019 saya bersiap untuk pulang ke Tasik bersama ayah saya. Kejadian semalam masih terngiang dalam pikiran saya, apakah itu mimpi atau realita. Sangat tidak disangka saya dapat bertemu dengannya di Rumah Sakit. Apakah ini sudah takdir saya? Atau bahkan jodoh saya? Entahlah, kita nikmati saja alur cerita hidup ini. Jika dia memang milik saya, dia takkan pernah pergi meninggalkan saya.
   pukul 8 pagi dihari minggu saya mulai berangkat bersama ayah saya. Selama perjalanan saya masih memikirkan kejadian semalam, itu sangat realita. Dan saya pulang untuk membawa bekal baju untuk menginap beberapa hari di Garut, tepatnya di IGD menemani kakek saya. Karena rumah yang biasa saya inapi adalah rumah kakek nenek saya. Dan saat ini kakek saya sedang dirawat.
    Dengan memberanikan diri, saya bertekad untuk menginap di IGD. Oh ya, saat itu kakek saya di diagnosa terkena infeksi paru-paru, namun itu belum pasti.
    Saya tiba di Tasikmalaya sekitar pukul 9 pagi, karena ayah saya selalu menjalankan mobil dengan kecepatan tinggi. Kejadian semalam sangat membekas di pikiran saya, sampai rumah pun saya masih memikirkannya. Saya masih ragu apakah itu mimpi atau bukan.
    Pada saat tiba ditasik juga saya  kurang sehat, mungkin karena begadang dan cuaca dingin saat diGarut. Saya berpikir kembali apakah saya akan berangkat ke Garut esok hari atau tidak. Saya sangat bingung, saat itu saya sedang sakit dan disisi lain ada seseorang yang menunggu saya. Dia adalah Inggi, yang berhasil membuat saya jatuh cinta.
    Dengan memaksakan diri, saya memutuskan untuk pergi besok pagi tanggal 1 April 2019. Dan hari ini saya menyiapkan perbekalan untuk besok. Mulai dari pakaian, keuangan, dan keberanian diri.
    Malam pun tiba, saya menchat Inggi untuk memberitahunya bahwa besok saya jadi ke Garut.
    "Halo gii, besok saya jadi ke Garut nih, kamu bisa kan anter aku keliling Garut?"
    "Halo juga han, bisa dong ayo."
    "Besok kita kemana gii?"
    "disini banyaknya wisata alam, kamu mau ngga?"
    "Ohh mau dong asalkan bareng kamu, aku pasti mau."
    "kenapa harus aku?"
    "Karena kamu baik."
    "Hehehe."
    Hari semakin larut dan kami pun tidur untuk mempersiapkan mental dan rasa. Karena besok akan menjadi tur pertama kami dengan status yang masih "pertemanan". Saya belum berani untuk menembaknya padahal saya sudah sangat jatuh cinta. Selamat malam kekasih impian saya, ucap dalam hati terdalam.

PertemuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang