SISTERLILLAH:BAB3

292 9 0
                                    

"Assalamualaikum," Raina melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah. Seperti biasa, Raina mengucapkan salam nya terlebih dahulu.

"Waalaikumussalam warahmatullah" ummi menjawab, disertai dengan fahri abangnya yang tengah minum.

"Tumben pulang sore dek?" Fahri bertanya.

"Iya bang, tadi diajak Deeva antar dia," jawabnya.

"Kemana?"

"Gramedia, kenapa?"

"Engga" tukasnya,

"Bersih-bersih, ganti baju, langsung makan, ya," titah umminya.

"Iya mi, Raina ke atas dulu" balas Raina.

"Sudah sholat?"

"Sudah mi"

***

Raina mengikuti perintah dari ummi nya. Ia membersihkan seluruh tubuhnya, dengan mandi, menyikat gigi, mencuci muka, dan berganti pakaian.

Raina meletakan baju kotornya kedalam wadah yang telah disediakan. Ia memilah beberapa pakaian yang akan ia pisahkan.

Diatas bed yang terbalut bed cover, Raina merebahkan tubuhnya. Ia merasa sangat lelah hari ini. Raina merubah posisi rebahannya. Semula terlentang, kini menyamping.

Raina melihat tas berwarna pink nya. Seketika, ia beranjak dari tempat tidur nya. Ia membuka, dan merogoh isi tas di dalamnya.

Raina mengambil beberapa benda disana. Ia mengambil kotak warna merah pemberian Azka, buku novel pemberian Naufal, dua buku novel yang ia beli sendiri, serta satu buku lagi pemberian Azka.

Terlebih dahulu, Raina membuka kotak pemberian dari Azka. Tak disangka, ternyata Asks memberikan tasbih cantik untuknya. Raina menemukan secarik kertas didalam nya. Ia mengambil kertas, kemudian membacanya.

📨📨📨

Tak sedikit wanita menyukai tasbih sebagai hadiah nya, dan aku harap, kamu salah satunya.

-Azka Raihan


Blush! Pipi Raina memerah. Hati nya merekah-rekah. Jantung nya berdegup cepat dengan ritme tak biasanya.

Raina menutup kotak berwarna merah. Disimpannya, kotak itu di meja belajar putih milik dirinya. Raina menghela napas, dan duduk diatas bed nya.

"Astaghfirullah," Raina mengusap wajah nya. Mencoba menetralkan hati dan pikirannya. Jantung nya berdegup kencang, dan dada nya berdebar-debar.

Berkali-kali Raina mengucap istighfar, sampai debaran itu hilang.

Raina berkata, "Perasaan apa ini?" Seumur hidupnya, baru pertama kali Raina merasakan debaran seperti ini. Ia tak pernah merasakannya.

"Fahri! Raina! Makan dulu!"

"Iya mi, Raina turun!" Serunya.

Karena ummi nya memanggilnya, Raina meletakkan kembali novel pemberian dari Naufal. Raina meletakan nya dimeja belajar, berdampingan dengan kotak pemberian Azka.

Raina membuka pintu kamar, mulai menuruni satu persatu anak tangga.

Suara piring, sendok, dan garpu berdenting nyaring. Canda ria, dan suka cita, kini dirasakan keempat anggota keluarga

SISTERLILLAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang