Club House.
"Gela ya, Kenzo udah tepar ajah di sofa ama cewek-cewek"
Alvaro menatap tajam Kenzo yang berada jauh 5 meter dari mereka. Sudah ia duga, Kenzo memang orang yang tidak memiliki perasaan. Bagaimana reaksi Reva jika ia mengetahui ini semua?.
"Gua mau gabung sama Kenzo. Lu gak mau?" Tawar Matteo menenteng gelas kecilnya. Tentu saja Alvaro menolaknya. Melihat kelakuan Kenzo saja membuatnya muak. Apalagi jika berada disampingnya.
"Sana lu ke Kenzo. Nanti kalo udah kelewatan, bunuh aja" suruh Alvaro mendorong Matteo ke arah tempat Kenzo berada.
Matteo langsung meninggalkan Alvaro sendiri di depan bar. Dilihatnya Matteo yang langsung heboh sendiri menyapa orang-orang di sekitar Kenzo.
Ingin sekali rasanya Alvaro memberitahu kelakuan Kenzo yang keterlaluan pada Reva. Tapi sayangnya ia tak ingin mematahkan hati gadis yang dicintainya. Andai saja Alvaro yang memiliki hati Reva, ia sudah pasti menyayangi juga menjaganya sepenuh hati. Tidak seperti Kenzo yang tiap malamnya suka nokrong dengan cewek-cewek penari di kelab.
Drrrt~~
Hape Alvaro bergetar.
Revanya:).
Buru-buru Alvaro keluar dari kelab dan menjawab telfon dari Reva.
"Halo rev? Kenapa ya?"
"Alvaro? Kamu di kelab lagi? Sama kenzo? Brisik soalnya"
"Sori rev, iya gua di kelab bareng anak-anak"
"Harusnya kalian jangan sering kesana tau"
"Iya rev, sori ya. Gua gak mabuk kok tenang aja"
"Kalo Kenzo? Pasti dia mabuk kan? Tadi gua telfon gak diangkat soalnya"
Dipikiran kamu cuman Kenzo ya Rev?, batin Alvaro.
"Iya dia mabuk. Nanti yang nyetir mobil gua kok. Jadi lu tenang aja ya"
"Makasih ya Al, Lu emang selalu bisa diandalin"
"Iya" Alvaro tersenyum simpul.
"Gua matikan dulu ya. Kalo udah pulang, suruh Kenzo telpon gua"
"Hmm"
Tuuut.
Alvaro menghela panjang nafasnya. Mendengar suara Reva tadi membuatnya tidak kuat. Jujur saja, setelah melihat betapa sayangnya Reva kepada Kenzo membuatnya ingin move on. Tapi sekali lagi Alvaro tidak ingin Reva di miliki oleh orang yang tidak berperasaan seperti Kenzo.
Alvaro tidak bisa membenci Kenzo sepenuhnya hanya karena Kenzo tidak mencintai Reva dengan sungguh-sungguh. Saat ini Alvaro hanya bisa bersabar.
Puk!
Alvaro melirik sekilas Delvin yang menepuk pundaknya perlahan. Alvaro kembali menatap kosong parkiran yang didepannya. Delvin yang melihatraut wajah galau Alvaro pun angkat bicara.
"Galau mas?"
Alvaro terkekeh pelan. Ada saja temannya yang setia menemani dan menghiburnya.
"Ya gitu vin. Gua capek hidup tapi takut mati"
Delvin mengerutkan dahinya. Ia mengeluarkan rokok dari saku celananya dan menawarkan Alvaro sebatang rokok.
"Gua lagi malas ngerokok vin. Lu aja gantiin gua ngerokok" tolak Alvaro mendorong tangan Delvin yang memegang puntung rokok. Delvin mengedikkan bahu dan menjepit batang rokok dengan bibirnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/212877603-288-k354857.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Eccedentesiast
RomanceAlvaro Argi Naruna, Cowok yang selama ini mencintai dalam diam. punya keinginan untuk memilikinya tetapi ia sudah jadi milik orang lain. Alvaro menyembunyikan rasa sakit dengan senyuman. bisakah Alvaro mendapat hati Revanya Madeline, cewek yang ia c...